Badan Eksekutif Daerah Dewan Pemerintah Daerah dan Kepala Daerah

373 35. memegang semua kekuasaan mengenai pengelolaan umum keuangan Daerah Pasal 60 ayat 1; 36. menetapkan anggaran keuangan daerah, termasuk perubahannya Pasal 61 ayat 2; 37. mengajukan keberatan kepada instansi yang setingkat lebih atas daripada instansi yang menolak mengesahkan keputusannya Pasal 63 ayat 4; 38. memberikan keterangan yang diminta oleh instansi pengawas Pasal 68; 39. menyelidiki dan memeriksa pekerjaan mengurus rumah tangga atau tugas pembentukan yang dilakukan oleh daerah-daerah bawahan Pasal 71 ayat 2; Berdasarkan pengaturan yang demikian, menunjukkan bahwa kewenangan DPRD sebagai Badan Legislatif Daerah cukup luas dalam rangka mengimplementasikan kedudukannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, bahkan cenderung ultra demokratis, sehingga dapat menimbulkan penyalahgunaan kekuasaan yang didasarkan pada pertimbangan politis dan subjektif melalui mosi tidak percaya yang justru menimbulkan hambatan terhadap kelancaran jalannya roda pemerintahan. 577

2.2. Badan Eksekutif Daerah Dewan Pemerintah Daerah dan Kepala Daerah

2.2.1. Dewan Pemerintah Daerah Dalam konteks Undang-undang No. 1 Tahun 1957, DPD berfungsi menjalankan pemerintahan sehari-hari sebagai badan eksekutif berdasarkan keputusan-keputusan DPRD, yang dipimpin oleh Kepala Daerah yang 577 Amrah Muslimin, Aspek-Aspek Hukum …., op.cit., hlm. 100. Maezuki: Pengaruh Sistem Pemilihan Umum Terhadap Keterwakilan Politik Masyarakat pada DPRD-DPRD di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. 374 merupakan Ketua dan sekaligus Anggota DPD karena jabatannya Pasal 6 ayat 1 dan Pasal 44. Oleh karena itu sebagai pimpinan sehari-hari dalam penyelenggaraan pemerintahan DPD harus bertanggung jawab kepada DPRD selaku pemegang kekuasaan tertinggi di Daerah. Anggota DPD ini dipilih oleh dan dari anggota DPRD atas perwakilan berimbang. Ketua dan Wakil Ketua DPRD tidak boleh menjadi anggota DPD Pasal 19. Dengan cara yang demikian, Kepala Daerah menjadi alat Daerah yang murni, artinya dalam menjalankan pemerintahan di daerah selalu bertindak kolegial, yaitu bersama- sama dengan anggota DPD lainnya. 578 Dewan Pemerintah Daerah dapat juga diserahi tugas untuk menetapkan peraturan-peraturan penyelenggaraan dari Peraturan Daerah. Dengan ketentuan ini, maka Dewan Pemerintah Daerah dapat diberi kekuasaan legislatif, meskipun hanya terbatas pada pembuatan peraturan penyelenggaraan dari peraturan daerah saja. Maksud dari ketentuan ini ialah agar supaya penyelenggaraan pemerintah daerah dapat lebih cepat dan efisien diadakan dan tidak perlu segala sesuatu itu diatur oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pasal 45 beserta Penjelasan. Oleh sebab itu, DPD sebagai pelaksana sehari-hari pemerintah daerah yang merupakan badan eksekutif diserahi berbagai kewenangan dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1957, yaitu : 1. memilih Wakil Ketua diantara anggota-anggota DPD Pasal 6 ayat 3; 578 Rochmat Soemitro, Peraturan Perundang-undangan …., op.cit., hlm. 10. Maezuki: Pengaruh Sistem Pemilihan Umum Terhadap Keterwakilan Politik Masyarakat pada DPRD-DPRD di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. 375 2. dapat memberhentikan sementara anggota DPRD yang melanggar larangan melakukan usahapekerjaan yang ditetapkan bagi anggota DPRD Pasal 10 ayat 3; 3. memutuskan permintaan banding bagi anggota DPRD setingkat lebih rendah yang telah diberhentikan atau yang diberhentikan sementara karena melanggar larangan melakukan usahapekerjaan yang ditetapkan bagi anggota DPRD tersebut Pasal 10 ayat 4; 4. mengusulkan penggantian keanggotaan dari anggota DPRD yang minta berhenti, tidak lagi memenuhi syarat menjadi anggota DPRD, melanggar larangan jabatan rangkap atau melanggar peraturan perundang-undangan pusat Pasal 11 ayat 2; 5. memutuskan usul pengguguran keanggotaan DPRD yang diajukan oleh DPD setingkat di bawahnya Pasal 11 ayat 2; 6. memutuskan permintaan banding dari anggota DPRD yang keanggotaannya telah digugurkan oleh DPD setingkat di bawahnya Pasal 11 ayat 3; 7. meminta kepada Ketua DPRD agar diadakan rapat DPRD Pasal 14 ayat 1; 8. membuat peraturan tata tertib rapat DPD Pasal 21 ayat 3; 9. menjalankan tugas medebewind yang ditugasakan kepadanya Pasal 32- 34; 10. menjalankan keputusan DPRD Pasal 44 ayat 1; 11. menjalankan pimpinan sehari-hari pemerintahan daerah Pasal 44 ayat 2; 12. menetapkan peraturan penyelenggaraan dari peraturan daerah yang ditugaskan kepada DPD Pasal 45; 13. menyiapkan segala sesuatu yang harus dipertimbangkan dan diputuskan oleh DPRD Pasal 47; 14. bertanggung jawab kepada DPRD dan memberikan keterangan-keterangan yang diminta oleh DPRD Pasal 48; 15. mewakili daerahnya di muka dan di luar pengadilan, termasuk menunjuk kuasa untuk mewakilinya Pasal 49; 16. memegang pimpinan atas semua pegawai daerah dan pegawai negaradaerah lain yang diperbantukan Pasal 51; 17. mengusulkan pengangkatanpemberhentian sekretaris daerah kepada DPRD Pasal 52 ayat 1; 18. menunjuk pegawai lain untuk mewakili sekretaris daerah yang berhalangan Pasal 52 ayat 3; 19. memutuskan permintaan banding dari DPRD yang keputusannya tidak dapat disahkan oleh DPD setingkat dibawahnya Pasal 63 ayat 4; 20. mempertangguhkan atau membatalkan keputusan pemerintah daerah setingkat di bawahnya Pasal 64; 21. memberikan keterangan yang diminta oleh instansi pengawas atau pusat Pasal 68; Maezuki: Pengaruh Sistem Pemilihan Umum Terhadap Keterwakilan Politik Masyarakat pada DPRD-DPRD di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. 376 22. memutuskan perselisihan antara daerah-daerah bawahannya mengenai pemerintahantata usaha dan perubahanpencabutan keputusan bersama Pasal 70 ayat 1 dan Pasal 42 ayat 3; 23. mengumumkan keputusan tentang pembatalan atau penyelesaian perselisihan mengenai pemerintahan daerah. 2.2.2. Kepala Daerah Kepala Daerah menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1957 karena jabatannya adalah ketua dan anggota DPD dan bersama DPD bertanggung jawab kepada DPRD. Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD menurut Undang- undang No. 1 Tahun 1957 bersifat sementara, di masa depan kepala daerah itu haruslah dipilih langsung oleh rakyat dari daerah yang bersangkutan, sebagaimana ditegaskan dalam Penjelasan Umum yang menyatakan : “kepala daerah itu haruslah seorang yang dekat kepada dan dikenal oleh masyarakat daerah yang bersangkutan itu, dan karena itu kepala daerah haruslah seorang yang mendapat kepercayaan dari rakyat tersebut dan diserahi kekuasaan atas kepercayaan rakyat itu”. Mengenai masa jabatan dari Kepala Daerah itu seyogianya disesuaikan dengan masa pemilihan DPRD yang bersangkutan, sehingga Kepala Daerah itu berdiri dan jatuh bersama-sama dengan anggota DPRD. Dalam hal seorang anggota DPRD diputus menjadi Kepala Daerah, maka segala ketentuan yang berlaku bagi anggota DPRD itu juga berlaku baginya Pasal 24 ayat 5 sub d. Berhubung dengan itu, maka apabila Kepala Daerah melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang untuk tiap-tiap anggota DPRD, Maezuki: Pengaruh Sistem Pemilihan Umum Terhadap Keterwakilan Politik Masyarakat pada DPRD-DPRD di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. 377 maka Kepala Daerah dapat diberhentikan oleh DPRD dari keanggotaan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan 11 UU No. 1 Tahun 1957, yang dapat berakibat juga pada berakhirnya kedudukan sebagai Kepala Daerah. Selaku Ketua merangkap anggota DPD, Kepala Daerah menjalankan tugas dan kewajibannya bersama-sama dengan anggota-anggota DPD lainnya, bertanggung jawab secara kolegial terhadap DPRD tentang penyelenggaran tugasnya. Dengan pengaturan tersebut, maka apabila DPD dijatuhkan oleh DPRD, maka Kepala Daerah yang bersangkutan turut serta pula jatuh. 579 Disini dapat diperhatikan, bahwa sungguhpun Kepala Daerah dipilih tersendiri lain dari anggota DPD, akan tetapi Kepala Daerah itu dapat dikatakan secara individual tidak mempunyai kewenangan tersendiri, dengan adanya ketentuan bahwa DPD itu harus selalu bertindak kolegial, biarpun dalam praktek sehari-hari masih terlihat Kepala Daerah dan anggota DPD mengadakan pembidangan tugas dan dalam bidang tugas masing-masing kebanyakan bertindak individual, akan tetapi DPD termasuk Kepala Daerah semata-mata bertindak kolegial. 580 Namun demikian, dalam beberapa hal Kepala Daerah masih mempunyai kewenangan secara individual, yaitu: 581 a. Menjadi ketua merangkap anggota DPD b. Mengundangkan Peraturan daerah dalam Lembaran Daerah. c. Menandatangani keputusan DPD d. Menjalankan untuk sementara tugas kewajiban pemerintah daerah apabila DPD lalai mengurus rumah tangganya sampai ditentukan lain. 579 M. Soly Lubis, Perkembangan Garis Politik …, op.cit., hlm. 150. 580 Amrah Muslimin, op.cit., hlm. 99. 581 Ibid., hlm. 100. Perhatikan juga Juanda, Hukum Pemerintahan …, op.cit., hlm. 167. Maezuki: Pengaruh Sistem Pemilihan Umum Terhadap Keterwakilan Politik Masyarakat pada DPRD-DPRD di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. 378 Berdasarkan pengaturan yang demikian, maka pada dasarnya UU No. 1 Tahun 1957 tidak merinci secara khusus tugas dan wewenang Kepala Daerah, karena ex officio sebagai Ketua dan Anggota DPD, wewenang yang diberikan oleh undang-undang kepada DPD melekat pada kedudukan Kepala Daerah. Dalm hubunganini politik hukum otonomi daerah pada masa ini adalah politik desentralisasi dengan memberikan posisi yang cukup kuat kepada DPRD.

D. Pengaturan DPRD Berdasarkan Penetapan Presiden No. 6 Tahun 1959 dan