185
ataupun dicetak miring. Hal ini akan menimbulkan kesan dan efek tersendiri bagi para penonton film.
3. Keberterimaan
Keberterimaan terjemahan TTM oleh penerjemah pihak televisi dinilai lebih tinggi daripada terjemahan TTM oleh penerjemah pihak VCD, yaitu 2,7.
Sedangkan terjemahan TTM oleh penerjemah pihak VCD dinilai 2,5.
3.1. Keberterimaan Terjemahan oleh Penerjemah Pihak Televisi
Keberterimaan berkaitan dengan kewajaran atau kealamiahan teks BSa bagi penonton film atau televisi baik secara struktur bahasa, pilihan kata, maupun
budaya. Tidak begitu saja terlepas dari faktor strategi penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah, keberterimaan sedikit banyak berkaitan dengan hal
tersebut. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa penerjemah pihak televisi menggunakan strategi penerjemahan yang lebih bervariasi. Berbeda dengan
penerjemah pihak VCD, penerjemah pihak televisi berusaha menghindari penggunaan strategi penerjemahan literal. Hal ini menghasilkan terjemahan yang
tidak kaku. Tingkat keberterimaan terjemahan oleh penerjemah pihak televisi tinggi sebab penerjemah banyak menggunakan common words yang mudah
dipahami seperti membuatku malu daripada mempermalukanku, bertobat daripada perlu Tuhan, begini saja, Ya ampun, serta jangan rewel.
Dalam hal penerjemahan kata-kata kasar dan makian, penerjemah pihak televisi banyak melakukan penghalusan dan juga penghapusan. Kata kasar dan
186
makian yang terdapat pada data TTM membuat penerjemah mencoba tetap menerjemahkan kata-kata tersebut, baik dengan berusaha memperhalusnya
maupun tetap menerjemahkannya dengan resiko bahwa terjemahannya terlihat kurang pantas ditampilkan di layar kaca. Menilik mengenai film yang ditayangkan
di televisi, film Bad Boys II yang digunakan dalam penelitian ini ditayangkan pada pukul 21.00 WIB dengan target penonton adalah remaja dan orang dewasa
sebab anak-anak diperkirakan telah tidur pada jam tersebut. Chen 2004 menyatakan bahwa swearwords should be toned down if the movie is for minors
or a general audience; however, they should be translated faithfully for an adult audience to show the tone of the movie. Mengingat hal tersebut, masih dianggap
wajar apabila terdapat sedikit kata kasar dan makian dalam subtitles film ini. Setiap kata makian tidak mungkin selalu dihapus sebab nuansa mengeluh dan efek
yang ditimbulkannya kepada penonton tidak akan tercapai. Apalagi data dalam penelitian ini adalah ujaran yang merupakan TTM yang lazim menggunakan kata-
kata kasar dan makian untuk menunjukkan ekspresi negatif penutur. Penerjemah kadang dihadapkan pada pilihan untuk tetap menerjemahkannya dengan
menggunakan kata-kata dalam BSa yang lazim digunakan oleh masyarakat BSa ketika mengeluh ataupun memaki, seperti kata sial, bedebah, cabul bahkan
persetan yang juga muncul pada terjemahan penerjemah pihak televisi. Kata-kata tersebut hanya muncul pada 6 data terjemahan. Sedangkan pada data lain kata-
kata kasar dan makian tidak diterjemahkan dan diperhalus. Penghalusan dilakukan ketika kata-kata kasar dan makian dalam teks BSu
berubah menjadi kata-kata wajar yang tidak mengandung unsur kasar dan makian
187
dalam teks BSa. Kata-kata tersebut biasanya menempati posisi sebagai verba atau nomina dalam teks BSu. Seperti yang diketahui bersama, verba dan nomina
menempati posisi penting dalam suatu struktur kalimat sehingga penerjemah tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Berikut beberapa contoh data yang
diterjemahkan secara halus atau diterjemahkan dengan dicari rujukannya. BSu
BSa these motherfuckers
mobil-mobil yang mereka lemparkan that shit you did
tindakanmu tadi doing dumb shit
bertindak bodoh the more you guys fuck up
semakin kalian mengacau they’re detecting shit
melacak berbagai hal this is a bullshit
ini omong kosong Penghapusan atau tidak diterjemahkannya kata-kata kasar dan makian juga
banyak dilakukan oleh penerjemah pihak televisi. Dilihat dari segi struktur kalimat, kata-kata kasar dan makian tidak diterjemahkan jika kata-kata tersebut
menempati posisi sebagai kata sifat atau hanya untuk menunjukkan ekspresi mental kekecewaan si penutur. Kata-kata kasar dan makian seperti oh fuck, in the
fucking bag, shit, a stupid fucking problem, what the hell is your problem, goddamned car chase, a fuck dead finger, you two motherfuckers yang terdapat
dalam data penelitian ini tidak diterjemahkan oleh penerjemah. Meskipun penerjemah pihak televisi dianggap sudah berhasil dalam
menerjemahkan kata-kata kasar dan makian, dia tidak sepenuhnya menghasilkan terjemahan yang 100 berterima. Dari 64 data TTM yang ada 20 data terjemahan
188
oleh penerjemah pihak televisi dinilai kurang berterima. Sebagian besar dari data tersebut berkaitan dengan masalah aturan penulisan kata maupun kalimat dalam
tata bahasa Indonesia. Penerjemah sering mengabaikan penggunaan awalan me- pada kata kerja terjemahannya, seperti kata temukan yang seharusnya menemukan,
gagalkan- menggagalkan, kirim-mengirim, bajak-membajak, dengar-mendengar, lihat-melihat, pecahkan-memecahkan, dan sebagainya.
3.2. Keberterimaan Terjemahan oleh Penerjemah Pihak VCD