menit. Volume lalulintas merupakan variabel yang penting dan sangat dibutuhkan dalam perencanaan suatu jaringan jalan. Volume lalulintas dapat dinyatakan
dalam persamaan berikut:
q = n
S
dengan: q = volume lalulintas, dalam kendaraan persatuan waktu
n = banyaknya kendaraan yang melalui suatu titik pengamatan s = waktu
Volume lalulintas yang umum dipergunakan sehubungan dengan penentuan jumlah dan lebar jalur adalah Lalulintas Harian Rata-Rata LHR,
Volume Jam Perencanaan VJP, dan Kapasitas. Volume lalulintas rata-rata dalam satu hari disebut Lalulintas Harian Rata-
Rata. Satuan volume lalulintas dapat berupa unit kendaraan, seperti kendaraan penumpang, bus, atau gabungan, persatuan waktu tertentu. Dari cara
memperolehnya, Lalulintas Harian Rata-Rata dibagi menjadi dua jenis, yaitu Lalulintas Harian Rata-Rata Tahunan LHRT dan Lalulintas Harian Rata-Rata
LHR Lalulintas harian rata-rata tahunan LHRT adalah jumlah total lalulintas
dua arah yang melalui suatu titik pengamatan dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun 365 hari. Lalulintas Harian Rata-Rata Tahunan dapat dihitung
dengan rumus:
LHRT = Jumlah Total Lalulintas 365
Lalulintas Harian Rata-Rata LHR adalah volume lalulintas yang melalui suatu titik pengamatan selama periode waktu pengamatan tertentu, dengan waktu
pengamatan tersebut lebih besar dari satu hari dan lebih kecil dari satu tahun. Lalulintas Harian Rata-Rata dapat ditulis dengan rumus:
LHR = Jumlah Lalulintas Selama Pengamatan Jumlah Hari Pengamatan
2.8. Interaksi Sistem-Sistem Kegiatan - Jaringan Jalan Tol - Transportasi
Transportasi atau sistem pergerakan bukan suatu tujuan akhir tetapi timbul akibat adanya permintaan sistem kegiatan. Peran transportasi terhadap
perkembangan dan pertumbuhan wilayah tercermin pada interaksi antara sistem jaringan, sistem pergerakan, dan sistem kegiatan wilayah. Setiap perubahan atau
perkembangan sistem kegiatan akan menimbulkan perubahan atau kenaikan pergerakan volume, jarak, dan sebagainya. Perubahan dan perkembangan ini
dilayani melalui pengelolaan dan pengembangan sistem pergerakan misalnya lalulintas dua arah menjadi lalulintas satu arah danatau sistem jaringan
misalnya pelebaran jalan. Peningkatan fasilitas dan layanan transportasi akan meningkatkan
perkembangan sistem kegiatan, meningkatkan bangkitan pergerakan, dan menimbulkan kemacetan baru, dan seterusnya. Siklus ini adalah peran pasif”
sistem pergerakan danatau sistem jaringan dalam melayani perubahan dan perkembangan sistem kegiatan. Sebaliknya sistem pergerakan danatau sistem
jaringan dapat juga berperan aktif” terhadap perkembangan sistem kegiatan. Pengelolaan serta pengembangan sistem pergerakan danatau sistem jaringan
dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap perkembangan sistem kegiatan. Misalnya adalah penerapan lalulintas satu arah serta pelarangan
parkir di tepi jalan on-street parking pada suatu koridor jalan dapat
mengakibatkan dampak negatif berupa matinya kegiatan ekonomi di sepanjang koridor tersebut, khususnya pada lokasi-lokasi yang tidak memiliki lahan parkir
khusus atau off-street parking Dardak, 2006.
Sebaliknya pengalihan rute angkutan umum pada satu koridor dapat memberikan dampak positif dengan meningkatkan perkembangan sistem kegiatan
sepanjang koridor tersebut misalnya meningkatnya kegiatan transaksi kawasan perbelanjaan. Demikian pula pembangunan serta peningkatan kualitas jaringan
jalan ke arah timur-barat dibarengi dengan penurunan kualitas jaringan jalan ke arah selatan akan memberikan dampak positif mendorong perkembangan sistem
kegiatan ke arah timur-barat sekaligus dampak negatif terhadap perkembangan ke arah selatan. Pembangunan sistem jaringan juga dapat membelah kehidupan
sosial suatu sistem kegiatan Dardak, 2006. Peran pasif dan aktif” sistem jaringan tersebut juga mengarahkan
perencanaan dan pembangunan sistem infrastruktur lainnya misalnya jaringan-
jaringan listrik, telepon, air bersih, dan limbah. Perencanaan dan pembangunan sistem jaringan juga merupakan perencanaan dan pembangunan struktur sistem
kegiatan. Peran strategis sistem jaringan tersebut menyebabkan pembangunan sistem jaringan tidak saja kompleks, tetapi juga menyangkut dana besar serta
sekali dibangun tidak akan mudah untuk diubah-ubah Dardak, 2006. Sasaran umum perencanaan transportasi adalah membuat interaksi
antara sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem pergerakan menjadi semudah dan seefisien mungkin. Cara perencanaan transportasi untuk mencapai
sasaran umum itu antara lain dengan menetapkan kebijakan tentang hal berikut ini Tamin, 2000:
a. Sistem kegiatan; Rencana tataguna lahan yang baik, misalnya lokasi toko, sekolah, perumahan, pekerjaan yang benar, dapat mengurangi
kebutuhan akan perjalanan yang panjang, sehingga membuat interaksi menjadi lebih mudah. Perencanaan tataguna lahan biasanya
memeriukan waktu yang cukup lama dan bergantung pada badan pengelola yang berwenang untuk melaksanakan rencanatataguna lahan
tersebut. b. Sistem jaringan; Hal yang dapat dilakukan adalah meningkatkan
kapasitas pelayanan prasarana yang ada, misalnya dengan melebarkan jalan atau menambah jaringan jalan baru.
c. Sistem pergerakan; Hal yang dapat dilakukan, antara lain, adalah dengan mengatur teknik dan manajemen lalulintas jangka pendek, menyediakan
fasilitas angkutan umum yang lebih baik jangka pendek dan menengah, atau membangun jalan baru jangka panjang.
Karakteristik serta keterkaitan ketiga sistem tersebut juga dipengaruhi oleh keberadaan serta kesiapan sistem kelembagaan, yang terdiri atas Dardak, 2006:
a. Aspek legal; yaitu kesiapan serta kesesuaian UU, PP, kebijakan, dan RTRW. Misalnya adalah kebijakan walikota untuk lebih mementingkan pembangunan plaza
pusat perbelanjaan tanpa melihat pada sisi kemacetan yang mengakibatkan perubahan guna lahan perumahan menjadi pusat perbelanjaan, atau
penerapan sistem setoran dibandingkan dengan sistem gaji bulanan mengakibatkan kemacetan akibat sopir angkutan umum mengejar setoran tanpa
menghiraukan ketertiban serta rambu-rambu lalu-lintas.