Identifikasi Sistem Analisis Dinamik

Gambar 29. Causal Loops Sub-model Sistem Tata Guna Lahan, Kondisi Fisik Jalan Tol dan Lingkungan Gambar 30. Causal Loops Sub-model Sistem Manajemen Lalulintas b. Diagram Kotak Gelap; Bila sistem pelayanan jalan tol ini dilihat dari proses input dan output, sistem ini dapat dianggap sebagai diagram input output. Diagram input output menggambarkan masukan input dan keluaran output dalam sistem yang dikembangkan, Sesuai dengan kompleksitasnya masalah tingkat pelayanan, secara garis besar masukan input terbagi menjadi dua, yaitu: 1 masukan yang terkendali controllable input, dan masukan yang tidak dapat dikendalikan uncontrollable input. Demikian pula keluaran dari sistem juga terbagi menjadi dua, yaitu keluaran output yang dikehendaki desirable output dan keluaran yang tidak dikehendaki undesirable output. Melalui mekanisme pengendalian manajemen, output yang tidak dikehendaki diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk melakukan peninjauan ulang terhadap faktor input, khususnya input yang tak terkendalikan. Diagram input output ini akan memberikan gambaran masukan input dan keluaran output serta manajemen pengendalian terhadap output yang tidak dikehendaki untuk menjadi input sistem yang terkontrol. Gambar 31. Diagram Kotak Gelap INPUT TIDAK TERKONTROL • Pertumbuhan volume lalulintas • Junlah pendiuduk • Perubahan inflasi • Urbanisasi penduduk • Perubahan land use disekitar jalan tol • Regulasiperaturan • Sikap perilaku pengguna jalan tol INPUT LINGKUNGAN • Kondisi Iklim, curah hujan dan letak geografis OUTPUT DIKEHENDAKI • Kapasitas yang memadai • Volume lalulintas yang terukur • Tercapainya SPM • Keseimbangan VolumeKapasitas 1 • Tarif terjangkau dan peningkatan pendapatan • Tercapainya level of service secara maksimal • Pengendalian land use • Pengendalian akses masuk jalan tol • Terlaksananya pelaksanaan OM dan INPUT TERKONTROL • Tersedianya biaya penanganan jalan tol • Tersedianya fasilitas penunjang pengoperasian jalan told an sumber daya manusia yang memadai • Tarif jalan tol OUTPUT TIDAK DIKEHENDAKI • Tingginya BOK melalui Jalan Tol • Pencemaran udara dan meningkatnya kebisingan • Menurunnya investasi dan terpuruknya kondisi ekonomi • Gangguan kesehatan • Perubahan land use tidak sesuai tata ruang • Rendahnya Anggaran Biaya OM • Perubahan dalam konstruksi IRI, Rouhness, dll akbat menurunya SPM Model Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Tingkat Pelayanan Jalan Tol FEED BACK c. Diagram Alir Struktur Model; Pembuatan diagram alir didasarkan atas persamaan sistem dinamik yang mencakup keadaan level. Aliran flow, auxiliary, dan konstanta constant dan digambarkan dengan lambang-lambang untuk digunakan dalam pembuatan struktur model untuk operasi komputer dalam melakukan simulasi. Keadaan K Laju Masukan LM Laju Keluaran LK atau Keadaan K Laju Masukan LM Laju Keluaran LK Gambar 32. Laju Masukan dan Keluaran Dalam operasi komputer, Gambar 32 memiliki persamaan sebagai berikut: Flow K = -dt.LK + dt.LM dengan: Init K = Nilai kondisi awal keadaan Flow K = Aliran masuk dan keluar untuk keadaan K Dt = interval waktu simulasi unit waktu

4.6. Pemodelan

Pemodelan merupakan tahap pembuatan model blok matematis equotation masing-masing sub-sistem untuk dapat dikomputasi. Penelitian ini menggunakan 4 sub-model dengan masing-masing komponen yang saling terkait dalam upaya pengelolaan tingkat pelayanan jalan tol. Keempat komponen yang saling terkait akan diteliti dan dianalisis untuk menghasilkan suatu model pengelolaan tingkat pelayanan jalan tol. Analisis komponen lingkungan dianalisis secara deskriptif, analisis pencemaran udara ambient dan analisis kebisingan, Principal Component Analysis PCA terhadap hasil kajian tataguna lahan dan analisis deskriptif. Komponen kondisi fisik jalan tol akan dianalisis secara analisis lalulintas, analisis finansial dan deskriptif. Komponen manajemen lalulintas dianalisis secara analisis deskriftif. a. Komponen Tataguna lahan; dalam tahap ini penelitian dilakukan terhadap: • Identifikasi kondisi umum di lapangan untuk mengetahui jenis penggunaan lahan di wilayah kajian berdasarkan peta Bakosurtanal. Peruntukan lahan yang perlu diperhatikan meliputi aktivitas industri atau pabrik, pemukiman penduduk, hutan lindung, perkebunan, suaka margasatwa, dan situs purbakala; • Peraturan Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, Undang-undang, dan Keputusan Menteri menyangkut penetapan suatu wilayah sebagai hutan lindung, suaka margasatwa, dan situs purbakala; • Kebijakan arah pembangunan yang dituangkan dalam RUTRW atau RUTR KotaKabupaten; • Kesesuaian antara tataguna lahan eksisting dengan ketentuan yang berlaku; • Tingkat kontribusi pembangunan jalan tol terhadap pertumbuhan ekonomi dari wilayah kajian; • Potensi pemakai jalan tol yang berasal atau menuju wilayah kajian; • Kebijakan Transportasi Nasional, khususnya jalan tol; • Volume Lalulintas; • Jenis atau Golongan Kendaraan; • Data Sekunder Laporan Volume Lalulintas dan Transaksi PT Jasa Marga; dan • Kecepatan Lalulintas. b. Komponen Lingkungan Pencemaran Udara dan Kebisingan; pada penelitian ini meliputi kecepatan lalulintas, volume lalulintas, kadar pencemaran, kadar kebisingan, dan indeks kualitas udara c. Komponen Fisik Jalan Tol; Jaringan jalan di wilayah penelitian akan menimbulkan bangkitan perjalanan menuju ruas jalan tol Jakarta-Cikampek