284
Tabel 3.5. Perolehan Suara dan Kursi Peserta Pemilu 1977 No. Partai
Suara Kursi
1971 Keterangan
1. 2.
3. Golkar
PPP PDI
39.750.096 18.743.491
5.504.757 62,11
29,29 8,60
232 99
29 62,80
27,12 10,08
-0,69 +2,17
-1,48 Jumlah 63.998.344
100,00 360
100,00 Sumber : http:www.kpu.go.idSejarahsejarah list.php.
3. Sistem Pemilihan Umum Menurut Undang-undang No. 2 Tahun 1980.
Dalam konteks pemilihan umum 1982, maka terdapat dua paradigma yuridis politis yang diamanatkan oleh Ketetapan MPR yang berhubungan dengan
penyelenggaran Pemilu, yaitu Ketetapan MPR No. IVMPR1978 Jo. Ketetapan MPR No. VIIMPR1978 Tentang Pemilihan Umum.
Ketetapan MPR No. IVMPR1978 yang berkenaan dengan pemilihan umum diatur dalam Arah dan Kebijaksanaan Pembangunan Bidang Politik, Aparatur
Pemerintah, Hukum, Penerangan dan Pers, Hubungan Luar Negeri, yang mengamanatkan pembangunan di bidang politik sebagai berikut:
458
a. Pembangunan politik diarahkan untuk memantapkan perwujudan
demokrasi Pancasila b.
Dalam rangka memantapkan stabilitas politik yang dinamis serta pelaksanaan mekanisme demokrasi Pancasila, perlu makin memantapkan
kehidupan konstitusionil, demokrasi dan tegaknya hukum. Dalam hubungan ini perlu dilanjutkan langkah-langkah pelaksanaan mekanisme
kepemimpinan nasional, serta memantapkan berfungsinya dan saling berhubungan antara Lembaga-lembaga Tinggi Negara berdasarkan UUD
1945
c. Pendidikan politik rakyat ditingkatkan, agar makin sadar akan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara, sehingga ikut serta secara aktif dalam kehidupan kenegaraan dan pembangunan.
458
Pustaka Tinta Mas, Himpunan Ketetapan-Ketetapan MPRS Tahun 1966-1967-1968 dan MPR Tahun 1973-1978-1983-1988, Surabaya: Pustaka Tinta Mas, 1988, hlm. 320-321.
Maezuki: Pengaruh Sistem Pemilihan Umum Terhadap Keterwakilan Politik Masyarakat pada DPRD-DPRD di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
285
d. Pemilihan umum sebagai sarana Demokrasi Pancasila dilaksanakan
dengan langsung, umum, bebas, dan rahasia yang diselenggarakan oleh PresidenMandataris, dimana organisasi sosial politik peserta Pemilu ikut
serta secara efektif dalam pelaksanaan Pemilu.
e. Peranan kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai-partai Politik
dan Golongan Karya sangat penting, oleh karenanya perlu ditingkatkan kemampuannya dalam memperjuangkan aspirasinya berdasarkan program
demi tercapainya tujuan nasional.
f. Meningkatkan terselenggaranya komunikasi sosial timbal balik antara
masyarakat, antara masyarakat dengan lembaga perwakilan rakyat maupun dengan Pemerintah.
g. Memantapkan organisasi-organisasi profesifungsionilmasyarakat agar
makin besar peranannya dalam pelaksanaan pembangunan nasional. h.
Menyempurnakan wadah-wadah penyalur pendapat masyarakat pedesaan. Berdasarkan Ketetapan MPR No. IVMPR1978 tentang Garis-Garis Besar
Haluan Negara tersebut, maka secara khusus paradigma yuridis politis pemilihan umum dimuat dalam Ketetapan MPR No. VIIMPR1978 tentang Pemilihan Umum,
yang antara lain menyebutkan bahwa: Pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan asas kedaulatan rakyat
berdasarkan Pancasila dalam Negara Republik Indonesia, dan bersifat langsung, umum, bebas dan rahasia sebagai wujud pelaksanaan Demokrasi
Pancasila melalui pemungutan suara, yang diselenggarakan selambat- lambatnya pada akhir tahun 1982, dengan diikuti oleh tiga organisasi kekuatan
sosial politik, yakni : Golongan Karya, Partai Demokrasi Indonesia, dan Partai Persatuan Pembangunan.
459
Implementasi dari pengaturan ini, kemudian lahir aturan organik Undang- undang No. 2 Tahun 1980 Tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 15 Tahun
1969 Tentang Pemilihan Umum Anggota-anggota Badan PermusyawaratanPerwakilan Rakyat sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1975.
459
Pengaturan ini dapat diperhatikan dari ketentuan Pasal 1, Pasal 3 dan Pasal 4 Ketetapan MPR No. VIIMPR1978 tentang Pemilihan Umum.
Maezuki: Pengaruh Sistem Pemilihan Umum Terhadap Keterwakilan Politik Masyarakat pada DPRD-DPRD di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
286
Oleh sebab itu, dalam undang-undang ini tidak ada perubahan yang berhubungan dengan sistem pemilihan umum, hanya terdapat penegasan dilibatkannya organisasi
sosial politik peserta Pemilu di dalam panitia pemilihan sejak dari Panitia Pemilihan Indonesia sampai pada Panitia Pemungutan Suara Pasal 8 ayat 4 huruf a. Selain
itu, terdapat hal baru yang diatur dalam undang-undang ini, yaitu mengenai pelaksanaan pemilihan umum di Propinsi Timor Timur Pasal 29a, yang pada waktu
Pemilihan umum sebelumnya Pemilu 1977 belum diselenggarakan pemilihan umum
460
, akan tetapi untuk Pemilihan Umum 1982 Timor-Timur telah resmi sebagai bagian dari Negara Republik Indonesia melalui integrasi, dan telah dikukuhkan
berdasarkan Ketetapan MPR No. VIMPR1978 Tentang Pengukuhan Penyatuan Wilayah Timor Timur Ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemungutan suara pada Pemilu 1982 dilangsungkan secara serentak pada tanggal 4 Mei 1982. Pada Pemilu saat itu jumlah penduduk Indonesia adalah
146.532.407 jiwa, dan jumlah pemilih 82.134.195 orang dan suara sah 75.126.306 orang. Hasil perolehan suara dan kursi secara nasional Golkar meningkat, tetapi gagal
merebut kemenangan di Aceh. Hanya Jakarta dan Kalimantan Selatan yang berhasil diambil Golkar dari PPP. Secara nasional Golkar berhasil merebut tambahan 10 kursi
dan itu berarti kehilangan masing-masing 5 kursi bagi PPP dan PDI. Adapun cara pembagian kursi pada Pemilu 1982 tetap mengacu pada ketentuan Pemilu 1971,
dengan hasil sebagai berikut :
460
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Periode 1982-1987, Jakarta: Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, 1988, hlm. 1.
Maezuki: Pengaruh Sistem Pemilihan Umum Terhadap Keterwakilan Politik Masyarakat pada DPRD-DPRD di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008.
287
Tabel 3.6. Perolehan Suara dan Kursi Peserta Pemilu 1982 No. Partai
Suara Kursi
1977 Keterangan
1. 2.
3. Golkar
PPP PDI
48.334.724 20.871.880
5.919.702 64,34
27,78 7,88
242 94
24 62,11
29,29 8,60
+2,23 -1,51
-0,72 Jumlah 75.126.306
100,00 364
100,00 Sumber : http:www.kpu.go.idSejarahsejarah list.php
4. Sistem Pemilihan Umum Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1985.