Bagaimana strategi yang diterapkan dalam rangka pelaksanaan Bagaimana metode yang dilakukan dalam menerapkan program Bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

seperti itu, atau mungkin cara bahasanya yang dirubah, ‘simpanlah sampah pada tempatnya’. Jadi bahasanya diubah, anggaplah tempat sampah itu sebagai rumahnya, dengan begitu anak akan mencontohkan apa yang dilakukan oleh guru.

5. Apa tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan karakter dalam kegiatan

belajar mengajar di sekolah? Jawaban : Kita mengambil dari visi dan misi nya yah, mungkin disini sudah ada visi misi yang kita selalu musyawarahkan setiap tahun agar visi misi itu tercapai sesuai harapan atau lebih apa yang kita harapkan. Contohnya visi kita kan membentuk generasi unggul berbasis al- qur’an, artinya rasulullah kan seperti al- qur’an seperti berjalan, agar anak-anak memiliki sifat akhlakul karimah. Kemudian kita lihat misi nya menciptakan lingkungan yang islami, itu turunan dari visi kita, agar di sini kita membudidayakan lingkungan yang bernuansa islam yang kita lakukan ke anak-anak. Ketika visi misi itu tercapai maka tujuan dari pendidikan karakter pun akan tercapai pula.

6. Bagaimana strategi yang diterapkan dalam rangka pelaksanaan

pendidikan karakter pada kegiatan belajar mengajar di sekolah? Jawaban : Strategi yang kami lakukan dari kegiatan sehari-hari yang ada di sekolah ini, mulai dari kegiatan sekolah dari jam 07.15 anak-anak disambut oleh guru-guru di depan kelas, kemudian siswa masuk ke kelas untuk melaksanakan pembacaan ikrar bersama, tadarus al- qur’an bersama, dan seholat dhuha berjam’ah. Untuk pembacaan ikrar sendiri, kami disini diawali dengan pembacaan kalimat syahadat, kemudian janji siswa dan pancasila dengan tujuan anak-anak dapat mengingatnya dan direalisasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian untuk pelaksanaan sholat dhuha di sini, dilakukan pada hari senin sampai dengan hari rabu seluruh siswa melaksanan di dalam kelas masing-masing, untuk hari kamisnya siswa kelas 1 sampai dengan kelas 3 melakukan sholat dhuha bersama-sama di masjid, sedangkan untuk kelas 4 sampai dengan kelas 6 dilakukan pada hari jum’at dengan pengawasan guru, tetapi tetap guru mengikuti pembiasaan tersebut.

7. Bagaimana metode yang dilakukan dalam menerapkan program

pembiasaan akademik dan non akademik pada proses belajar mengajar di sekolah? Jawaban : Sejauh ini ada enam hari yang kita laksanakan sebagai fungsi proses belajar mengajar di sdit darul muttaqien. Dari enam hari tersebut ada lima hari yang efektif lebih cenderung pada kegiatan pembelajaran di kelas dengan metode diskusiberkelompok dengan teman-temannya, ditambah hari kamis dan jum’at ada kegiatan yang berkaitan dengan fisik yaitu pramuka dan silat. Sedangkan di hari sabtunya hanya kita gunakan untuk eskul pilihan saja, untuk metodenya sejauh ini hanya itu yang kita gunakan di sekolah ini.

8. Bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

penerapan program pembiasaan akademik dan non akademik? seperti apa bentuk pengawasan tersebut? Jawaban : Kalau secara akademiknya kita setiap bulan ada evaluasi, kita gunakan di akhir bulan, tiga minggu pertama untuk kita gunakan pada proses pembelajaran di sekolah, kemudian minggu terakhir kita gunakan untuk mengevaluasi. Sebelum mengevaluasi dari kegiatan-kegiatan yang ada, kita mencari informasi atau menanyakan kepada guru-guru di kelas tempat ia mengajar bagaimana kegiatan mengajar di kelas, jika ada problem yang dirasa baru kita cari bersama-sama solusi seperti apa agar pengawasan itu tetap berjalan. Jadi selain bentuk solusi itu, kepala sekolah memonitoring dan berkomunikasi disetiap kegiatan sekolah baik dari segi akademik dan non akademik.

9. Kendala apa saja yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan