Manfaat Praktis Manfaat Penelitian

2. Menceritakan kepada siswa mengenai isi dari masalah- masalah dalam konteks cerita tersebut. 3. Menetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan peranannya di dalam kelas, 4. Menjelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu sosiodrama sedang berlangsung. 5. Memberi kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum mereka memainkan peranannya. 6. Mengakhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai ketegangan. 7. Mengakhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama- sama memecahkan masalah persoalan yang ada pada sosiodrama tersebut. 8. Menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. 12

2. Hakikat Hasil Belajar

Hakikat hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dalam proses belajar terjadi proses berpikir yang melibatkan mental, proses berpikir, dan keterampilan sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan. Maka dengan adanya suatu pemahaman dan penguasaan materi yang didapat siswa dalam proses belajar mengajar maka siswa memahami apa yang sebelumnya ia tidak ketahui. Perubahan inilah yang disebut hasil belajar.

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana, “Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman 12 Djamarah, op. cit., h.89. belajar ”. 13 Hasil belajar merupakan suatu tujuan yang dicapai oleh siswa melalui proses belajar. Menurut Dimyati dan Mujiono, “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar ”. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar ”. 14 Hasil belajar dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan siswa yang berkaitan dengan aspek-aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Dan pengukuran hasil belajar merupakan suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan instruksional dapat dicapai oleh siswa setelah menampilkan proses belajar mengajar. 15 Baik individu ataupun tim, menginginkan suatu pekerjaan dilakukan secara baik dan benar agar memeperoleh hasil yang baik dari pekerjaan tersebut. Keberhasilan ini akan tampak dari pemahaman, pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki oleh individu ataupun tim. Seorang siswa dikatakan berhasil dalam belajarnya, apabila ia telah mengalami perubahan tingkah laku atau pribadi sesuai dengan apa yang diharapkan setelah proses belajar mengajar. Sardiman, dkk menjelaskan pengertian belajar dengan bentuk tingkatan hasilnya sebagai berikut: “Belajar adalah proses perubahan perilaku, yang dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian tentang pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan ”. 16 Menurut Bloom dan ditulis kembali oleh Sudjana, secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu: 13 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, h. 23. 14 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 3. 15 St. Syamsudduha dan Muh. Rappi, Penggunaan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi, Lentera Pendidikan, Vol. 15, No 1, Juni 2012, h. 21. 16 Sardiman, dkk. Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991, h. 99. 1 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. 2 Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3 Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar berupa keterampilan dan kemampuan bertindak. 17 Ketiga ranah tersebutlah yang akan menjadi objek penilaian hasil belajar. Dan diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang mendapat perhatian paling besar bagi seorang guru atau guru. Karena pada ranah kognitif inilah siswa akan terlihat kemampuannya dalam menguasai bahan pelajaran ataukah tidak. Hasil belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran yang berkaitan dengan seberapa jauh kemampuan siswa dalam memahami suatu materi yang telah diajarkan. Kemampuan siswa memahami suatu materi yang telah diajarkan dapat dilihat melalui penilaian yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil ulangan siswa. Dalam penelitian ini tindakan yang akan diambil untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa yaitu dengan melihat hasil belajar siswa dari hasil ulangan harian. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal-soal yang harus dijawab oleh siswa. Tujuan dari ulangan harian ini untuk memperbaiki program dan strategi pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi peserta didik. 17 Sudjana, op. cit., h. 22.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa

Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1 Faktor Internal faktor dari dalam siswa, yakni keadaankondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor internal dibagi menjadi dua aspek, yakni: a Aspek Fisiologis, terdiri dari tonus tegangan otot jasmaniah, mata, dan telinga. b Aspek psikologis, terdiri darai intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi. 2 Faktor Eksternal faktor dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. Aspek ini meliputi: a Lingkungan sosial, terdiri dari keluarga, guru, masyarakat, dan teman. b Lingkungan non sosial, terdiri dari rumah, sekolah, peralatan, dan alam. c Faktor pendekatan belajar approach to learning, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Aspek ini dibedakan menjadi: 1. Pendekatan tingkat tinggi, terdiri dari speculative dan achieiving. 2. Pendekatan tingkat menengah, terdiri dari analytical dan deef. 3. Pendekatan tingkat rendah, terdiri dari reproductive dan surface. 18 18 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, Cet. 5, h. 129-138.

c. Pengukuran Hasil Belajar

Hasil belajar dapat diketahui dari proses penilain. Pengertian penilaian yaitu “Proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek terten tu berdasarkan suatu kreteria tertentu.” 19 Penilaian merupakan kegiatan membandingkan hasil pengukuran skor sifat suatu objek dengan acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas kuantitatif. Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya yaitu pengukuran secara tertulis, pengukuran secara lisan dan pengukuran melalui observasi. Setiap cara atau prosedur memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Prosedur mana yang harus dipilih tergantung pada berbagai faktor yaitu : jenis kemampuan yang diukur, jumlah siswa dan waktu yang tersedia. Dalam pembelajaran IPS prosedur lisan pada umumnya jarang dilakukan, mengingat jumlah siswa yang jumlahnya banyak sedangkan waktunya terbatas. Adapun prosedur yang banyak dilakukan ialah prosedur prosedur tertulis dan observasi. Prosedur tertulis dipakai untuk mengukur hasil belajar yang bersifat kognitif dan afektif. Sedangkan prosedur observasi untuk mengukur yang sifatnya psikomotor. Alat-alat penilaian hasil belajar, yakni tes, baik tes uraian maupun tes objektif. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan- pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa. 20 19 Muhbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, cet. 15, h. 128. 20 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2008, cet .3, h 62- 63.

Dokumen yang terkait

"PENGARUH LINGKUNGAN SEKITAR SEOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR PESETA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS X-l SMA 2 MEI TANGERANG SELATAN",

6 103 116

Pengaruh model pembelajaran Tandur terhadap hasil belajar Fisika siswa (quasi eksperimen di SMP Nusantara Plus)

0 23 102

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Peningkatan Hasil Belajar Ips Siswa Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Di Smp Nusantara Plus Kelas Viii-4 Ciputat Tangerang Selatan

0 5 197

Pengaruh Metode Eksperimen Verifikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Konsep Benda Dan Sifatnya (Quasi Eksperimen)

0 11 193

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Kuasi Eksperimen di MTs Mathlabussa’adah).

4 60 151

Upaya peningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqih melalui metode advokasi : Penelitian tindakan kelas pada kelas VIII MTS. Al-Huda Bekasi Timur

15 103 155

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204