181
bahwa  strategi  tertentu  digunakan  dalam  teks  BSu  tertentu.  Hal  ini  pula  yang menyebabkan  munculnya  berbagai  jenis  strategi  penerjemahan  dalam  penelitian
ini.
2. Kesepadanan Makna Terjemahan
Kesepadanan  makna  terjemahan  pada  penelitian  ini  merupakan kesepadanan  makna  yang  utuh  baik  secara  linguistik,  konteks  situasi,  aspek
visual,  maupun  aspek  aural.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  terjemahan TTM oleh penerjemah pihak televisi mempunyai tingkat kesepadanan makna yang
lebih tinggi daripada terjemahan TTM oleh penerjemah pihak VCD. Kesepadanan makna  terjemahan  TTM  oleh  penerjemah  pihak  televisi  dinilai  2,7  sedangkan
terjemahan TTM oleh penerjemah pihak VCD dinilai 2,4.
2.1.      Kesepadanan Makna Terjemahan oleh Penerjemah Pihak Televisi
Dalam  menerjemahkan,  seorang  penerjemah  dilatarbelakangi  oleh beberapa kompetensi yang dimilikinya, seperti kompetensi linguistik, kompetensi
budaya,  kompetensi  bidang  ilmu  yang  diterjemahkan,  dan  kompetensi  transfer Nababan,  2004:  24.  Dari  beberapa  kompetensi  tersebut,  kompetensi  strategi
merupakan faktor penting dalam penerjemahan film sebab kompetensi ini merujuk pada  kemampuan  penerjemah  untuk  menerjemahkan  teks  BSu  yang  berupa  teks
lisan ke dalam teks BSa yang berupa teks tulis. Dari  hasil  analisis  terhadap  strategi  penerjemahan  yang  digunakan  oleh
penerjemah  dalam  menerjemahkan  TTM,  penerjemah  pihak  televisi  memiliki
182
kompetensi  strategi  yang  lebih  tinggi  dari  penerjemah  pihak  VCD.  Dengan beragam strategi penerjemahan yang digunakan penerjemah pihak televisi mampu
menghasilkan  terjemahan  yang  lebih  sepadan.  Terjemahan  sepadan  yang dihasilkan  lebih  luwes,  dalam  arti  bahwa  dengan  variasi  strategi  penerjemahan,
seperti  transposisi,  modulasi,  eksplisitasi,  dan  sebagainya  terjemahan  yang dihasilkannya  tetap  sepadan.  Bagi  penerjemah  yang  kurang  berpengalaman
penggunaan  strategi  transposisi  dan  modulasi,  misalnya,  dapat  mengakibatkan penyimpangan makna.
Penerjemah pihak televisi mampu menghasilkan terjemahan yang sepadan secara  utuh  sebab  makna  subtitles  juga  didukung  oleh  aspek  visual,  aspek  aural,
serta  konteks  situasi  yang  muncul  dalam  film.  Penerjemah  pihak  televisi menggunakan tambahan kata-kata, meskipun tidak banyak, yang mendukung nada
mengeluh,  seperti  ketika  dia  menerjemahkan  Man,  your  badge?  menjadi  Untuk apa  lencana?,  dan  juga  Shoot  him  menjadi  tembak  saja    Penerjemah  berusaha
menghasilkan  terjemahan  yang  sepadan  dari  aspek  aural.  Sangat  tidak  mudah menghasilkan  terjemahan  yang  sepadan  dengan  aspek  aural  mengingat  teks  BSu
yang  bergaya  bahasa  lisan  sangat  berbeda  dengan  teks  BSa  dalam  bentuk  tulis. Rupanya penerjemah tidak begitu gagal dalam hal ini.
Selain  berusaha  melakukan  padanan  dengan  mempertimbangkan  aspek aural,
penerjemah pihak
televisi juga
melakukan padanan
dengan mempertimbangkan  aspek  visual.  Dengan  strategi  eksplisitasi,  penerjemah
berusaha melakukan padanan dari teks BSu yang implisit ke dalam teks BSa yang lebih  eksplisit  dengan  menyesuaikan  gambar  yang  muncul  dalam  film.  Sebagai
183
contoh,  ketika  menerjemahkan  kalimat  Pay  attention  to  what  you’re  doing penerjemah  mengeksplisitkan  klausa  what  you’re  doing  menjadi  arah
tembakanmu.  Kesepadanan  makna  tetap  diraih  sebab  terjemahan  arah tembakanmu  sesuai  dengan  aspek  visual  dalam  film.  Frase  these  motherfuckers
pada  data  12TTM-LsgKm,  misalnya,  juga  diterjemahkan  menjadi  mobil-mobil yang mereka lemparkan dengan melihat aspek visual dalam film.
Untuk  menghasilkan  terjemahan  yang  sepadan,  terutama  terjemahan dengan  nada  mengeluh,  penerjemah  pihak  televisi  lebih  berani  menggunakan
tanda  seru  ,  seperti  pada  terjemahan  Dia  pegang  senjata,  tembak  saja, Perhatikan  arah  tembakanmu,  Hentikan  teriakanmu,  Bedebah,  kau  membunuh
saudaraku, dan sebagainya. Penggunaan tanda seru  dalam bahasa tulis diatur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau pun rasa emosi yang kuat KBBI, 1995: 1163.
2.2.      Kesepadanan Makna Terjemahan oleh Penerjemah Pihak VCD