79
penelitian.  Karena  peneliti  juga  telah  menentukan  fokus  penelitian  sebelumnya maka studi ini dikategorikan sebagai studi kasus terpancang.
Ditilik  dari  sisi  orientasi,  penelitian  ini termasuk  penelitian  dalam  bidang penerjemahan yang berorientasi pada produk product-oriented sebab pendekatan
ini  dimulai  dari  deskripsi  tentang  penerjemahan  yang  sudah  ada,  yaitu  teks  BSu berupa  dialog  dari  film  dan  teks  BSa  terjemahannya  yang  sudah  ada,  dan
menggunakan  kedua  teks  yang  berbeda  bahasa  tersebut  selama  proses  analisis Bell dalam Mona Baker, 2001: 189.
B.  Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian berupa ujaran-ujaran dari  para karakter dalam film Bad  Boys  II  yang  di  dalamnya  mengandung  tindak  tutur  mengeluh.  Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data  yang berupa dokumen dan informan.
1. Dokumen
Yang dimaksud dokumen disini adalah film Bad Boys II yang ditayangkan di stasiun televisi Trans TV dan di VCD Odiva. Moleong 2005: 216 mengatakan
bahwa  dokumen  adalah  “setiap  bahan  tertulis  ataupun  film”,  sehingga  film termasuk  dalam  sumber  data  dokumen.  Selain  film,  data  berupa  dokumen  juga
diperoleh  dari  teks  terjemahan  “tindak  tutur  mengeluh”  yang  ada  pada  film-film tadi.
80
2. Informan
Informan  dalam  penelitian  ini  adalah  tiga  orang  pembaca  ahli  yang memiliki  pengetahuan  dan  mendalami  situasi  serta  mengetahui  informasi  yang
diperlukan.  Mereka  sekaligus  bertindak  sebagai  penilai  hasil  terjemahan  rater “tindak tutur mengeluh” yang ada dalam film-film tersebut. Informan akan dipilih
pada mereka yang 1 memiliki kompetensi kebahasaan yang baik Bsu dan BSa yang ditandai dengan background study bahasa Inggris, 2 berkecimpung dalam
bidang  penerjemahan,  dan  3  telah  berpengalaman  sebagai  penilai  karya terjemahan.
C.  Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan  data  adalah  prosedur  yang  sistematik  dan  standar  untuk memperoleh  data  yang  diperlukan  Nasir,  1999:  211.  Dalam  penelitian  ini,
peneliti  mengumpulkan  data  dengan  menggunakan  teknik  analisis  isi  content analysis, kuesioner serta wawancara.
1. Analisis Isi
Metode analisis isi dipilih oleh penulis sebab metode ini dapat diterapkan pada bentuk komunikasi apapun, seperti beberapa studi mengenai buku, majalah,
lagu,  puisi,  surat  kabar,  lukisan,  dan  masih  banyak  lagi  Babbie  dalam  Soejono dan Abdurrahman, 1999: 14, termasuk  film seperti  yang peneliti bahas.  Metode
ini  digunakan  untuk  menangkap  isi  film  yang  menggambarkan  situasi  pada  saat
81
para  karakter  mengujarkan  keluhannya.    Dengan  analisis  isi,  peneliti  melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.1. Menonton film Bad Boys II yang disewa dari rental VCD Odiva beberapa
kali  dengan  memfokuskan  pada  jenis  “tindak  tutur  mengeluh”  serta memperhatikan terjemahannya.
1.2. Menonton film Bad Boys II yang ditayangkan di stasiun televisi Trans TV
serta merekamnya. 1.3.
Men-download naskah film dari internet untuk dicocokkan dengan ujaran para karakter dalam film. Peneliti juga menambah atau menghapus dialog
dalam naskah film yang kurang sesuai dengan ujaran para karakter dalam film.  Hal  ini  dilakukan  sebab  teks  BSu  yang  digunakan  dalam  penelitian
ini adalah ujaran lisan para pemain dalam film. 1.4.
Mencatat  kata,  frase,  klausa  dan  kalimat  yang  merupakan  “tindak  tutur mengeluh” dalam BSu dan dua terjemahannya dalam BSa.
1.5. Mengamati  konteks  situasi  yang  menyertai  munculnya  “tindak  tutur
mengeluh”. 1.6.
Menuliskan  kembali  kata,  frase,  klausa  dan  kalimat  yang  mengandung “tindak tutur mengeluh” ke dalam kartu-kartu.
1.7. Memberi kode pada setiap kartu.
2. Kuesioner
Kuesioner  digunakan  untuk  memperoleh  data  awal  dari  para  informan. Kuesioner  digunakan  untuk  menjaring  data  yang  berkaitan  dengan  informasi
82
tentang kesepadanan makna dan keberterimaan “tindak tutur mengeluh”. Dengan teknik  ini  diharapkan  penelitian  terhadap  penilaian  kesepadanan  makna
terjemahan dan keberterimaaan teks terjemahan dapat lebih objektif. Ada  dua  tipe  pertanyaan  yang  diajukan  kepada  para  informan  melalui
kuesioner  ini.  Pertanyaan  tipe  pertama  adalah  pertanyaan  yang  bersifat  tertutup. Dalam  hal  ini  informan  hanya  memilih  alternatif  jawaban  yang  telah  tersedia.
Pertanyaan  tipe  kedua  adalah  pertanyaan  yang  bersifat  terbuka.  Pertanyaan  ini dapat  memberi  kesempatan  pada  informan  untuk  memberikan  jawaban  alternatif
serta  argumen  maupun  penjelasan  mengenai  pilihan  jawabannya.  Sehingga  di bawahsebelah pertanyaan tertutup diberi ruang agar informan dapat menjelaskan
argumen serta semua informasi di luar pertanyaan pertama.
3. Wawancara
Teknik wawancara digunakan oleh peneliti untuk memperoleh kemantapan data  yang  telah  diperoleh  dari  kedua  teknik  sebelumnya.  Wawancara  mendalam
ditujukan kepada para informan. Dengan kata lain, peneliti melakukan wawancara tidak  terstruktur  sebab  wawancara  ini  mengarah  pada  kedalaman  informasi  yang
dapat  digunakan  sebagai  data  yang  dibutuhkan.  Wawancara  dilakukan  dengan tape recorder sehingga tidak ada sedikit pun informasi yang hilang.
83
D.  Teknik Sampling