Pengertian Penerjemahan Penerjemahan Film

34

1. Penerjemahan

1.1. Pengertian Penerjemahan

Pengertian penerjemahan telah dikemukakan oleh banyak ahli sejak tahun 1960-an. Beberapa diantaranya adalah Nida Taber dalam Shuttleworth Cowie, 1997: 182 yang mendefinisikan penerjemahan sebagai proses untuk mereproduksi pesan bahasa sumber BSu yang sepadan, sealamiah dan sedekat mungkin dalam bahasa sasaran BSa, yaitu yang berkaitan dengan makna meaning dan gaya style. Newmark 1988: 5 menyatakan penerjemahan sebagai proses “rendering the meaning of a text into another language in the way that the author intended the text”. Definisi Newmark tersebut mengandung pemahaman bahwa penerjemahan dilakukan tanpa meninggalkan maksud dari pengarang teks BSu. Hatim Mason 1990: 3 memandang penerjemahan sebagai suatu proses komunikatif yang terjadi di dalam konteks sosial. Dari sintesis ketiga definisi penerjemahan di atas, penulis menangkap bahwa makna merupakan hal inti yang ditransfer oleh penerjemah dari teks BSu ke dalam teks BSa, dan makna tersebut harus sepadan dan berterima oleh pembaca teks sasaran. Oleh karena itu, penulis memandang penerjemahan sebagai suatu kegiatan untuk mengalihkan makna BSu sedekat mungkin ke dalam BSa tanpa mengabaikan maksud pengarang sebab terjemahan merupakan alat komunikasi antara pengarang teks BSu dan pembaca teks BSa.

1.2. Penerjemahan Film

35 Penerjemahan tidak hanya sebatas penerjemahan tulis dan penerjemahan lisan interpreting. Ada metode lain yang digunakan untuk mentransfer makna bahasa sumber BSu dalam kaitannya dengan jenis penerjemahan pada media komunikasi massa audio-visual seperti film dan televisi, yaitu yang disebut dengan penerjemahan film screen translation. Istilah tersebut makin sering digunakan sejak tahun 1920-an ketika banyak negara mulai menaruh perhatian pada fenomena perkembangan dunia pertelevisian, termasuk produksi film. Seperti yang dinyatakan oleh Mona Baker bahwa “since 1929, when the first sound films reached an international audience, two methods have been dominant: subtitling and dubbing” 2001: 244. Pernyataan Mona Baker tersebut menyebutkan bahwa penerjemahan film ada dua macam yaitu subtitling dan alih suara dubbing. Adapun yang dimaksud dengan penerjemahan film pada penelitian ini adalah penerjemahan film jenis pertama, yaitu subtitling, sehingga istilah penerjemahan film yang digunakan dalam tulisan ini merujuk pada subtitling. Shuttleworth dan Cowie 1997: 161 mendefinisikan penerjemahan film subtitling sebagai “the process of providing synchronized captions for film and television dialogue”. Definisi tersebut memberi pengertian bahwa penerjemahan film merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menyajikan teks tulis dari dialog film maupun dialog televisi yang lain. Dari pernyataan tersebut dapat juga dipahami bahwa teks bahasa sumber BSu berupa teks lisan, yaitu percakapan dari para pemain film, dan teks bahasa sasaran BSa dalam bentuk teks tulis. 36 Amir Hassanpour dalam artikelnya di internet dengan jelas merujuk penerjemahan film yang menghasilkan terjemahan tulis sebagai produknya. Subtitling is the written translation of the spoken language source language of a television program or film into the language of the viewing audience the target language; the translated text usually appears in two lines at the foot of the screen simultaneously with the dialogue or narration in the source language http:www.museum.tvarchivesetvShtmlSsubtitlingsubtitling. htm Hassanpour, dengan pernyataannya di atas, juga menyebutkan bahwa teks terjemahan film biasanya tertulis hanya dalam dua baris pada bagian bawah layar kaca. Terjemahan tersebut dimunculkan secara simultan yaitu secara bersamaan dengan munculnya dialog yang diujarkan para pemain dalam film. Mona Baker 2001: 245 menyebut teks terjemahan film dengan sebutan subtitles. Mona Baker menyebutkan bahwa subtitles merupakan transkripsi dari dialog film atau dialog televisi yang ditampilkan secara simultan pada layar kaca, biasanya terdiri dari satu atau dua baris dengan panjang tiap baris kurang lebih 35 karakter termasuk huruf, tanda baca, angka, dan spasi. Tak ayal lagi pembatasan tempat yang hanya dua baris tersebut kadang menjadi hambatan tersendiri bagi penerjemah. Teks BSu dalam bentuk lisan, yang biasanya sangat panjang, harus ditransfer ke teks BSa dalam bentuk tulis hanya dalam dua baris. Hal-hal seperti inilah yang kadang membuat penerjemah melakukan pemampatan teks BSu sehingga penghilangan loss dan pengurangan makna sering ditemui pada teks BSa. Gottlieb 2001: 247 menuliskan bahwa a quantitative reduction is necessary but in television subtitling the text volume is typically reduced by one third. Persoalan ini wajar terjadi dengan satu syarat bahwa makna inti BSu tetap 37 tersampaikan dalam BSa sebab inilah inti dari kegiatan menerjemahkan. Oleh sebab itu, bahasa subtitling haruslah merupakan bahasa yang singkat, padat dan tepat sasaran. Dalam Wikipedia, the free encyclopedia, di internet dinyatakan bahwa makna lebih penting daripada bentuk ketika penerjemah mengerjakan penerjemahan film, “the translator writes subtitles in the target language that convey what is meant, rather than being an exact rendering of how it is said, i.e. meaning is more important than form” http:en.wikipedia.orgwikiSubtitlies.

1.3. Menerjemahkan Film