serta membuat ikhtisarringkasan bacaan menggunakan bahasa sendiri, untuk memprediksi maksud penulis.
6. Mahasiswa dapat mengevalusi bancaan dengan cara membuat menilai
kebenaran gagasan pokok dan relevansinya dengan tujuan penulisan, lalu menentukan dan membedakan fakta dan opini yang disertai alasan, serta
mencari kelemahan dan kelebihan bacaan.
4.6 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil angket faktor membaca, mendeskripsikan
hasil tes
kemampuan membaca
pemahaman, dan
mendeskripsikan strategi kemampaun membaca pemahaman. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui sebagai berikut.
4.6.1 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pemahaman
Angket faktor membaca dibagi menjadi dua yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor membaca memiliki 14 indikator yang menjabarkan beberapa
subindikator pernyataan yang sesuai dengan indikatornya. Hasil analisis menjelaskan terdapat subindikator yang memiliki sikap positif dengan kategori
tinggi dan sikap negatif dengan kategori rendah. Namun, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa angket faktor membaca termasuk dalam kategori tinggi dengan
persentase 68,59. Hasil angket faktor membaca dapat dikategorikan tinggi karena motivasi
yang dimiliki mahasiswa baik. Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri
bukan orang lain. Oleh karena itu, mahasiswa membaca karena diri sendiri bukan orang lain. Sikap dan minat yang dimiliki mahasiswa juga baik karena mahasiswa
merasa ingin memperoleh bahan bacaan setiap hari. Ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaat bagi pembaca juga baik karena mahasiswa merasa tertarik
untuk membaca buku baru yang dimiliki teman. Mahasiswa juga menyadari sebagai mahasiswa harus memiliki pengetahuan yang luas. Latar belakang sosial
dan ekonomi mahasiswa baik karena mahasiswa berusaha menyisihkan uang setiap hari untuk membeli buku.
4.6.2 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa
Penjabaran hasil angket faktor di atas tidak sesuai dengan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Mahasiswa diberikan tes kemampuan
membaca pemahaman untuk dapat melihat tingkatan kognitif mahasiswa dalam membaca pemahaman. Hasil tes menyatakan bahwa kemampauan membaca
pemahaman masuk dalam kategori cukup. Hal ini dibuktikan sebanyak 25 mahasiswa berada di rentang skor 19-24 atau 53. Hal tersebut masuk kategori
rendah karena tidak sesuai bagi mahasiswa calon guru bahasa Indonesia. Ketidaksesuaian hasil angket faktor membaca dengan hasil tes kemampuan
membaca ini didasari oleh tidak adanya kebiasaan membaca yang dimiliki oleh mahasiwa,.
Kebiasaaan tidak mengatur jadwal teratur untuk membaca setiap hari, mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang dianggap menarik untuk dibaca
saja dan mahasiswa membaca jika aka ada ujian saja. Kondisi emosi mahasiswa