dan jumlah panjang jaringan jalan yang mencukupi aspek aksesibilitas dan mobilitas.
Secara umum terdapat kaidah penentuan utilisasi SPM dalam menyusun kebutuhan penanganan jalan untuk semua ruas jalan Provinsi, yaitu:
1. Untuk mencapai target 100 jalan mantap konstruksi, ruas jalan yang saat ini berada dalam kondisi baik ditangani dengan pemeliharaan rutin, ruas
jalan yang saat ini dalam kondisi sedang ditangani dengan pemeliharaan berkala, dan ruas jalan yang saat ini dalam kondisi rusak ditangani dengan
peningkatan struktur perkerasan jalan restructuring.
2. Untuk mencapai target 100 jalan mantap layanan lalulintas, ruas jalan yang saat ini dalam kondisi macet ditangani dengan peningkatan kapasitas
atau pelebaran jalan. 3. Kebutuhan pembangunan jalan baru ditentukan oleh tingkat aksesibilitas dan
mobilitas wilayah dan prediksi kebutuhan jaringan jalan untuk pengembangan wilayah.
Dalam kaitan ini penyelenggara jalan harus mengakomodir tuntutan publik terhadap SPM dengan mengikuti normakaidahaspek di bidang investasi jalan,
yang meliputi aspek-aspek efisiensi, efektivitas, ekonomi investasi, dan aspek kesinambungan. Untuk menentukan kondisi konstruksi jalan, Direktorat Jenderal
Bina Marga memanfaatkan parameter IRI International Roughness Index,
seperti yang disajikan pada Tabel 5. Sedangkan untuk menentukan kondisi
layanan lalulintas, kebutuhan pelebaran jalan hanya diperlukan untuk ruas jalan dengan rasio volume terhadap kapasitas volume to capacity ratio, VCR lebih
besar daripada 0,8 yang merupakan batas maksimum ketika lalulintas dapat dikatakan dalam kondisi normal dan stabil.
Standar Pelayanan Minimal untuk jalan tol telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 392PRTM2005. SPM ini merupakan ukuran yang
harus dicapai dalam pelaksanaan penyelenggaraan jalan tol dan diselenggarakan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sebagai
pengguna jalan tol. Dalam Permen PU ini disebutkan bahwa pelayanan minimal jalan tol meliputi substansi pelayanan pasal 3 kondisi jalan tol, kecepatan
tempuh rata-rata, aksesibilitas, mobilitas, keselamatan, dan unit pertolongan atau penyelamatan dan bantuan pelayanan. Cakupan dan tolak ukur standar
pelayanan minimal jalan tol dijabarkan pada Tabel 6.
Tabel 4. Standar Pelayanan Minimal Jalan
No. Bidang
Pelayanan Standar Pelayanan
Keterangan
Kuantitas Kualitas
Cakupan KonsumsiProduksi
1. Jaringan Jalan
A. Aspek Aksesibilitas
seluruh jaringan
Kepadatan Penduduk jiwakm
2
Indeks Aksesibilitas
Panjang jalanluas kmkm
2
sangat tinggi 5000 5,0
tinggi 1000 1,5
sedang 500 0,5
rendah 100 0,15
sangat rendah 100 0,05
B. Aspek Mobilitas seluruh jaringan
PDRB per kapita Juta Rpkapitatahun
Indeks Mobilitas
panjang jalan per 1000 penduduk
sangat tinggi 10 5,0
tinggi 5 2,0
sedang 2 1,0
rendah 1 0,5
sangat rendah 1 0,2
C. Aspek Kecelakaan seluruh jaringan pemakai jalan
Indeks Kecelakaan 1
Kecelakaan per 100.000 km. kend.
Kepadatan Penduduk jiwakm
2
Indeks Kecelakaan 2
kecelakaankmtahun
sangat tinggi: 5000 tinggi: 1000 - 5000
sedang: 500 – 1000 rendah: 100 – 500
sangat rendah: 100
2 Ruas Jalan
A. Kondisi Jalan
Lebar Jalan Min. Volume Lalulintas kendhari
Kondisi Jalan
2x7m LHR 20000
sedang; IRI 6; RCI 6,5
7m 8000 LHR 20000
sedang; IRI 6; RCI 6,5
6m 3000 LHR 8000
sedang; IRI 8; RCI 5,5
4,5m LHR 3000
sedang; iIRI 8; RCI 5,5
B. Kondisi Pelayanan
Fungsi Jalan Pengguna Jalan
Kecepatan Tempuh Min.
arteri primer lalulintas regional jarak jauh
25 kmjam kolektor primer
lalulintas regional jarak sedang 20 kmjam
lokal primer lalulintas lokal
20 kmjam arteri sekunder
lalulintas kota jarak jauh 25 kmjam
kolektor sekunder lalulintas kota jarak sedang
25 kmjam Lokal sekunder
lalulintas lokal kota 20 kmjam
Sumber: Kepmenkimpraswil No. 534KPTSM2001
Tabel 5. Penentuan Kondisi Ruas Jalan dan Kebutuhan Penanganannya
Kondisi Jalan IRI mkm
Kebutuhan penanganan
Baik IRI rata-rata 4,5
Pemeliharaan rutin Sedang
4,5 IRI rata-rata 8,0 Pemeliharaan berkala
Rusak 8,0 IRI rata-rata 12,0
Peningkatan jalan Rusak Berat
IRI rata-rata 12,0 Peningkatan jalan
Macet VCR 0,8
Pelebaran jalan Sumber: Jasa Marga, 2010
Tabel 6. Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol
No. Substansi
Pelayanan Standar Pelayanan Minimum
Indikator CakupanLingkup
Tolok Ukur
1. Kondisi Jalan
Tol • Kekesatan
• Ketidakrataan • Tidak ada
lubang • Seluruh
ruas jalan
tol • Seluruh
ruas jalan
tol • Seluruh
ruas jalan
tol • 0,33
µm • IRI
≤ 4 mkm • 100
2. Kecepatan Tempuh Rata-
rata Kecepatan
Tempuh rata-rata • Jalan
tol dalam
kota • Jalan Tol luar kota
• 1,6 kali
kecepatan tempuh rata-rata
jalan non-tol • 1,8
kali kecepatan
tempuh rata-rata jalan non-tol
3. Aksesibilitas • Kecepatan
transaksi rata- rata
• Jumlah gardu tol • Gerbang
tol sistem terbuka
• Gerbang tol
sistem tertutup - Gardu
Masuk - Gardu
Keluar • Kapasitas
sistem terbuka
• Kapasitas sistem
tertutup - Gardu
Masuk - Gardu
Keluar • ≤ 8 detik setiap
kendaraan • ≤ 7 detik setiap
kendaraan • ≤ 11 detik setiap
kendaraan • 450 kendaraan
per jam per gardu • 500 kendaraan
per jam • 300 kendaraan
per jam 4. Mobilitas
Kecepatan penanganan
hambatan lalulintas
• Wilayah pengamatan
observasi Patroli • Mulai
informasi diterima sampai
ke tempat kejadian
• 30 menit per siklus
pengamatan • ≤ 30 menit
• Melakukan
No. Substansi
Pelayanan Standar Pelayanan Minimum
Indikator CakupanLingkup
Tolok Ukur
• Penanganan akibat kendaraan
mogok
• Patroli kendaraan
derek penderekan ke
pintu gerbang tol terdekat bengkel
terdekat dengan menggunakan
derek resmi gratis
• 30 menit per siklus
pengamatan 5. Keselamatan
• Sarana Pengaturan
Lalulintas - Perambuan
- Marka Jalan
- Guide post
Reflektor - Patok
Kilometer setiap 1 km
• Penerangan jalan umum
PJU wilayah perkotaan
• Pagar rumija • Penanganan
kecelakaan
• Pengamanan dan penegakan
hukum • Kelengkapan
dan kejelasan perintah
dan larangan serta petunjuk
• Fungsi dan
manfaat • Fungsi
dan manfaat
• Fungsi dan
manfaat • Fungsi
dan manfaat
• Fungsi dan
manfaat • Korban
kecelakaan • Kendaraan
kecelakaan
• Ruas jalan tol • 100
• Jumlah 100 dan reflektivitas
80 • Jumlah 100
dan Reflektivitas 80
• 100 • Lampu
menyala 100
• Keberadaan 100
• Dievakuasi gratis
ke rumah sakit rujukan
• Melakukan penderekan
gratis sampai ke pool derek
masih di dalam jalan tol
• Keberadaan Polisi Patroli
Jalan Raya PJR yang siap panggil
24 jam
6. Unit pertolongan
penyelamatan dan bantuan
pelayanan • Ambulans
• Kendaraan Derek
• Polisi Patroli • Ruas jalan tol
• Ruas jalan tol : - LHR
100.000 kendhari
- LHR ≤ 100.000
kendhari • Ruas jalan tol :
- LHR 100.000
• 1 unit per 25 km atau minimum 1
unit dilengkapi standar P3K dan
paramedis
• 1 unit per 5 km atau minimum 1
unit • 1 unit per 10 km
atau minimum 1 unit
No. Substansi
Pelayanan Standar Pelayanan Minimum
Indikator CakupanLingkup
Tolok Ukur
Jalan Raya PJR
• Patroli Jalan Tol operator
• Kendaraan Rescue
• Sistem Informasi kendhari
- LHR ≤ 100.000
kendhari • Ruas jalan tol
• Ruas jalan tol
• Informasi dan
Komunikasi kondisi lalulintas
• 1 unit per 15 km atau minimum 1
unit • 1 unit per 20 km
atau minimum 1 unit
• 1 unit per 15 km atau minimum 2
unit • 1 unit per ruas
jalan tol dilengkapi
dengan peralatan penyelamatan
• Setiap gerbang
masuk Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 392PRTM2005
2.4. Sistem Pergerakan Transportasi
Sistem pergerakan transportasi adalah hasil interaksi antara sistem kegiatan dengan sistem jaringan yang akan menghasilkan pergerakan kendaraan
danatau orang dari sistem kegiatan yang satu ke sistem kegiatan yang lain dengan media sistem jaringan. Sistem pergerakan yang baik dan berwawasan
lingkungan dapat tercipta apabila pergerakan tersebut dtatur oleh suatu sistem rekayasa dan manajemen lalulintas yang baik Tamin, 1994.
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi di wilayah perkotaan telah menarik arus urbanisasi yang tinggi pula, karena bagi banyak orang hal ini
menjanjikan kesempatan kerja yang lebih luas. Dengan demikian pertumbuhan penduduk dan pekerja di perkotaan menjadi tinggi pula. Gejala demikian juga
terjadi pada daerah penyangga di sekitar perkotaan tersebut, yang akan membuat bangkitan lalulintas bertumbuh tinggi pula Tamin, 2005
Penggunaan kendaraan pribadi di perkotaan merupakan cerminan peningkatan taraf hidup seseorang yang dipicu juga oleh kebutuhan mobilitas
yang tinggi di perkotaan. Pertumbuhan penggunaan kendaraan pribadi yang di satu sisi merupakan keberhasiian penyediaan sistem jaringan transportasi jalan
dengan peningkatan kemakmuran dan mobilitas penduduk, di sisi lain menimbulkan kerusakan kualitas kehidupan karena terjadinya kemacetan, polusi
udara, dan polusi suara Tamin, 2005
Tingkat pertumbuhan pergerakan yang sangat tinggi dan yang tidak mungkin dihambat, sementara sarana dan prasarana transportasi sangat
terbatas, mengakibatkan aksesibilitas dan mobilitas menjadi terganggu. Untuk mengatasi aksesibilitas dan mobilitas yang terganggu ini dibutuhkan biaya yang
sangat besar, misalnya biaya untuk membangun jaringan jalan baru atau meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang ada. Beberapa alternatif
penanggulangan sementara dapat juga dilakukan dengan rekayasa dan manajemen lalulintas, pengaturan efisiensi transportasi umum, dan
penambahan armadanya Tamin, 2005.
2.5. Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol
Biaya operasi dan pemeliharaan jalan tol yang dimaksud di sini adalah pendanaan selama masa operasi, yaitu mulai dari dibukanya jalan tol sampai
masa rencana infrastruktur jalan yang sudah diperhitungkan. Selama masa operasi jalan tol diperlukan pemeliharaan guna menjaga kenyamanan dan
keamanan pengguna jalan tol sesuai dengan fungsi jalan tol tersebut agar tingkat pelayanan minimum jalan tol tercapai. Biaya pemeliharaan jalan tol meliputi biaya
pemeliharaan rutin, biaya pemeliharaan berkala, dan biaya peningkatan. Pelaksanaan pemeliharaan jalan tol tidak boleh merugikan pengguna
jalan, dan tidak menimbulkan gangguan terhadap kelancaran lalulintas maupun berdampak negatif terhadap lingkungan. Karena itu pemeliharaan jalan tol harus
dilaksanakan menurut ketentuan teknik pemeliharaan jalan tol. Biaya Pemeliharaan Rutin dimaksudkan untuk pemeliharaan jangka
pendek, yang meliputi penyiraman dan pemotongan tanaman, kebersihan jalan, penyediaan kebutuhan rutin kantor cabang, serta pemeliharaan gerbang dan
gardu tol. Pemeliharaan rutin dapat dilaksanakan dengan periode mingguan atau bulanan bergantung kondisinya dan dapat pula dilakukan secara insidental, yang
tidak dapat diperkirakan waktunya, seperti perbaikan rambu yang rusak akibat tertabrak lalulintas.
Biaya pemeliharaan berkala atau periodik diperuntukkan untuk pemeliharaan berjangka menengah, yang meliputi perbaikan sarana drainase,
perbaikan bahu jalan, penggantian periodik perlengkapan gardu, kantor, dan gerbang tol, pemeliharaan kantor cabang, dan pemeliharaan kendaraan
operasional.