Imbal Hasil Investasi dan Ekuitas Arus Kas

24 Berikut adalah tingkat solvabilitas Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 7 tujuh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Juli 2007 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004: dalam jutaan Rupiah kecuali perbandingan Keterangan 31 Juli 31 Desember 2007 2006 2005 2004 Aktiva 1.983.229 1.808.610 1.548.293 1.316.264 Kewajiban 1.064.377 914.819 723.295 541.114 Ekuitas 898.811 873.493 809.063 762.695 KewajibanAktiva DAR 53,7 50,6 46,7 41,1 KewajibanEkuitas DER 118,4 104,7 89,4 70,9 Pada tanggal 31 Juli 2007, tingkat solvabilitas Perseroan dan Anak Perusahaan ditunjukkan dengan DAR dan DER masing-masing sebesar 53,7 dan 118,4, mengalami peningkatan dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2006 dengan DAR dan DER masing-masing sebesar 50,6 dan 104,7. Pada tanggal 31 Desember 2006, tingkat solvabilitas Perseroan dan Anak Perusahaan ditunjukkan dengan DAR dan DER masing-masing sebesar 50,6 dan 104,7, mengalami peningkatan dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2005 dengan DAR dan DER masing-masing sebesar 46,7 dan 89,4. Pada tanggal 31 Desember 2005, tingkat solvabilitas Perseroan dan Anak Perusahaan ditunjukkan dengan DAR dan DER masing-masing sebesar 46,7 dan 89,4 mengalami peningkatan dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2004 dengan DAR dan DER masing-masing sebesar 41,1 dan 70,9. Peningkatan tingkat solvabilitas ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan kewajiban Perseroan dan Anak Perusahaan yang lebih tinggi daripada pertumbuhan aktiva dan ekuitas Perseroan disebabkan oleh kenaikan aset sejalan dengan pertumbuhan usaha Perseroan. Oleh karena itu, kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaan menurun dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya, namun masih dalam kriteria yang diperkenankan oleh pihak kreditur.

14. Imbal Hasil Investasi dan Ekuitas

Imbal hasil investasi return on investment = ROI menunjukkan kemampuan aktiva produktif Perseroan dan Anak Perusahaan untuk menghasilkan laba bersih yang dihitung dengan membandingkan laba bersih terhadap jumlah aktiva. Imbal hasil ekuitas return on equity = ROE adalah kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang dihitung dengan membandingkan laba bersih terhadap ekuitas. Berikut adalah tabel imbal hasil investasi dan ekuitas Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 7 tujuh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Juli 2007 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004: dalam jutaan Rupiah kecuali perbandingan Keterangan 31 Juli 31 Desember 2007 2006 2005 2004 Aktiva 1.983.229 1.808.610 1.548.293 1.316.264 Ekuitas 898.811 873.493 809.063 762.695 Laba Bersih 50.052 83.033 58.615 152.403 Laba Bersih Aktiva ROI n.a. 4,6 3,8 11,6 Laba Bersih Ekuitas ROE

n.a. 9,5

7,2 20,0 Pada tanggal 31 Desember 2006, imbal hasil investasi dan ekuitas Perseroan dan Anak Perusahaan yang ditunjukkan dengan ROI dan ROE masing-masing sebesar 4,6 dan 9,5 mengalami peningkatan dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2005 dengan ROI dan ROE masing-masing sebesar 3,8 dan 7,2. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan laba bersih Perseroan dan Anak Perusahan. Pada tanggal 31 Desember 2005, imbal hasil investasi dan ekuitas Perseroan dan Anak Perusahaan yang ditunjukkan dengan ROI dan ROE masing-masing sebesar 3,8 dan 7,2 mengalami penurunan dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2004 dengan ROI dan ROE masing-masing sebesar 11,6 dan 20,0. Penurunan ini disebabkan karena Perseroan dan Anak Perusahaan membukukan penghasilan lain-lain dari amortisasi diskonto penempatan jangka pendek pada tahun 2004. 25

15. Arus Kas

Arus kas Perseroan dan Anak Perusahaan yang diperoleh dari aktivitas operasi diantaranya adalah penerimaan dari pelanggan, penghasilan bunga dan penerimaan tagihan atas kelebihan pembayaran pajak dikurangi dengan pembayaran kepada pemasok, kontraktor dan karyawan, pembayaran beban keuangan, pembayaran pajak dan lainnya. Arus kas Perseroan dan Anak Perusahaan yang dipergunakan untuk aktivitas investasi diantaranya adalah untuk pembelian aktiva tetap, penyertaan saham pada Perusahaan Asosiasi, pembelian saham anak perusahaan dari pihak ketiga dan pembayaran lainnya, dikurangi dengan penerimaan dividen kas dari Perusahaan Asosiasi, penerimaan dari penjualan aktiva tetap dan lain-lain. Arus kas Perseroan dan Anak Perusahaan yang diperoleh dari aktivitas pendanaan diantaranya adalah penerimaan dari pinjaman jangka pendek dan hutang bank jangka panjang dikurangi dengan pembayaran untuk pinjaman jangka pendek, hutang bank jangka panjang dan hutang sewa guna usaha, pembayaran dividen kas kepada pemegang saham minoritas, dan pembayaran kepada pihak hubungan istimewa. Berikut adalah komposisi arus kas Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode 7 tujuh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Juli 2007 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004: dalam jutaan Rupiah Keterangan 31 Juli 31 Desember 2007 2006 2005 2004 Arus kas dari aktivitas operasi 129.369 78.849 24.373 30.628 Arus kas dari aktivitas investasi 41.444 29.307 68.526 295.295 Arus kas dari aktivitas pendanaan 97.218 12.038 72.372 358.370 Kenaikan penurunan arus kas 73.595 61.580 28.219 32.447 Periode 7 tujuh bulan tahun 2007 Arus kas yang diperoleh Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Juli 2007 bersumber dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan berturut-turut adalah sebesar defisit Rp129,4 miliar, defisit Rp41,4 miliar dan surplus Rp97,2 miliar. Tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005 Arus kas yang diperoleh Perseroan dan Anak Perusahaan mengalami peningkatan sebesar Rp33,4 miliar dari surplus Rp28,2 miliar pada tahun 2005 menjadi surplus Rp61,6 miliar pada tahun 2006. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi mengalami peningkatan sebesar Rp54,5 miliar dari surplus Rp24,4 miliar pada tahun 2005 menjadi surplus Rp78,8 miliar pada tahun 2006. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas investasi mengalami peningkatan sebesar Rp39,2 miliar dari defisit Rp68,5 miliar pada tahun 2005 menjadi defisit Rp29,3 miliar pada tahun 2006. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan mengalami penurunan sebesar Rp60,3 miliar dari surplus Rp72,4 miliar pada tahun 2005 menjadi surplus Rp12,0 miliar pada tahun 2006. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penerimaan kas atas pendapatan usaha Perseroan. Tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004 Arus kas yang diperoleh Perseroan dan Anak Perusahaan mengalami peningkatan sebesar Rp60,7 miliar dari defisit Rp32,4 miliar pada tahun 2004 menjadi surplus Rp28,2 miliar pada tahun 2005. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi mengalami penurunan sebesar Rp6,3 miliar dari surplus Rp30,6 miliar pada tahun 2004 menjadi surplus Rp24,4 miliar pada tahun 2005. Arus kas yang diperoleh Perseroan dan Anak Perusahaan dari aktivitas investasi mengalami penurunan sebesar Rp363,8 miliar dari surplus Rp295,3 miliar pada tahun 2004 menjadi defisit Rp68,5 miliar pada tahun 2005 sedangkan arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan mengalami peningkatan sebesar Rp430,7 miliar dari defisit Rp358,4 miliar pada tahun 2004 menjadi surplus Rp72,4 miliar pada tahun 2005. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2004 terjadi pelunasan hutang sindikasi yang sumber pendanaannya berasal dari pencairan surat berharga yang merupakan penerimaan atas arus kas investasi.

16. Pembelanjaan Modal