Perilaku Sub-model Manajemen Lalulintas Skenario 3

Gambar 71. Pertumbuhan Kecepatan Kendaraan, Kepadatan Volume Per Kapasitas, LHR dan Pendapatan Ruas Jalan Tol Cikarang Utama – Cikampek Dari grafik hasil simulasi sub-model Manajemen Lalulintas yang terdapat pada Gambar 71 dapat disimpulkan bahwa selama kurun waktu 20 tahun dari tahun 2010 sampai 2030, rasio volume per kapasitas mengalami kenaikan dari 0,16 menjadi 0,27, Lalulintas Harian Rata-rata mengalami kenaikan dari 28.000 kendaran per hari menjadi 116.000 kendaraan per hari, pendapatan mengalami kenaikan dari 37,7 milyar menjadi 39 milyar, sedangkan kecepatan mengalami penurunan dari 70,60 kmjam menjadi 67,8 kmjam. Kondisi variabel-variabel ini menunjukkan bahwa adanya kehilangan sebagian kapasitas jalan tol akibat rendahnya kecepatan yang ada. seharusnya kecepatan lalulintas dapat mencapai 90 kmjam hingga 120 kmjam untuk nilai rasio volume per kapasitas jalan tol antara 0,16 sampai 0,27 Gambar 72. Pertumbuhan Kecepatan Kendaraan, Hambatan Transaksi, dan Hambatan Kecelakaan Ruas Jalan Tol Cikarang Utama-Cikampek Dari grafik hasil simulasi sub-model Manajemen Lalulintas pada Gambar 72 dapat disimpulkan bahwa hambatan transaksi mengalami kenaikan dari 0,016 menjadi 0,027 dan hambatan kecelakaan mengalami kenaikan dari 0,033 menjadi 0,054. Sedangkan kecepatan mengalami penurunan dari 70,60 kmjam menjadi 67,80 kmjam. Kondisi ketiga variabel ini mengindikasikan adanya penggunaan bahu jalan ketika hambatan kecelakaan dan hambatan transaksi cukup rendah namun kecepatan lalulintas mengalami penurunan dari 70,60 kmjam menjadi 67,80 kmjam. Gambar 73. Pertumbuhan Kecepatan Kendaraan, Hambatan Transaski, Hambatan Kecelakaan, Kepadatan Volume Per Kapasitas, LHR dan Pendapatan Ruas Jalan Tol Cikarang Utama- Cikampek Pada Gambar 73 ditampilkan grafik hasil simulasi sub-model Manajemen lalulintas, yang merupakan gabungan antara variabel-variabel yang terdapat pada Gambar 71 dan 72. Dari gabungan variabel-variabel tersebut dapat dinyatakan bahwa selama kurun waktu 20 tahun, yaitu dari tahun 2010 hingga 2030, variabel-variabel yang mengalami kenaikan adalah pendapatan, LHR, rasio volume per kapasitas, hambatan kecelakaan, dan hambatan transaksi. Sedangkan kecepatan mengalami penurunan. Hasil simulasi ini menunjukkan bahwa bahwa tingkat pelayanan jalan tol belum tercapai dengan indikasi rendahnya kecepatan lallintas di jalan tol.

7.6. Perilaku Model Hasil Simulasi Skenario 4

7.6.1. Perilaku Sub-model Tata Guna Lahan, Kondisi Fisik Jalan Tol Serta Lingkungan Skenario 4

Setelah diadakan perubahan parameter sesuai dengan alternatif skenario yang diinginkan skenario 4, diperoleh grafik-grafik perilaku model sebagai hasil simulasi dari alternatif kebijakan tersebut. Grafik-grafik hasil simulasi tersebut disajikan pada Gambar 74 sampai 79. Gambar 74. Pertumbuhan LHR, Pendapatan, Dana OM Kondisi Jalan, dan Kondisi Jalan Ruas Jalan Tol Cikarang Utama- Cikampek Dari grafik hasil simulasi sub-model Sistem Tata Guna Lahan, Kondisi Fisik Jalan Tol dan Lingkungan yang terdapat pada Gambar 74 dapat disimpulkan bahwa selama kurun waktu 20 tahun, dari tahun 2010 sampai 2030, Lalulintas Harian Rata-rata mengalami kenaikan sangat signifikan dari 28.000 kendaraan per hari menjadi 116.000 kendaraan per hari, pendapatan mengalami kenaikan dari 37,7 miliar menjadi menjadi 39 milyar, sedangan biaya pengoperasian dan pemeliharaan juga mengalami kenaikan dari 3,54 milyar menjadi 7,839 milyar. Sedangkan kondisi jalan mengalami peningkatan kualitas, walaupun masih belum meme nuhi standar pelayanan karena nilainya masih berkisar antara 0,825 sampai 0, 842. Gambar 75. Pertumbuhan Kecepatan Kendaraan, Rasio Volume per Kapasitas, dan Tingkat Pelayanan Jalan Tol Ruas Jalan Tol Cikarang Utama – Cikampek Dari grafik hasil simulasi sub-model Sistem Tata Guna Lahan, Kondisi Fisik Jalan Tol, dan Lingkungan yang terdapat pada Gambar 75 dapat dinyatakan bahwa dalam kurun waktu 20 tahun, yaitu dari tahun 2010 hingga 2030, rasio volume per kapasitas jalan tol mengalami kenaikan dari 0,160 menjadi 0,28. Walaupun meningkat, rentang nilai ini menunjukkan bahwa kondisi lalulintas masih sangat lancar karena nilai rasio tersebut masih lebih kecil dari 0,85. Tingkat pelayanan jalan tol mengalami penurunan dari 0,951 menjadi 0,916. Selain itu kecepatan lalulintas juga mengalami penurunan dari 82,40 kmjam menjadi 85,60 kmjam.