Bagaimana pendapat BapakIbu mengenai pendidikan karakter pada Kurikulum apa yang diterapkan pada sekolah ini, terutama mengenai

Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala Bidang Kurikulum Nama : Hendra Gumilar, S.Sos.I Jabatan : Wakil Kepala Bidang Kurikulum HariTanggal : Jum’at, 14 Oktober 2016 Tempat : Kantor Wakil Kepala Sekolah Waktu : 10.15 WIB

1. Bagaimana pendapat BapakIbu mengenai pendidikan karakter pada

program pengembangan budaya sekolah di SDIT Darul Muttaqien? Jawaban : Yang jelas dilihat dari fenomena anak sekarang yaa.. pendidikan karakter itu memang menjadi prioritas kepada pembentukan akhlak, kemudian pembentukan dari segi akidahnya, kemudian dari empati, simpati, dan sebagainya. Artinya mereka bukan hanya sekedar itu mengetahui anak itu sebagai seorang muslim, tapi realisasinya seperti apa. Nah itu pembentukan karakter yang kita mau bangun seperti itu, artinya ketika memahami dia seorang muslim, akidahnya juga utuh maka kita arahkan lebih ke arah prakteknya. Selama ini kita membuat sedikit program-program yang tentu saja kita arahkan ke pembentukan karakter tersebut. Mungkin kalo saya sebutkan satu contoh pada pelaksanaan ketika anak dibiasakan untuk sholat dhuha bersama dan lain sebagainya. Jadi sejauh ini sholat dhuha itu salah satu wajib, artinya dalam syariat memang tidak diwajibkan, tapi karena ini dalam proses pendidikan maka itu diwajibkan bagi siswa untuk senantiasa. Jadi pada intinya untuk membiasakan, karakter yang bagus itu seperti tadi dengan hal yang positif itu dilakukan dengan kebiasaan dia dan tidak mesti disuruh.

2. Kurikulum apa yang diterapkan pada sekolah ini, terutama mengenai

pendidikan karakter? Jawaban : Sejauh ini yang kita gunakan adalah kurikulumnya masih menggunakan dari diknas itu yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP belum diarahkan ke kurikulum 13, tapi pada kenyataannya memang sebetulnya kita secara tidak langsung sudah mempraktekkannya, yaa.. salah satunya tadi pembiasaan tadi sudah masuk ke kurikulum 13. Nah itu yang kita coba bulirkan di tempatkan di pos-pos tertentu, artinya sholat dhuha dalam lilma hari pada proses KBM aktif, empat harinya mereka sholat di kelas masing-masing dan satu harinya itu kita tempatkan di masjid sesuai kelas perlevelnya. Jadi mudah-mudahan pembentukan karakter yang sudah kita terapkan InsyaAllah sudah melekat pada diri mereka, intinya mereka sudah tidak lagi disuruh untuk melakukannya, kecenderungannya mereka sudah memahami sendiri.

3. Dari 18 nilai pendidikan karakter, nilai mana yang menjadi tekanan