Beban Pokok Pendapatan Usaha

16 Berikut adalah grafik kontribusi pendapatan masing-masing kelompok jasa Perseroan dan anak Perusahaan:

2. Beban Pokok Pendapatan Usaha

Beban Pokok Pendapatan Usaha “BPPU” Perseroan dan Anak Perusahaan berasal dari: a. Pendapatan Jasa, yang merupakan BPPU atas kegiatan jasa hulu Migas dan jasa penunjang hulu Migas. b. Usaha perdagangan dan distribusi, yang merupakan BPPU atas kegiatan jasa hilir Migas, yang dioperasikan oleh Anak Perusahaan, EPN dan EPR. c. Usaha manufaktur, yang merupakan BPPU atas kegiatan manufaktur pipa casing OCTG, yang dioperasikan oleh Anak Perusahaan, PBN jasa penunjang hulu Migas. Berikut adalah rincian beban pokok pendapatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 7 tujuh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Juli 2007 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004: dalam jutaan Rupiah kecuali persentase Uraian 31 Juli 31 Desember 2007 2006 2005 2004 BPPU - pendapatan jasa 518.149 55,1 739.696 48,4 586.484 57,6 429.938 43,4 BPPU - usaha perdagangan distribusi 397.671 42,3 729.403 47,7 396.356 38,9 527.752 53,2 BPPU - usaha manufaktur 25.177 2,7 60.245 3,9 35.636 3,5 33.799 3,4 Jumlah Beban Pokok Pendapatan Usaha 940.997 100,0 1.529.344 100,0 1.018.476 100,0 991.489 100,0 Periode 7 tujuh bulan tahun 2007 Beban pokok pendapatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode tujuh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Juli 2007 mencapai Rp941,0 miliar. Beban pokok pendapatan usaha ini sebagian besar dikontribusikan terutama oleh beban pokok pendapatan usaha pendapatan jasa yaitu sebesar 55,1. Tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005 Beban pokok pendapatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan mengalami peningkatan sebesar 50,2 dari Rp1.018,5 miliar pada tahun 2005 menjadi Rp1.529,3 miliar pada tahun 2006. Peningkatan beban pokok pendapatan usaha ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban pokok dari usaha perdagangan dan distribusi sebesar 84,0 dan peningkatan beban pokok dari usaha manufaktur yang sebesar 69,1. Peningkatan beban pokok dari usaha perdagangan dan distribusi dikontribusikan oleh kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005 dan penambahan unit SPBU. Peningkatan beban pokok dari usaha manufaktur dikontribusikan oleh pembelian pipa casing OCTG untuk diperdagangkan. Tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004 Beban pokok pendapatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan mengalami peningkatan sebesar 2,7 dari Rp991,5 miliar pada tahun 2004 menjadi Rp1.018,5 miliar pada tahun 2005. Peningkatan beban pokok pendapatan usaha ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban pokok dari pendapatan jasa sebesar 36,4 seiring dengan pertumbuhan pendapatan di kelompok usaha jasa tersebut. Peningkatan beban pokok dari pendapatan jasa dikontribusikan oleh beban sewa Perseroan dan Anak Perusahaan. 17

3. Laba Kotor Periode 7 tujuh bulan tahun 2007