75
Syd  pun  terlibat  dalam  kasus  pembongkaran  jaringan  obat  bius  ini  karena  dia bekerja  sebagai  agen  DEA  Drug  Enforcement  Administration  yang  menyamar
sebagai seseorang yang memegang sistem pencucian uang Jonny Tapia. Kasus ini hampir  selalu  gagal  dan  malah  membahayakan  nyawa  Syd  sebab  Jonny  Tapia
mengetahui bahwa Syd adalah salah seorang agen DEA.
B.  Kerangka Pikir
Kerangka  pikir  dalam  penelitian  ini  berkaitan  erat  dengan  rumusan masalah  yang  telah  disebutkan  pada  bab  sebelumnya,  yang  meliputi:  1  strategi
penerjemahan  “tindak  tutur  mengeluh”,  2  kesepadanan  makna  terjemahan “tindak  tutur  mengeluh”,  dan  3  keberterimaan  terjemahan  “tindak  tutur
mengeluh”.  Berdasarkan rumusan masalah tersebut, kerangka pikir penelitian ini digambarkan dalam diagram berikut.
76
Gambar 2: Diagram Kerangka Pikir
Penerjemah  yang  mempunyai  latar  belakangnya  masing-masing melakukan proses penerjemahan, yaitu menerjemahkan dialog film berjudul sama
Bad  Boys  II  untuk  kemudian  ditampilkan  pada  bagian  bawah  layar  kaca.  Salah satu  jenis  tuturan  para  karakter  dalam  film  yang  diterjemahkan  oleh  penerjemah
adalah  “tindak  tutur  mengeluh”.  “Tindak  tutur  mengeluh”  dalam  BSu menghasilkan  dua  variasi  terjemahan  dalam  BSa  yaitu  versi  VCD  dan  versi
televisi.  Dua  variasi  terjemahan  ini  dibandingkan  untuk  mengetahui  kualitas terjemahannya. Kualitas terjemahan hanya difokuskan pada masalah kesepadanan
makna  dan  keberterimaan  sebab  hasil  akhir  proses  penerjemahan  film,  yang
Penerjemah VCD Penerjemah TV
Tindak tutur mengeluh
Informan: Pembaca ahli dan rater
Tindak tutur mengeluh VCD
Tindak tutur mengeluh TV
Kesepadanan Makna
Keberterimaan
Kualitas terjemahan oleh penerjemah VCD dan penerjemahTV
Latar Belakang Teks BSu
Latar Belakang
Strategi Penerjemahan
77
berupa  subtitles,  yang  dapat  langsung  dirasakan  oleh  pemirsa  adalah  masalah keberterimaan. Agar penilaian lebih objektif, selain dianalisis sendiri oleh peneliti,
beberapa  informan  juga  dilibatkan  sebagai  pembaca  ahli  sekaligus  sebagai  rater. Rater  digunakan  sebagai  informan  untuk  menilai  kesepadanan  makna  dan
keberterimaan terjemahan “tindak tutur mengeluh”.  Informasi yang diperoleh dari para informan juga digunakan sebagai sumber data penelitian. Data-data tersebut
kemudian  dianalisis  lebih  lanjut  oleh  peneliti  sehingga  jawaban  dari  beberapa rumusan  masalah  yang  telah  disebutkan  sebelumnya  terjawab,  yaitu  tentang
kesepadanan  makna  dan  tingkat  keberterimaan  terjemahan  “tindak  tutur mengeluh” dalam film Bad Boys II versi VCD dan versi televisi.
78
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.  Jenis Penelitian
Penelitian  ini  adalah  suatu  penelitian  kualitatif  deskriptif.  Dikatakan penelitian  kualitatif  deskriptif  sebab  penelitian  menitikberatkan  pada  data  yang
berupa kata-kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka  atau  frekuensi  Sutopo,  2002:  35.  Data  dalam  penelitian  ini  akan  berupa
kata-kata  dan  kalimat  sebab  data  yang  diambil  berupa  dialog  dari  para  karakter yang  bermain  dalam  film  yang  bersangkutan  dan  teks  terjemahannya.  Data
tersebut  tidak  hanya  dikumpulkan  dan  disusun  namun  juga  dianalisis  dan diinterpretasi  untuk  kemudian  ditarik  kesimpulan.  Seperti  yang  dikatakan
Surakhmad  dalam  Soejono  dan  Abdurrahman,  1999:  22  bahwa  pelaksanaan metode-metode  deskripif  tidak  terbatas  hanya  sampai  pada  pengumpulan  dan
penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Data juga  akan  dideskripsikan  berdasarkan  fakta-fakta  yang  tampak  sebagaimana
adanya Nawawi dalam Soejono dan Abdurrahman, 1999: 23. Penelitian ini berupa studi kasus ganda sebab penelitian ini mengambil dua
sumber  data  yaitu  terjemahan  film  subtitles  Bad  Boys  II  yang  ditayangkan  di stasiun  televisi  Trans  TV  dan  yang  disewakan  di  rental  VCD  Odiva.  Menurut
Sutopo  2002:  102,  jenis  penelitian  dengan  studi  kasus  ganda  tidak  hanya dilakukan  di  satu  lokasi,  tetapi  di  beberapa  lokasi  dalam  pelaksanaan  satu  topik