4. Berapa kali pelaksanaan qiro’ati dilaksanakan? Tujuan apa yang ingin
dicapai dari pendidikan karakter dalam kegiatan qiro’ati di sekolah?
Jawaban : Qiro’ati dilaksanakan di SDIT Darul Muttaqien itu selama 5 hari
dari hari senin sampai hari jum’at jam 8 sampai dengan jam 9. Dengan proses pembelajaran 15 menit itu anak-anak baca klasikal, kemudian 30 menit anak
baca individual atau maju satu-satu setiap anak dan terakhir 15 menit kembali ke klasikal lagi. Dengan tujuan agar mereka lulus IMTAS koordinator
jabodetabok, dan bisa ikut khotmil qur’an di sekolah sini yang meningkatkan sikap perubahan pada siswa khususnya pada bacaan al-
qur’an nya.
5. Nilai pendidikan karakter apa saja yang diharapkan dari kegiatan
qiro’ati yang diikuti siswa?
Jawaban : Banyak sekali, yang pertama yaitu kedisiplinan anak dalam bacaan di rumah maupun di sekolah. Kemudian kita tanamkan ni
lai ketawadhu’an, nilai keberanian, terus kita tanamkan nilai religius juga sehingga anak dapat
melaksanakan nilai-nilai tersebut di kehidupan sehari-hari.
6. Bagaimana strategi yang diterapkan dalam rangka penanaman
pendidikan karakter pada kegiatan qiro’ati siswa?
Jawaban : Strategi yang di terapkan dalam rangka penanaman pendidikan karakter pada kegiatan qiro’ati di sini ialah yang pertama kita melakukan
pendekatan pada anak, karena tidak semua anak yang menerima guru jilid qior’atinya. Dengan perbedaan anak itu, maka kita melakukan pendekatan dan
motivasi kepada anak-anak, agar anak-anak dapat menerima kepada guru siapa saja mereka diajarkan.
7. Apa saja kendala dalam menerapkan pendidikan karakter di sekolah?
Serta upaya apa yang dilakukan oleh pihak sekolah?
Jawaban : Kendalanya banyak, kendalanya pertama kadang anak tidak mau menerima guru jilidnya sehingga memperlambat jalannya qiro’ati di sekolah.
Serta ketika anak itu bermasalah melakukan kesalahan itu kendala berikutnya, kemudian kita mengupayakan dari pihak sekolah yaitu koordinasi dengan
orang tua siswa agar mendukung semua kegiatan anaknya di sini.
8. Selama ini, sejauh mana atau hasil apa yang telah dicapai sekolah dalam
menerapkan pendidikan karakter di sekolah terhadap siswa?
Jawaban : Hasilnya Alhamdulillah banyak menunjukkan hasil, contohnya ketika anak bertemu guru langsung mengucapkan salam dan siswa ke guru
menjadi lebih dekat. Kemudian ketika adzan dzuhur anak-anak tanpa diperintahkan langsung menuju masjid untuk melakukan sholat berjama’ah,
maka dengan sendirinya anak sudah mengingat kebiasaan-kebiasaan karakter yang sudah ada di sekolah ini. Kalau hasil di rumah dari laporan orang tua
bahwa anak-anak mereka lebih nurut dengan apa yang orang tua suruh.
9. Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan Wakamad bidang
qiro’ati dalam pelaksanaan kegiatan qiro’ati?
Jawaban : Bentuk pengawasan sendiri yang saya lakukan yaitu dengan berkeliling pada saat
pelaksanaan qiro’ati berlangsung untuk memastikan bahwa anak-
anak telah mendapatkan pembelajaran qiro’ati dan bisa saya lihat juga
dari buku penilaian qiro’ati anak-anak mana yang masih stuck di situ-situ aja bacaannya. Dengan melihat seperti itu saya dapat melakukan pendekatan
atau motivasi secara langsung ke anak-anak yang sedang bermasalah tersebut.
10. Kelemahan dan kekuatan apa saja yang ada dalam kegiatan qiro’ati di
sekolah?
Jawaban : Kelemahannya kadang ada orang tua murid yang kurang antusias dengan pelajaran qiro’ati, karena mereka lebih menginginkan anaknya pintar
dibidang pelajaran umum ketimbang dengan pelajaran qiro’ati. Kalau
kekuatannya anak sudah mulai memahami kegiatan qiro’ati disini tanpa diminta sekalipun, serta dari segi sarpras juga sudah sangat mendukung.
Mengetahui, Interviewee
Interviewer
Wakabid Qiro’ati Penulis
Ahmad Zaeni, S.Ag Nuning Yulistika
Lampiran 8
Hasil Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia SDIT Darul Muttaqien
Nama : Muslihat, S.Pd.I
Jabatan : Guru Kelas VGuru Bahasa Indonesia
HariTanggal : Rabu, 19 Oktober 2016 Tempat
: Kantor Tata Usaha Waktu
: 12.10 WIB
1. Bagaimana pendapat BapakIbu tentang pendidikan karakter di SDIT