Kondisi Umum Wilayah Studi

Gambar 18. Batas Administratif Jalan Tol Jakarta-Cikampek

3.2. Kondisi Tofografi dan Hidrologi

Jalan tol Jakarta-Cikampek terletak pada dataran pantai Jayakarta, yang merupakan bagian dari pegunungan zona Bogor bagian utara Gambar 19. Lahan jalan tol ini berada pada variasi ketinggian 16-25 m, dari KM 0 hingga KM 40, dan pada ketinggian bervariasi antara 25-64 m di bagian timur, mulai dari KM 40 hingga akhir ruas jalan tol ini. Berdasarkan peta geologi lembar Jakarta dan Karawang diketahui bahwa wilayah ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek ini bagian dari permukaan tersusun oleh endapan aluvium, yang terdiri atas endapan banjir, endapan sungai Resen, endapan sungai purba, dan endapan pematang pantai. Endapan bersifat vulkanis berumur pliosen serta batu lempung dan batu gamping berumur miosen. Struktur geologi yang berkembang di sepanjang jalan tol dan sekitarnya adalah struktur lipatan dan sesar. Struktur lipatan merupakan struktur sinklin dan antiklin dengan arah Barat Laut-Tenggara dan Barat-Timur. Sedangkan struktur sesar terdapat pada sebelah selatan jalan tol. Kemiringan lereng Ruang Milik Jalan sepanjang ruas jalan tol ini dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, seperti yang terdapat pada Tabel 16. Tabel 16. Kemiringan Lereng Rumija Jalan Tol Jakarta-Cikampek No. Kelas Lereng Total Panjang Segmen km Lokasi Lereng 1. 0 – 8 63,5 KM 0 – KM 39,5 KM 40,5 – KM 43 KM 45 – KM 49 KM53 – KM 64 KM 65 – KM 69 KM 71 – KM 73 2. 8 – 15 7,5 KM 39,5 – KM 40,5 KM 43 – KM 45 KM 49,5 – KM 50,5 KM 64 – KM 65 KM 69 – KM 71 3. 15 2,5 KM 50,5 – KM 53 Sumber: Jasa Marga, 2005 Jalan tol Jakarta-Cikampek mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sepanjang ruas. Hal ini disebabkan ruas jalan tol Jakarta-Cikampek ini berada pada kondisi topografi yang berbeda-beda. Kondisi topografi sepanjang jalan tol Jakarta-Cikampek meliputi daerah datar, lembah dan berbukit-bukit, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 20. Namun pada saat dibangun, jalan tol sudah dirancang sedemikian rupa menjadi jalan yang datar. Ruas jalan tol yang melewati wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Kota Bekasi relatif datar, sedangkan ruas jalan yang terletak di wilayah Kabupaten Karawang berada pada wilayah yang berbukit-bukit. Ruas jalan tol Jakarta-Cikampek juga melintasi daerah aliran sungai atau daerah lembah, yaitu di Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Teluk Jambe, dan Kecamatan Klari. Untuk memenuhi standar pembangunan jalan tol, pada tahap konstruksi telah dilakukan pekerjaan atau pengupasan clearing and grubbing serta pekerjaan penggalian dan penimbunan. Aktivitas penggalian dan penimbunan banyak dilakukan pada bagian-bagian cekungan, rawa, dan daerah banjir. Kondisi hidrologi jalan tol Jakarta-Cikampek digambarkan dengan keberadaan sungai sepanjang ruas jalan. Sepanjang ruas tersebut terdapat 4 sungai utama, dari arah barat ke timur berturut-turut, meliputi kali Bekasi, Cikarang, Cibeet, dan Citarum. Di antara sungai-sungai tersebut terdapat juga sungai-sungai kecil, yaitu kali Jambe, kali Sadang, dan Cikedokan. Sungai- sungai kecil ini terletak di antara kali Bekasi dan Cikarang. Di antara Cikarang dan Citarum terdapat Cilemahabang, Cibarebeg, Cibarengkok, Kali Tanjung, dan Cisubah. Di antara Citarum-Cibeet terdapat Cirandeui, Cikaranggelam, dan Cimahi. Sungai-sungai tersebut mengalir ke utara dan bermuara di Laut Jawa. Pola aliran anak-anak sungai pada umumnya dendritik, tetapi secara keseluruhan sungai-sungai yang ada bertipe aliran radial dan berbentuk kipas. Dengan adanya sungai-sungai, di sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek ini telah dibuat jembatan pada sungai-sungai tersebut. Ukuran-ukuran jembatan pada sungai-sungai besar disajikan pada Table 17. Tabel 17. Ukuran Jembatan pada Sungai-Sungai yang Dilewati Jalan Tol Lokasi Jembatan Lebar Sungai m Lebar Jembatan m Kali Bekasi 58,6 64 Citarum 63,3 70 Cikarang 31,4 40 Cibeet 52,0 60 Sumber: Jasa Marga, 2005