Gambar 2.1 Flowchart Pembelajaran Online oleh Elliott
Dalam pelaksanaan tutorial online, mendukung peserta didik dan tutor melalui peran yang berbeda. Berge mendefinisikan empat peran dasar dari sebuah
tutor online; pedagogis, manajerial, sosial dan teknis.
21
Dalam tutorial online peran pedagogis mendukung proses belajar itu sendiri dengan memberikan
petunjuk, pertanyaan, contoh, umpan balik, motivasi, dan lain-lain. Peran manajerial memerlukan tutor untuk melakukan kursus dasar administrasi, track
kemajuan siswa, dan data-data lainnya. Peran sosial tutor meliputi upaya untuk membangun lingkungan yang ramah dan nyaman dan komunitas yang
merangsang pembelajaran. Sedangkan peran teknis membutuhkan tutor untuk mengenalkan para siswa dengan dirinya sendiri atau dirinya sendiri dengan TIK
yang digunakan untuk e-learning, dan juga untuk menyediakan beberapa dukungan teknis kepada siswa.
Untuk menjadi sukses dalam semua peran yang dibutuhkan, tutor online harus memiliki keterampilan dan karakter tertentu. Thomas membuat empat
21
Viktorija Sulcic dan Alja Sulcic. loc. cit.
kriteria tutor online yang baik; positif, proaktif, sabar dan persisten.
22
Banyak pengamat menekankan perlunya tutor untuk menjadi ahli di bidang yang mereka
les. Tutor juga harus memiliki semangat untuk mengembangkan keterampilan komunikasi online, menjadi melek TIK, akrab dengan teknologi e-learning dan
memiliki sikap positif terhadap siswa dan pembelajaran. Maka tutor dituntut untuk berpartisipasi dalam program-program pelatihan yang membantu untuk
mengembangkan keterampilan, belajar tentang peran sebagai tutor online dan belajar tentang karakteristik e-learning yang berbeda dari pembelajaran
tradisional face-to-face.
d. Evaluasi Tutorial Online
Evaluasi merupakan bagian integral dalam pendidikan sebagai sarana untuk mengetahui tolak ukur keberhasilan dari sebuah pengajaran. Edwind Wandt
dan Gerald W. Brown dalam Anas Sudijono mendefinisikan evaluasi sebagai berikut: “evaluation refer to the act or process to determining the value of
something. ”
23
Menurut definisi ini berarti istilah evaluasi itu menunjuk pada suatu pengertian sebuah tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Dalam definisi lain, B.S. Bloom dalam W. Gulo yang dikutip oleh Slameto menyatakan bahwa
“evaluation, as we see it, is the systematic collection of evidence to determine wether in fact certain changes are taking place in the
learns as well as to determine the amount or degree of change in individual students.”
24
Jadi evaluasi dalam definisi ini berarti usaha untuk mengetahui sejauh mana perubahan itu telah terjadi pada masing-masing siswa melalui kegiatan
belajar mengajar. Dari dua terminologi evaluasi diatas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi
merupakan sebuah tindakan, dan tindakan ini berarti sebuah usaha untuk menentukan nilai dan mengetahui sejauh mana perubahan yang telah terjadi dari
sebuah kegiatan belajar mengajar.
22
Ibid., h. 203.
23
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h. 1.
24
Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1988, h. 5.
Evaluasi atau penilaian menurut fungsinya dibedakan menjadi empat jenis yaitu formatif, sumatif, penempatan dan diagnostik. Menurut caranya, evaluasi
dibedakan atas penilaian kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan menurut tekniknya, dibedakan antara tes dan non tes. Dalam proses pembelajaran, evaluasi
berdasarkan fungsi yang biasa digunakan adalah evaluasi formatif dan sumatif. Sedangkan dari segi tekniknya bisa dalam bentuk tes maupun non tes.
25
Crooks dan Scriven dalam Peter W. Airasian menjelaskan perbedaan antara evaluasi formatif dan sumatif sebagi berikut:
“Being interactive, such assessments are often called formative assessments because they are influential
forming the process under way. Summative assessments come at the end of a process, when it is difficult to alter or
rectify what has gone on.”
26
Jadi evaluasi formatif itu dilakukan saat proses rangkaian pembelajaran berlangsung, sedangkan
evaluasi sumatif dilakukan diakhir setelah seluruh rangkain proses pembelajaran selesai.
Evaluasi formatif pada umumnya dilakukan pada akhir satuan pelajaran SAP dan terutama diarahkan kepada bidang tingkah laku kognitif. Evaluasi
sumatif langsung diarahkan kepada keberhasilan siswa mempelajari suatu program pengajaran. Biasanya dilakukan pada akhir program pengajaran yang
relatif besar, misalnya triwulan, semester, akhir tahun, atau pada akhir jenjang persekolahan.
Evaluasi dalam tutorial online dapat dilakukan dengan mengadaptasi dari proses evaluasi pembelajaran yang biasa dilakukan, yaitu dengan evaluasi
formatif dan sumatif. Jadi evaluasi formatif dalam tutorial online dilakukan pada saat setelah pelaksanaan tutorial online mingguan dilaksanakan. Sedangkan
evaluasi sumatif dilakukan pada akhir tutorial online setelah seluruh tutorial online mingguan selesai dilaksanakan.
25
Ibid., h. 25.
26
Peter W. Airasian, Classroom Assessment, New York: McGraw-Hill, 1991, h. 150.