sistem pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang pelaksanaannya didasarkan pada keterpisahan antara siswa dan pengajar dalam suatu ruang dan waktu,
pemanfaatan bahan belajar yang dirancang dan diproduksi dengan sistematis, adanya komunikasi terus menerus antara siswa dengan siswa, tutor, dan organisasi
pendidikan melalui beragam media, serta terdapat kontrol atau pemantauan yang intensif dari suatu organisasi pendidikan.
b. Perkembangan Sistem Pendidikan Jarak Jauh
Berawal dari sebuah pendidikan koresponden yang mulai dikenal sekitar tahun 1720-an sebagai suatu bentuk pendidikan orang dewasa. Paulina Pannen
menjelaskan lebih dalam lagi bahwa pada saat itu istilah pendidikan jarak jauh hampir sama dengan terminologi sistem pendidikan terbuka, kedua istilah tersebut
digunakan secara bergantian untuk menunjukkan sebuah sistem pendidikan di mana siswa dan guru terpisah secara fisik atau geografis.
33
Beranjak pada tahun 1980-an dengan munculnya terobosan baru dalam bidang pembelajaran
individual, yang dikenal dengan nama flexible learning, istilah sistem pendidikan terbuka menjadi populer dan memiliki makna tersendiri. Demikian juga dengan
sistem pendidikan jarak jauh yang memiliki perubahan makna seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat di akhir abad ke-20.
Menjelang abad ke-21, sistem pendidikan terbuka dan sistem pendidikan jarak jauh menjadi kecenderungan sistem pendidikan di banyak negara.
Bagaimana lahirnya sistem pendidikan jarak jauh juga dijelaskan oleh Garry B. Shelly, Glenda A. Gunter, dan Randolph E. Gunter. Karena memang
kelahiran pendidikan jarak jauh bukan seperti kelahiran manusia yang sudah jelas lahir pada tanggal, hari, dan tahun yang pasti. Sedangkan lahirnya pendidikan
jarak jauh adalah berdasarkan sebuah fenomena yang terjadi pada waktu itu, maka wajar jika terdapat perbedaan. Shelly, Gunter, dan Gunter menjelaskan lahirnya
pendidikan jarak jauh terjadi pada permulaan tahun 1700-an. Pada waktu itu terjadi perubahan penggunaan metode penyampaian yang berbeda. Instruksi
33
Ibid., h. 11.
disampaikan dari satu lokasi ke lokasi lain, pengajaran berada pada satu lokasi dan pembelajaran yang berlangsung di lokasi lainnya.
34
Pendidikan jarak jauh mendukung gagasan bahwa siswa bisa belajar dengan metode alternatif dengan penyampaian di lokasi yang berbeda. Selama
abad 18, 19, dan 20, pendidikan jarak jauh dilakukan terutama melalui surat, maka biasa disebut dengan kursus korespondensi. Beberapa tahun terakhir dari abad ke-
20 dan kini terus berkembang hingga abad ke-21 pendidikan jarak jauh terus berkembang. Bahkan kebanyakan lembaga pendidikan saat ini lebih memilih
pendidikan jarak jauh untuk kursus yang diajarkan, dengan menggunakan internet dan penyampaian materi berbasis internet dalam berbagai bentuk atau modalitas.
Telah dikemukakan Kaufman dan Nipper yang dikutip oleh Bates
35
, ada tiga generasi pendidikan jarak jauh. Generasi pertama pendidikan jarak jauh
ditandai dengan penggunaan utama teknologi tunggal yang bersifat komunikasi satu arah. Bentuk utama dari pendidikan jarak jauh generasi pertama berupa
media cetak berbasis pendidikan korespondensi. Daftar bacaan dari buku-buku dan artikel disediakan untuk siswa yang akan belajar mandiri. Dengan dibantu
oleh seorang tutor atau instruktur untuk menandai tugas dan memberikan umpan balik kepada siswa, sebelum siswa mengambil ujian kompetitif dari lembaga yang
diakui atau diakreditasi. Generasi kedua pendidikan jarak jauh ditandai dengan terintegrasi
pendekatan berbagai media, print dan penyiaran, dengan materi pembelajaran yang dirancang khusus untuk belajar jarak jauh. Komunikasi siswa dimediasi oleh
orang ketiga yaitu seorang tutor yang bukan merupakan pencetus bahan pengajaran. Terkadang generasi kedua pendidikan jarak jauh digambarkan sebagai
sebuah industri, karena melayani jumlah siswa yang sangat besar. Ciri pendidikan jarak jauh generasi kedua adalah kualitas desain bahan, produksi dan pengiriman
yang sangat terpusat, cara transmisi informasi yang dimodifikasi dengan kegiatan belajar mandiri yang bertujuan untuk pengembangan kognitif siswa, sistem
34
Garry B. Shelly, Glenda A. Gunter, dan Randolph E. Gunter , Integrating Technologi and Digital Media in the Classroom. USA: Course Technology, 2010, h. 519.
35
A. W. Tony Bates, Technology, E-learning and Distance Learning, USA dan Canada: Routledge, 1995, h. 6-7.
birokrasi yang besar, dan biaya dan hasil yang sangat efektif. Pantas saja jika kemudian dianggap sebagai industri, karena menggunakan metode produksi
massal dan pengiriman produk standar. Universitas pengajaran jarak jauh seperti Universitas Terbuka Inggris, Anadolu Open University di Turki, dan Universidad
de educacion Nasional a Distancia di Spanyol adalah contoh dari pendidikan jarak jauh generasi kedua.
Generasi ketiga pendidikan jarak jauh didasarkan pada media komunikasi dua arah seperti internet atau video-conferencing yang memungkinkan interaksi
jarak jauh antara guru yang memberi instruksi dan mahasiswa yang menerima instruksi. Terdapat fasilitas komunikasi jarak jauh antar siswa, baik secara
individu maupun sebagai kelompok. Teknologi generasi ketiga memungkinkan distribusi komunikasi yang lebih intens antara siswa dan guru maupun antara
sesama siswa. Sistem pendidikan jarak jauh generasi ketiga digambarkan sebagai sistem berbasis pengetahuan atau pasca-industri, karena berbentuk organisasi
kecil, tim yang relatif otonom dalam mengelola desain kursus, pengembangan, dan pengiriman. Sering kali menggunakan pendekatan yang lebih konstruktivis
untuk mengajar dan belajar, menitik beratkan pada dialog dan diskusi mahasiswa, dan relatif fleksibel dengan layanan administrasi berbasis Web, menjadi ciri khas
pendidikan jarak jauh generasi ketiga. Dalam 30 tahun terakhir generasi kedua pembelajaran terbuka dan jarak
jauh telah menyebar ke berbagai negara, dan menjadi bagian penting dari sistem pendidikan yang paling modern. Sejak tahun 1996, generasi ketiga pendidikan
jarak jauh telah menyebar dengan cepat di negara-negara ekonomi maju, dan bahkan ke negara-negara berkembang. Sebagian besar pertumbuhan pendidikan
jarak jauh di berbagai negara mengarah pada pembelajaran online. Sehingga dapat meningkatkan akses terhadap pendidikan. Lebih dari sekadar pendidikan
konvensional dengan diimbangi meningkatnya permintaan untuk fleksibilitas, belajar seumur hidup, dan terutama pembelajaran online. Pembelajaran terbuka
dan pendidikan jarak jauh sekarang eksis di sekolah dan karir, teknis dan kejuruan, perguruan tinggi dan universitas, serta di sektor swasta dalam bentuk
kerja berbasis pelatihan. Sekarang inisiatif perkembangan pendidikan terbuka dan
jarak jauh beroperasi di semua bidang dan subjek, pada semua tingkat akademis, dan di setiap benua.
36
Tian Belawati
37
belawati juga menjelaskan bahwa generasi kedua pendidikan jarak jauh ditandai dengan dibukanya Universitas Terbuka Open
University di Inggris pada tahun 1969. Generasi kedua ini dicirikan dengan digunakan teknologi siaran dan rekaman terutama dengan media televise, radio,
kaset audio atau video, dan komputer seperti yang dijelaskan Taylor yaitu berupa computer-mediated
learning maupun
computer-assisted learning,
serta telekonferensi audio atau video. Sedangkan generasi ketiga dimulai sejak awal
tahun 1990-an ketika penggunaan jaringan internet dan intranet digunakan dengan sangat ekstensif, terutama untuk kepentingan interaksi melalui apa yang disebut
oleh Taylor sebagai computer-mediated communication. Pada generasi ketiga ini menurut Taylor telah berkembang dengan sangat
pesat dan telah melahirkan generasi berikutnya. Generasi pendidikan jarak jauh selanjutnya bersifat lebih menekankan pada unsur fleksibilitas sistem
pembelajaran atau disebut flexible learning. Dari flexible learning inilah yang kemudian terus berkembang dan mengintegrasikan semua kemampuan teknologi
sebelumnya termasuk automated response system yang kemudian oleh Taylor bahkan sudah dianggap sebagai generasi kelima pendidikan jarak jauh.
38
Jadi perkembangan pendidikan jarak jauh saat ini bisa dibilang sudah masuk pada
generasi keempat bahkan kelima. Namun belum ada penelitian yang secara khusus membahas mengenai model pendidikan jarak jauh pada generasi tersebut.
Kebanyakan referensi yang ditemukan masih membahas sebatas sampai pada generasi ketiga saja.
c. Urgensi Sistem Pendidikan Jarak Jauh
Prinsip belajar sepenjang hayat telah diangkat menjadi prioritas utama oleh pemerintah atau kelompok masyarakat manapun di dunia. UNESCO memiliki
landasan empat pilar dalam upaya mewujudkan masyarakat berbasis pengetahuan,
36
A. W. Tony Bates, op. cit., h. 13.
37
Tian Belawati, op. cit., h. 400.
38
Ibid., h. 401.
yaitu belajar untuk tahu, belajar untuk berbuat, belajar untuk memiliki keberadaan, dan belajar untuk hidup bersama. Hal ini merupakan
pengejawentahan gagasan belajar sepanjang hayat dan memiliki konsekuensi pada penerapan konsep pendidikan untuk semua, termasuk pendidikan tinggi untuk
semua. Setiap anggota masyarakat memiliki hak dasar untuk menempuh pendidikan sampai jenjang tertinggi, sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
39
Pendidikan jarak jauh merupakan penerapan prinsip-prinsip teknologi pendidikan untuk memecahkan masalah keterpisahan antara pengajar, sumber
belajar, dan pembelajaran. Pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh lebih dikendalikan oleh kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Seluruh program dan
pelayanan dapat diakses oleh peserta didik tanpa terkendala jarak, ruang, dan waktu. Durri Andriani dan Nurmala menjelaskan suatu studi yang didasarkan pada
355 laporan penelitian menyatakan bahwa secara konsisten tidak ada perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang belajar melalui sistem belajar tatap muka
dengan sistem belajar jarak jauh. Dalam dunia pendidikan hal ini dikenal sebagai The No Significant Difference Phenomenon.
40
Jadi sangat rasional bila jumlah negara yang menyelenggarakan pendidikan jarak jauh semakin lama semakin
bertambah, bukan hanya di negara-negara maju yang memiliki teknologi tinggi, tetapi juga di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Mengatasi keterpisahan dan membuka kesempatan memperoleh pendidikan untuk semua nampaknya menjadi urgensi pokok dari sistem
pendidikan jarak jauh. Paulina Pannen
41
juga mengungkapkan hal demikian, bahwa keberadaan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh selain untuk
mencapai tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam kurikulum, juga diarahkan untuk peningkatan akses terhadap pendidikan, mengatasi keterpisahan
dan membuka kesempatan memperoleh pendidikan. Dengan sendirinya, hal tersebut sangat erat kaitannya dengan masalah keadilan sosial, pemerataan antar
39
Asnah Said ed., Perkembangan Universitas Terbuka, Perjalanan Mencari Jati Diri Menuju PTJJ Unggulan, Jilid 3, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, h. 177.
40
Durri Andriani dan Nurmala Pangaribuan, Mahasiswa di Institusi Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. Jakarta: Universitas Terbuka, 2006, h. i.
41
Paulina Pannen, op. cit., h. 25.