Hasil Simulasi Tingkat Kondisi Jalan

3 Skenario 3: Peningkatan biaya OM kondisi jalan dari 20 pendapatan menjadi 24 pendapatan.

4 Skenario 4: Penambahan lajur jalan atau Capacity Expansion CAPEX.

Secara umum dapat dikatakan bahwa skenario 1 memberikan hasil yang terburuk di antara skenario-skenario yang ada. Semua hasil nilai parameter yang digunakan memberikan hasil yang paling buruk untuk skenario kebijakan 1 do nothing. Skenario kebijakan 4, yaitu penambahan lajur capacity expansion memberikan hasil yang paling baik dibandingkan skenario-skenario yang lain untuk parameter-parameter kecepatan, tingkat pelayanan, dan laju LHR. Sedangkan skenario 2, yaitu pembatasan kendaraan berat, memberikan hasil simulasi terbaik untuk parameter-parameter hambatan kecelakaan, rasio volume per kapasitas, tingkat kebisingan, hambatan transaksi, dan tingkat polusi udara. Skenario 3, yaitu peningkatan biaya OM hanya memberikan nilai simulasi tertinggi untuk tingkat kondisi jalan tol.

BAB 8 PEMBAHASAN

Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat pada dekade tahun delapan puluhan, terutama pada daerah perkotaan, telah menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan akan infrastruktur transportasi jalan. Pembangunan ruas jalan non-tol dan jalan tol baru terus dilaksanakan dan disesuaikan dengan fungsi penggunaannya masing-masing. Pembangunan infrastruktur jalan, khususnya jalan bebas hambatan atau jalan tol, juga menjadi faktor yang menentukan dalam perkembangan ekonomi wilayah serta peningkatan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan. Tujuan akhir yang diharapkan dari penelitian di ruas jalan tol Jakarta- Cikampek ini adalah tersusunnya suatu strategi dan kebijakan untuk mempertahankan tingkat pelayanan minimal jalan tol sesuai dengan yang diinginkan. Hasil akhir ini juga dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dan operator jalan tol dalam rangka mempertahankan pelayanan terhadap masyarakat luas pengguna jalan tol. Tingkat pelayanan jalan tol dan faktor-faktor yang mempengaruhinya telah dibahas dan diuraikan secara detail pada penelitian ini. Strategi dan kebijakan untuk mempertahankan tingkat pelayanan ini merupakan sebuah sistem yang terdiri atas 4 sub-sistem sebagai berikut: a. Sistem Tata Guna Lahan; yaitu kawasan sepanjang jalan tol Jakarta- Cikampek. Sub-sistem ini membangkitkan dan menarik pergerakan lalulintas keluar masuk ruas jalan tol Jakarta-Cikampek. b Sistem Kondisi Fisik Jalan Tol; yaitu kondisi fisik dan sistem yang berpengaruh terhadap ruas jalan tol Jakarta-Cikampek. Sub-sistem ini merupakan indikator utama dalam menilai tingkat pelayanan jalan tol level of service. c Sistem Manajemen Lalulintas; yaitu sistem manajemen yang mengendalikan lalulintas serta pengambilan kebijakan parsial dalam pengoperasian ruas jalan tol. Sub-sistem ini merupakan pendukung dalam pengoperasian jalan tol, termasuk penegakan hukum dan penanganan hambatan. d Sistem pencemaran udara dan kebisingan; adalah efek samping pergerakan transportasi yang mencemari lingkungan dengan pencemaran udara dan kebisingan. Dari hasil simulasi model diperoleh variabel-varibel yang menjadi penentu dalam peningkatan pelayanan jalan tol, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Hasil Simulasi Kecepatan Kendaraan

Skenario 1 mempunyai kecepatan antara 70 kmjam sampai 77,5 kmjam, skenario 2 mempunyai kecepatan antara 68 kmjam sampai 72 kmjam, skenario 3 mempunyai kecepatan antara 67 kmjam sampai 71 kmjam, serta skenario 4 mempunyai kecepatan 83 kmjam sampai 86 kmjam. Hasil ini berarti bahwa skenario 4 merupakan skenario yang paling tepat untuk meningkatkan kecepatan kendaraan.

2. Hasil Simulasi Hambatan Kecelakaan

Skenario 1 mempunyai hambatan kecelakaan antara 0,045 sampai 0,065, skenario 2 mempunyai hambatan kecelakaan antara 0,036 sampai 0,05, skenario 3 mempunyai hambatan kecelakaan antara 0,038 sampai 0,054, serta skenario 4 mempunyai hambatan kecelakaan antara 0,038 sampai 0,058. Dengan demikian skenario 2, yaitu pembatasan kendaraan berat, memberikan hasil hambatan kecelakaan yang terbaik.

3. Hasil Simulasi Rasio Volume Per Kapasitas