Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

8 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Sosiodrama Hakikat belajar bermain peran terletak pada keterlibatan peserta didik secara emosional dalam masalah yang secara nyata dihadapi. Melalui metode sosiodrama bermain peran dalam pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat: 1 mengeksplorasi perasaannya, 2 memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya, 3 mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi, 4 mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara. a. Pengertian Metode Sosiodrama Menurut Oemar Hamalik, Bermain peran atau sosiodrama adalah suatu jenis teknik simulasi yang umumnya digunakan untuk pendidikan sosial dan hubungan antar insan, dan teknik ini bertalian dengan studi kasus, tetapi kasus tersebut melibatkan individu manusia dan tingkah laku mereka atau interaksi antar individu tersebut dalam bentuk dramatisasi. Sedangkan para siswa berpartisipasi sebagai pemain dengan peran tertentu atau sebagai pengamat bergantung pada tujuan-tujuan dari penerapan teknik tersebut. 1 Sedangkan menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih bahwa Metode bermain peran sosiodrama merupakan metode yang sering digunakan nilai-nilai dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam melaksanakannya siswa-siswi diberi berbagai peran tertentu dalam melaksanakan peran tersebut, serta mendiskusikan di dalam kelas. 2 1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 199. 2 R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2008. Menurut Sumiati dan Asra, metode sosiodrama adalah semacam drama sosial, berguna untuk menanamkan kemampuan menganalisis situasi sosial tertetu. Seperti kenakalan remaja, pengaruh pergaulan bebas, dan sebagainya. Dalam sosiodrama guru menyajikan sebuah cerita yang diangkat dari kehidupan sosial. Kemudian meminta siswa memainkan peranan-peranan tertentu sesuai dengan isi cerita dalam sebuah drama. 3 Sedangkan menurut M. Basyiruddin Usman, metode sosiodrama merupakan teknik mengajar yang banyak kaitannya dengan pendemonstrasian kejadian-kejadian yang bersifat sosial. 4 Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. 5 Metode sosiodrama atau bermain peran cocok digunakan bilamana: 1 Pelajaran dimaksudkan untuk menerangkan peristiwa yang dialami dan menyangkut orang banyak berdasarkan pertimbangan didaktis; 2 Pelajaran tersebut dimaksudkan untuk melatih siswa agar menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat psikologis; 3 Untuk melatih siswa agar dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta permasalahannya. 6 Dari pendapat tersebut mengenai sosiodrama, maka dapat disimpulkan bahwa metode sosiodrama merupakan salah satu metode yang menyajikan materi pelajaran dengan cara memerankan atau mendramatisasikan tingkah laku dari suatu situasi sosial dengan harapan siswa dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung di 3 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2009, h. 100. 4 M. Basyiruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2010, h. 51. 5 Syaeful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,1996, h. 88. 6 Usman. loc. cit. dalamnya sebagai cara untuk memecahkan suatu masalah yang muncul dari situasi sosial.

b. Tujuan Metode Sosiodrama

Menurut Djamarah tujuan sosiodrama adalah sebagai berikut: 1 Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, 2 Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab sebagai mahluk sosial, 3 Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan, 4 Merangsang anak untuk berprilaku atau bersikap,berpikir dan memecahkan masalah. 7 Jadi diharapkan dengan menggunakan metode sosiodrama ini siswa mampu lebih aktif dan dapat mengembangkan bukan hanya dari aspek kognitifnya saja namun juga afektif dan psikomotorik. Selain itu metode sosiodrama bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, siswa dapat memperoleh pengetahuan dengan melakukan praktik secara langsung, tidak hanya dengan mendengarkan ceramah guru, mencatat, dan merangkum materi.

c. Karakteristik Metode Sosiodrama

Sosiodrama dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Karakteristik metode sosiodrama ini adalah sebagai berikut: 1 Merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai yang positif bagi anak. 2 Didasari motivasi yang muncul dari dalam. Jadi anak melakukan kegiatan itu atas dasar atas kemauannya sendiri. 7 Djamarah. loc. cit. 3 Sifatnya spontan dan sukarela, bukan merupakan kewajiban. Anak merasa bebas memilih apa saja yang ingin dijadikan alternatif bagi kegiatan bermainnya. 4 Senantiasa melibatkan peran aktif dari anak, baik secara fisik maupun mental. 5 Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti kemampuan kreatif, memecahkan masalah, kemampuan berbahasa, kemampuan memperoleh teman sebanyak mungkin dan sebagainya. 8

d. Kelebihan dan Kelemahan dari Metode Sosiodrama

Beberapa kelebihan metode sosiodrama yaitu: 1 Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian. 2 Metode ini akan lebih menarik perhatian anak, sehingga kelas lebih hidup. 3 Anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa, sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatan sendiri. 4 Anak dilatih untuk dapat menyusun buah pikiran dengan teratur. Beberapa kelemahan dari metode sosiodrama yaitu: 1 Metode ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. 2 Memerlukan persiapan yang diteliti dan matang membutuhkan banyak kreasi guru. 3 Kadang-kadang anak-anak tidak mau memerankan suatu adegan, karena mau. 4 Apabila pelaksanaan dramatisasi gagal, kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa, dalam arti pendidikan tidak tercapai. 9

e. Upaya untuk Mengatasi Kelemahan Metode Sosiodrama

Beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode sosiodrama, antara lain yaitu: 1 Guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenalkan metode ini, bahwa dengan jalan metode sosiodrama siswa diharapkan dapat memecahkan masalah hubungan sosial yang aktual ada di masyarakat. 8 http:reza-juanda.blogspot.com201301metode-bermain-peran.html 9 Zuhairi H, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1983, h. 101.

Dokumen yang terkait

"PENGARUH LINGKUNGAN SEKITAR SEOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR PESETA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS X-l SMA 2 MEI TANGERANG SELATAN",

6 103 116

Pengaruh model pembelajaran Tandur terhadap hasil belajar Fisika siswa (quasi eksperimen di SMP Nusantara Plus)

0 23 102

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Peningkatan Hasil Belajar Ips Siswa Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Di Smp Nusantara Plus Kelas Viii-4 Ciputat Tangerang Selatan

0 5 197

Pengaruh Metode Eksperimen Verifikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Konsep Benda Dan Sifatnya (Quasi Eksperimen)

0 11 193

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Kuasi Eksperimen di MTs Mathlabussa’adah).

4 60 151

Upaya peningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqih melalui metode advokasi : Penelitian tindakan kelas pada kelas VIII MTS. Al-Huda Bekasi Timur

15 103 155

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204