Perilaku Sub-model Manajemen Lalulintas Skenario 1

Gambar 54. Pertumbuhan Kecepatan Kendaraan, Rasio Volume per Kapasitas, LHR, dan Pendapatan Ruas Jalan Tol Cikarang Utama – Cikampek Dari grafik hasil simulasi sub-model Manajemen Lalulintas yang ditampilkan pada Gambar 54 dapat dinyatakan bahwa selama kurun waktu 20 tahun, dari tahun 2010 sampai 2030, rasio volume per kapasitas mengalami kenaikan dari 0,19 menjadi 0,32, Lalulintas Harian Rata-rata mengalami kenaikan dari 28.000 kendaran per hari menjadi 116.000 kendaraan per hari, pendapatan juga mengalami kenaikan dari 37,7 milyar menjadi 39 milar, sedangkan kecepatan mengalami penurunan dari 69,70 kmjam menjadi 66,70 kmjam. Kondisi variabel-variabel ini mengindikasikan adanya kehilangan sebagian kapasitas jalan tol akibat rendahnya kecepatan yang ada. Seharusnya dengan rasio volume per kapasitas jalan tol antara 0,190 sampai 0,320, kecepatan lalulintas dapat mencapai 90 kmjam hingga 120 kmjam Gambar 55. Pertumbuhan Kecepatan Kendaraan, Hambatan Transaksi, dan Hambatan Kecelakaan Ruas Jalan Tol Cikarang Utama–Cikampek Hasil simulasi sub-model Manajemen Lalulintas dapat dilihat pada Gambar 50. Hasil simulasi ini menunjukkan bahwa pada kurun waktu 20 tahun, yaitu dari tahun 2010 sampai 2030, hambatan transaksi mengalami kenaikan dari 0,019 menjadi 0,032, hambatan kecelakaan mengalami kenaikan dari 0,039 menjadi 0,064, sedangkan kecepatan mengalami penurunan dari 69,70 kmjam menjadi 66,30 kmjam. Kondisi ketiga variabel ini mengindikasikan bahwa adanya penggunaan bahu jalan ketika hambatan kecelakaan dan hambatan transaksi cukup rendah namun kecepatan lalulintas mengalami penurunan dari 69,70 kmjam menjadi 66,30 kmjam. Gambar 56. Pertumbuhan Kecepatan Kendaraan, Hambatan Transaksi, Hambatan Kecelakaan, Kepadatan Volume Per Kapasitas, LHR dan Pendapatan Ruas Jalan Tol Cikarang Utama – Cikampek Gambar 56 menyajikan grafik hasil simulasi sub-model Manajemen lalulintas, yang merupakan gabungan antara variabel-variabel yang terdapat pada Gambar 54 dan 55. Dari gabungan variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa selama kurun waktu 20 tahun variabel-variabel yang mengalami kenaikan adalah pendapatan, LHR, Volume per kapasitas, hambatan kecelakaan, hambatan transaksi, sedangkan kecepatan mengalami penurunan, dari hasil simulasi ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pelayanan jalan tol belum tercapai dengan indikasi kenaikan rendahnya kecepatan lallintas jalan tol.

7.4. Perilaku Model Hasil Simulasi Skenario 2

7.4.1. Perilaku Sub-model Manajemen Lalulintas Skenario 2

Setelah diadakan perubahan parameter sesuai dengan skenario yang diinginkan, yaitu skenario 2, diperoleh grafik-grafik perilaku model yang merupakan hasil-hasil simulasi skenario tersebut, sebagaimana yang terdapat pada Gambar 57 sampai 62. Gambar 57. Pertumbuhan LHR, Pendapatan, Kecepatan Kendaraan, Hambatan Kecelakaan, dan Rasio Volume per Kapasitas Ruas Jalan Tol Cikarang Utama – Cikampek Dari grafik hasil simulasi sub-model Manajemen Lalulintas pada Gambar 57 dapat disimpulkan bahwa selama kurun waktu 20 tahun, dari tahun 2010 sampai 2030, rasio volume per kapasitas mengalami kenaikan dari 0,16 menjadi 0,25, Lalulintas Harian Rata-rata mengalami kenaikan dari 28.000 kendaran per hari menjadi 117.000 kendaraan per hari, pendapatan juga mengalami kenaikan dari 37,7 milyar menjadi 39 milyar, sedangkan kecepatan mengalami penurunan dari 70,80 kmjam menjadi 68,20 kmjam. Kondisi variabel-variabel ini menunjukkan adanya kehilangan beberapa bagian kapasitas jalan tol akibat rendahnya kecepatan yang ada. Seharusnya dengan kondisi rasio volume per kapasitas jalan tol antara 0,160 sampai 0,25, kecepatan dapat mencapai 90 kmjam sampai 120 kmjam.