Hambatan dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter

pembiasaan positif yang selalu ditanamkan di sekolah memberikan dampak baik terhadap peserta didik untuk berperilaku akhlakul karimah. Selanjutnya, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Bapak Hendra Gumilar mengatakan bahwa: Kami merasa bahagia sekali ketika anak menjadi sholeh dan sholehah, anak tanpa disuruh ketika bertemu guru langsung mengucapkan salam dan bersalaman dengan guru tersebut, kemudian mengerjakan sholat lima waktunya tanpa diperintah. Secara kualitas kita senang, anak-anak bertutur bahasa yang sopan dan bagus, jujur dalam segala perbuatan dan memiliki sikap berkarakter, dan lebih cenderung hasilnya ke pendidikan agama atau religiusnya. 61 Berdasarkan pemaparan hasil wawancara di atas yang penulis lakukan, bahwa dampak dari pembiasaan pendidikan karakter di sekolah menjadikan siswa-siswa lebih rajin dalam beribadah, bersikap sopan dan hormat ketika bertemu dengan guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Tidak hanya itu, dampak dari sikap atau karakter siswa yang baik tersebut dibuktikan dari pengakuan orang tua dan masyarakat yang telah menyekolahkan anak mereka di sekolah tersebut, bahwa anak-anak mereka menjadi lebih hormat dan patuh kepada kedua orang tua dan kakaknya, sikapnya yang menjadi lebih baik dari sebelum anak tersebut di masukkan ke SDIT Darul Muttaqien, kemudian menjadi lebih rajin sholatnya tanpa disuruh bahkan sholat di awal waktu.

6. Hambatan dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Dalam melaksanakan pendidikan karakter di SDIT Darul Muttaqien selalu ada hambatan, hal tersebut dirasakan oleh kepala sekolah dan guru-guru di sekolah. Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Bapak Hendra Gumilar mengatakan bahwa: Kalau berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan karakter tentu ada kendala yang saya pribadi rasakan. Berkaitan dengan siswa, pertama tidak semua siswa sama, mereka unik karena memiliki karakter yang berbeda dan menjadi salah satu kendala. Ada yang sekali dua kali dinasehati mereka sudah paham, ada dinasehati berkali-kali sulit untuk dirubah, bahkan ada yang tidak sama sekali dinasehati mereka sudah 61 Hasil Wawancara dengan Wakil Bidang Kurikulum, Bapak Hendra Gumilar, Jum’at, 14 Oktober 2016. paham dengan sendirinya. Berikutnya, kalau dari segi guru, ada beberapa guru yang terkadang kurang istiqomah dalam keteladanan, artinya mereka santai-santai, karena mengandalkan dengan guru yang sangat bersemangat untuk membimbing siswa terutama ketika sholat dhuha atau dzuhur berjama’ah. 62 Kemudian hal serupa juga dikatakan oleh guru PAI, Bapak Budi Mulyadi “ketika melakukan penerapan pendidikan karakter di sekolah ini, tentu ada hambatannya, yaitu dari pemahaman siswa itu sendiri, karena tidak semua anak itu cepat tanggap dan ada juga pemahaman siswanya lambat. Sehingga kita harus lebih ekstra lagi untuk membimbing dan menasehati mereka ”. 63 Sementara itu, salah seorang guru PKN, Bapak Mohammad Iskandar mengatakan pendapat yang berbeda, bahwasanya hambatan lain, yaitu: “…bicara hambatan tentunya ada dari setiap kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha yang telah kami lakukan. Hambatannya ketika anak tidak ada dukungan dari orang tua, contoh ketika siswa sholat tepat waktu di sekolah, namun ketika mereka berliburan sekolah terkadang sholatnya terlambat, jadi kurang ada partisipasi peran orang tua di rumah. Kemudian hambatan lainnya, ketika anak itu melakukan kesalahan atau pelanggaran yang mereka lakukan di sekolah ”. 64 Hal senada yang dikatakan oleh guru Bahasa Indonesia, Ibu Muslihat, bahwa “hambatan itu kalau di rumah dari orang tuanya sendiri, yang mungkin faktor kesibukan sehingga anak tidak diperhatikan dalam hal beribadah dan berperilaku, jadi tidak ada yang menguatkan kegiatan anaknya di rumah ”. 65 Berdasarkan pemaparan dan hasil wawancara di atas, bahwa hambatan hambatan yang dialami berbeda-beda. Hambatan yang dialami antara lain dari lingkungan sekolah, tidak semua siswa memiliki karakter yang sama, maka dari itu perlu perhatian dan bimbingan ekstra bagi siswa siswi SDIT Darul Muttaqien yang memiliki pemahaman lambat, agar pembiasaan pendidikan karakter dapat tercapai dan dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun di masyarakat. 62 Hasil Wawancara dengan Wakil Bidang Kurikulum, Bapak Hendra Gumilar, Jum’at, 14 Oktober 2016. 63 Hasil Wawancara dengan guru PAI, Bapak Budi Mulyadi Senin, 24 Oktober 2016. 64 Hasil Wawancara dengan guru PKN, Bapak Mohammad Iskandar, Selasa 01 November 2016. 65 Hasil Wawancara dengan guru Bahasa Indonesia, Ibu Muslihat, Rabu, 19 Oktober 2016. Kemudian hambatan lain yang datang dari lingkungan rumah, bahwa ada beberapa orang tua yang kurang mendukung akan kegiatan-kegiatan anaknya di sekolah, artinya mereka tidak memberikan perhatian dan penguatan lebih terhadap anaknya karena faktor kesibukan orang tuanya, sehingga anak tidak merealisasikan kegiatan yang ada di sekolah ke dalam lingkungan rumahnya.

C. Temuan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang diperoleh penulis maka dapat diketahui ada keberhasilan dan hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SDIT Darul Muttaqien Bogor full day school. Menurut penulis, keberhasilan yang dicapai dari pendidikan karakter dalam membentuk karakter siswa yaitu: 1. Penerapan pendidikan karakter sudah diintegrasikan dalam berbagai kegiatan. Hal ini terlihat pada proses kegiatan belajar mengajar KBM maupun di luar KBM seperti ekstrakurikuler dan kelas qiro’ati yang menjadi kelas khusus untuk memperbaiki bacaan dalam hukum al- qur’an dengan padat menanamkan unsur nilai-nilai karakter agama maupun bangsa. Pendidikan karakter yang ditanamkan di SDIT Darul Muttaqien- Parung Bogor juga dilaksanakan pada kegiatan sehari-hari yang menjadi rutinitas di sekolah ini, bahkan sudah menjadi budaya serta ciri khas dari SDIT Darul Muttaqien Bogor. Selain itu hal ini ditunjukkan dengan keteladanan guru, yang selalu mengajarkan nilai nilai positif, nilai-nilai baik di seluruh kegiatan siswa. Mulai dari nilai religius, nilai akademis, nilai kesopanan, kebersihan dan lain lain. 2. Pelaksanaan program pembiasaan pendidikan karakter SDIT Darul Muttaqien-Parung Bogor merupakan sekolah umum bukan pula berbasis keseluruhan agama seperti Madrasah Ibtidaiah, namun sekolah ini salah satu yang menerapkan sistem full day school, di samping lingkungan sekolah ini berada di bawah yayasan pondok pesantren darul muttaqien, jadi secara proses pendidikan banyak sekali memasukkan unsur- unsur nilai keislaman. Ini dapat dilihat pada proses KBM sehari-hari dan