Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta tahun aj

(1)

viii ABSTRAK

Rianti, Maria Dwi. 2015. Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Tahun Ajaran 2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji tentang strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester VI Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta tahun ajaran 2015 berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester VI Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Jenis penelitian ini digunakan untuk mengetahui (1) hasil observasi, (2) hasil angket faktor membaca, (3) hasil tes kemampuan membaca pemahaman, (4) hasil wawancara dan (5) strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman. Penelitian ini dilakukan terhadap 57 mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester VI Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2015. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Strategi yang dirancang berdasakan enam aspek membaca pemahaman, yakni (1) menangkap arti kata/istilah, (2) menangkap makna tersurat, (3) menangkap makna tersirat, (4) menarik kesimpulan isi bacaan, (5) memprediksi maksud penulis, dan (6) mengevaluasi bacaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor membaca dinyatakan tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan persentase dari hasil klasifikasi tiap indikator sebesar 70,70%. Tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa berada pada kategori membaca pemahaman cukup. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata mahasiswa adalah 18,11. Oleh karena itu, strategi yang dirancang untuk tiap aspek yakni (1) setiap pembelajaran membaca mahasiswa mencari arti kata/istilah asing dalam bacaan kemudian ditulis di note book menggunakan spidol berwarna. (2) Mahasiswa membawa buku kemana pun pergi. (3) Mahasiswa meluangkan waktu setiap hari selama 2–3 jam untuk membaca buku yang berhubungan dengan materi kuliah. (4) Mahasiswa memberi garis bawah untuk setiap kalimat yang menjadi hal penting dalam bacaan. (5) Mahasiswa menyederhanakan kalimat dalam bacaan dengan bahasanya sendiri. (6) Mahasiswa membaca berbagai buku dari bidang ilmu lain. (7) Mahasiswa membuat skema dari bacaan yang dibacanya. (8) Mahasiswa membuat ringkasan dengan bahasanya sendiri. (9) Mahasiswa membuat pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan. Jadi, strategi pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa.


(2)

ix

ABSTRACT

Rianti, Maria Dwi. 2015. Learning Strategies Reading Comprehension based on Factor of Reading and Reading Comprehension Test Result to Student Semester VI of Indonesian Language and Literature Education Study Program Sarjanawiyata Tamansiswa University Yogyakarta Academic Year 2015. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language Literature Studi Program Sanata Dharma University.

This study learn about the learning strategies ability of reading comprehension of the students of Indonesian Language and Literature Education Semester VI Sarjanawiyata Tamansiswa University, Yogyakarta academic year 2015 based on factor reading and reading comprehension tests. The purpose of this study is to describe learning strategies to improve students ability of reading comprehension of the students of Indonesian Language and Literature Education Semester VI Sarjanawiyata Tamansiswa University Yogyakarta.

This study use descriptive research. This type of research is used to determine (1) result of observation, (2) result the questionnaires factors of reading, (3) test the ability of reading comprehension, (4) result of interview, and (5) learning strategies reading comprehension. This study was conducted on 57 students of Indonesian Language and Literature Education Semester VI Sarjanawiyata Tamansiswa University, Yogyakarta in March to May 2015. Data collection techniques are using tests and non tests. The strategy designed based on six aspects of reading comprehension, namely (1) capture the meaning of the word/term, (2) capture the explicit meaning, (3) catch the implied meaning, (4) deduce the content of reading, (5) predicts the author's intent, and (6) evaluating the readings.

Results of this study indicate that the reading factor is high. It is evidenced by the percentage obtained from the classification of each indicator amounted to 70.70%. Reading comprehension tests are in the category of reading comprehension enough. It is proved by the average value was 18.11 students. Based on that proved, the strategies designed for each aspects, namely (1) every reading learning, the students searching for the meaning of strange words in the reading text then written in the note book using coloured markers, (2) the students carrying the books anywhere on the go, (3) the students should have spare their time during the day at least 2-3 hours to reading the books related with their course material,(4) the students giving an underline for each sentences which important thing in the reading text, (5) the students simplifying the sentences in the reading text with their own words, (6) the students reading another books from another science, (7) the students making a scheme from their reading text, (8) the students making a resume with their own words, and (9) the students making questions related with the reading text. So, that strategies expected improving of reading comprehension of the students.


(3)

STRATEGI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BERDASARKAN FAKTOR MEMBACA DAN HASIL TES KEMAMPUAN

MEMBACA PEMAHAMAN PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh : Maria Dwi Rianti

111224030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

STRATEGI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BERDASARKAN FAKTOR MEMBACA DAN HASIL TES KEMAMPUAN

MEMBACA PEMAHAMAN PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh : Maria Dwi Rianti

111224030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

iv MOTTO

“Kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa.”

(Novel 5cm)

“Tidak boleh ada kata menyerah sebelum dapat menggapai bintang yang tinggi dan jauh itu karena semua tidak ada yang tak mungkin bisa digapai ketika berserah dan tetap

berjuang.” (Maria Dwi Rianti)

“Segala perkara dapat kutanggu di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4 : 13)

“Kebanggaan kita yang terbesar bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali ketika kita jatuh.”


(8)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

 Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu ada di sampingku, memberikan harapan, melancarkan segala hal, mengabulkan permintaan, dan memberikan kasih sayang berlimpah.

 Keluarga Tercinta: Anthonius Santjoko (Bapak), Cicilia Ngasilah (Ibu), Falentinus Aristo Agung Prasetio (Kakak), Brigitta Misgi Larasati (Adik) dan Yohanes Remon Epriyanto (Adik).

 Sahabat-sahabatku seperjuangan dan seluruh teman terbaik PBSI 2011

Skripsi ini saya persembahkan sebagai tanda terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan yang telah diberikan selama ini.


(9)

(10)

(11)

viii ABSTRAK

Rianti, Maria Dwi. 2015. Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Tahun Ajaran 2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji tentang strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester VI Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta tahun ajaran 2015 berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester VI Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Jenis penelitian ini digunakan untuk mengetahui (1) hasil observasi, (2) hasil angket faktor membaca, (3) hasil tes kemampuan membaca pemahaman, (4) hasil wawancara dan (5) strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman. Penelitian ini dilakukan terhadap 57 mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester VI Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2015. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Strategi yang dirancang berdasakan enam aspek membaca pemahaman, yakni (1) menangkap arti kata/istilah, (2) menangkap makna tersurat, (3) menangkap makna tersirat, (4) menarik kesimpulan isi bacaan, (5) memprediksi maksud penulis, dan (6) mengevaluasi bacaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor membaca dinyatakan tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan persentase dari hasil klasifikasi tiap indikator sebesar 70,70%. Tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa berada pada kategori membaca pemahaman cukup. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata mahasiswa adalah 18,11. Oleh karena itu, strategi yang dirancang untuk tiap aspek yakni (1) setiap pembelajaran membaca mahasiswa mencari arti kata/istilah asing dalam bacaan kemudian ditulis di note book menggunakan spidol berwarna. (2) Mahasiswa membawa buku kemana pun pergi. (3) Mahasiswa meluangkan waktu setiap hari selama 2–3 jam untuk membaca buku yang berhubungan dengan materi kuliah. (4) Mahasiswa memberi garis bawah untuk setiap kalimat yang menjadi hal penting dalam bacaan. (5) Mahasiswa menyederhanakan kalimat dalam bacaan dengan bahasanya sendiri. (6) Mahasiswa membaca berbagai buku dari bidang ilmu lain. (7) Mahasiswa membuat skema dari bacaan yang dibacanya. (8) Mahasiswa membuat ringkasan dengan bahasanya sendiri. (9) Mahasiswa membuat pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan. Jadi, strategi pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa.


(12)

ix ABSTRACT

Rianti, Maria Dwi. 2015. Learning Strategies Reading Comprehension based on Factor of Reading and Reading Comprehension Test Result to Student Semester VI of Indonesian Language and Literature Education Study Program Sarjanawiyata Tamansiswa University Yogyakarta Academic Year 2015. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language Literature Studi Program Sanata Dharma University.

This study learn about the learning strategies ability of reading comprehension of the students of Indonesian Language and Literature Education Semester VI Sarjanawiyata Tamansiswa University, Yogyakarta academic year 2015 based on factor reading and reading comprehension tests. The purpose of this study is to describe learning strategies to improve students ability of reading comprehension of the students of Indonesian Language and Literature Education Semester VI Sarjanawiyata Tamansiswa University Yogyakarta.

This study use descriptive research. This type of research is used to determine (1) result of observation, (2) result the questionnaires factors of reading, (3) test the ability of reading comprehension, (4) result of interview, and (5) learning strategies reading comprehension. This study was conducted on 57 students of Indonesian Language and Literature Education Semester VI Sarjanawiyata Tamansiswa University, Yogyakarta in March to May 2015. Data collection techniques are using tests and non tests. The strategy designed based on six aspects of reading comprehension, namely (1) capture the meaning of the word/term, (2) capture the explicit meaning, (3) catch the implied meaning, (4) deduce the content of reading, (5) predicts the author's intent, and (6) evaluating the readings.

Results of this study indicate that the reading factor is high. It is evidenced by the percentage obtained from the classification of each indicator amounted to 70.70%. Reading comprehension tests are in the category of reading comprehension enough. It is proved by the average value was 18.11 students. Based on that proved, the strategies designed for each aspects, namely (1) every reading learning, the students searching for the meaning of strange words in the reading text then written in the note book using coloured markers, (2) the students carrying the books anywhere on the go, (3) the students should have spare their time during the day at least 2-3 hours to reading the books related with their course material,(4) the students giving an underline for each sentences which important thing in the reading text, (5) the students simplifying the sentences in the reading text with their own words, (6) the students reading another books from another science, (7) the students making a scheme from their reading text, (8) the students making a resume with their own words, and (9) the students making questions related with the reading text. So, that strategies expected improving of reading comprehension of the students.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Yogyakarta Tahun Ajaran 2015 dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena bantuan, dukungan, bimbingan, doa, nasihat,dan kerjasama dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. P. Kuswandono, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma.

3. Dr. Yuliana Setyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku Wakil Ketua Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

5. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang dengan bijaksana, sabar, dan penuh ketelitian membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen prodi PBSI yang memiliki karakteristik masing-masing telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang penulis butuhkan

7. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat prodi PBSI yang dengan sabar memberikan pelayanan administratif kepada penulis dalam menyelesaikan berbagai urusan administrasi.


(14)

xi

8. Drs. Bambang Trisilo Dewobroto, M.Sn selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk mengambil data.

9. Drs. Basuki, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta yang telah membantu, membimbing, meluangkan waktu, dan memberikan waktunya kepada peneliti untuk mengambil data.

10.Seluruh mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta kelas A dan B yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

11.Kedua orang tuaku Anthonius Santjoko, Cicilia Ngasilah, Kakakku Falentinus Aristo Agung Prasetiowati, Adik-adikku Brigitta Misgi Larasati, dan Yohanes Remon Epriyanto yang selalu penulis cintai, yang menjadi semangat, dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

12.Sahabat seperjuangan Erlin Advarovi, Elisabeth Prasetiawati, Christella Ayu Lolita Putri, Rugi Astutik, Fransiska Ambar, Yohanes Wedha, Eka Tanjung, Caecilia Syahdu Hening, Saferine Yunanda dan semua teman terbaik PBSI 2011 yang selalu penulis sayangi dan selalu bersama dalam membantu, memberikan tawa dan duka, jatuh dan bangkit, serta yang selalu berjuang bersama dengan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

13.Sahabat “Bocah Bahagia” Evan Michael, Yohanes Eko Budianto, Cornelius Kurnia Christie Wibowo, Angela Sangho, Rady Tya Elvira, Rosalia Yuli, dan Dyah Paramitha yang penulis cintai dan yang telah bersama-sama dalam semangat, lelah, jatuh, suka, duka, dan akhirnya bersama-sama meraih sukses di Universitas Sanata Dharma.

14.Keluarga Kecilku di Yogyakarta Yosef Suryo Hernugroho, Anthonius Nicko, Sesarius Sellapino, Benny Purnama, Odilla, Hesti, Veronika Uti, dan Aprilia, yang selalu memberikan bantuan, semangat, dan motivasi dalam hal apapun.

15.Teman-teman Kos Dahliya yang selalu memberikan kecerian dan selalu membantu serta menyemangati.


(15)

(16)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ……….. ... 1

1.2 Rumusan Masalah ………. ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ……….. ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ……… ... 7

1.5 Batasan Istilah ……….. ... 7

1.6Sistematika Penelitian ……….. ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... ... 9

2.1Penelitian yang Relevan ……… ... 9

2.2 Kajian Teori ……… ... 11

2.2.1 Membaca ……… ... 11


(17)

xiv

2.2.3 Jenis-jenis Membaca ……….. ... 17

2.2.4 Membaca Pemahaman ……… ... 18

2.2.5 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman ……... 20

2.2.6 Strategi Pembelajaran ………... 21

2.2.7 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran ……… ... 22

2.2.8 Teori Analisis SWOT ………31

2.2.9 Teori Analisis Skala Likert ………32

2.3 Kerangka Berpikir ……… ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… ... 37

3.1 Jenis Penelitian ……… ... 37

3.2 Subjek Penelitian ………. ... 38

3.3 Teknik Pengumpulan Data ………. ... 39

3.3.1 Nontes ……….. ... 39

3.3.2 Tes ……… ... 41

3.4 Instrumen Penelitian………... 42

3.4.1 Ketentuan Observasi ……… ... 42

3.4.2 Kisi-kisi dalam Angket ……… ... 43

3.4.3 Ketentuan dalam Wawancara ………. ... 43

3.4.4 Ketentuan dalam Tes ……….. ... 43

3.5 Teknik Analisis Data ………. ... 44

3.5.1 Data Angket Faktor Membaca……….. ... 44

3.5.2 Data Tes Kemampuan Membaca ………. ... 46

3.5.3 Data Analisis SWOT ……… ... 50

3.5.4 Uji Coba Terpakai ……… ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. ... 52

4.1 Deskripsi Data ……… ... 52

4.2 Analisis Data Observasi ……… ... 53

4.3 Analisis Faktor Kemampuan Membaca dengan Analisis SWOT ……….. ... 55


(18)

xv

4.3.1 Analisis Faktor Kemampuan Membaca ………….. ... 56

4.3.2 Analisis SWOT ………. ... 87

4.4 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dan Keterkaitan dengan Analisis SWOT ……… ... 94

4.4.1 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman …… ... 96

4.4.2 Keterkaitan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Analisis SWOT ……… ... 109

4.5 Analisis Data Wawancara ……….. ... 121

4.6 Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman ……….. ... 125

4.7 Pembahasan ……… ... 134

BAB V PENUTUP ……… ... 141

5.1 Kesimpulan ………. ... 141

5.2 Saran ……….. ... 144

DAFTAR PUSTAKA ……… ... 146


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Ketentuan Observasi

Tabel 3.2 Kisi-kisi dalam Angket Faktor Membaca Tabel 3.3 Ketentuan dalam Tes

Tabel 3.4 Ketententuan dalam Wawancara

Tabel 3.5 Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif Tabel 3.6 Contoh Perhitungan Angket Faktor Membaca Tabel 3.7 Kriteria Faktor Membaca

Tabel 3.8 Konversi Skor Faktor Membaca

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Membaca Pemahaman Tabel 4.1 Kriteria Faktor Membaca

Tabel 4.2 Indikator Motivasi Baca

Tabel 4.3 Indikator Sikap dan Minat Pembaca Tabel 4.4 Indikator Kebiasaan Membaca

Tabel 4.5 Indikator Kondisi Emosi dan Kondisi Kesehatan Pembaca Tabel 4.6 Indikator Pengetahuan yang Dimiliki

Tabel 4.7 Indikator Pengetahuan TentangCara Membaca

Tabel 4.8 Indikator Ketertarikan Terhadap Bacaan dan Kebermanfaatan Bagi Pembaca Tabel 4.9 Indikator Tingkat Intelegensi

Tabel 4.10 Indikator Penguasaan Bahasa

Tabel 4.11 Indikator Sosial Ekonomi Keluarga dan Tidak Tersedianya Bahan Bacaan Tabel 4.12 Indikator Suasana Lingkungan dan Waktu

Tabel 4.13 Indikator Teks

Tabel 4.14 Indikator Budaya Lisan Tabel 4.15 Indikator Media Elektronik Tabel 4.16 Kekuatan (Strenght)

Tabel 4.17 Kelemahan (Weakness) Tabel 4.18 Peluang (Opportunity) Tabel 4.19 Ancaman (Threat) Tabel 4.20 Kategori ITK


(20)

xvii

Tabel 4.21 ITK Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Tabel 4.22 Aspek Menangkap Arti Kata/Istilah

Tabel 4.23 Aspek Menangkap Makna Tersirat Tabel 4.24 Aspek Menangkap Makna Tersurat Tabel 4.25 Aspek Menarik Kesimpulan Isi Bacaan Tabel 4.26 Aspek Memprediksi Maksud Penulis Tabel 4.27 Aspek Mengevaluasi Bacaan

Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Tabel 4.29 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Arti Kata/Istilah Tabel 4.30 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Makna Tersirat Tabel 4.31 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Makna Tersurat Tabel 4.32 Analisis SWOT dalam Aspek Menarik Kesimpulan Isi Bacaan Tabel 4.33 Analisis SWOT dalam Aspek Memprediksi Maksud Penulis Tabel 4.34 Analisis SWOT dalam Aspek Mengevaluasi Bacaan


(21)

xviii

DAFTAR DIAGRAM


(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Hadir Mahasiswa UST PBSI Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 3 Instrument Penelitian Lampiran 4 Angket Faktor Membaca

Lampiran 5 Perhitungan Angket Faktor Membaca Lampiran 6 Hasil Perhitungan Angket Faktor Membaca Lampiran 7 Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Lampiran 8 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Lampiran 9 Indeks Tingkat Kesulitan Butir Soal

Lampiran 10 Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Lampiran 11 Hasil Observasi


(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Membaca sampai saat ini masih dianggap memiliki peranan penting dalam

kehidupan manusia. Hal ini karena membaca merupakan kebutuhan dasar dari

manusia. Menurut Hodgson (dalam Tarigan 1983:7) membaca adalah suatu proses

yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang

hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.

Penyampaian dengan kata-kata yang sederhana akan membuat pembaca semakin

mudah mengerti dan akan menimbulkan reaksi setelah membaca. Sapir (dalam

modul dosen FIP UNY, 1997: 8) mengatakan bahwa bahasa dapat mempengaruhi

perilaku manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari contoh berikut ini. Seorang guru menulis di papan tulis “Kerjakanlah soal ini dengan baik dan rinci!” Semua peserta didik yang membaca tulisan itu akan mengerjakan soal yang ditulis di

papan tulis tersebut. Oleh karena itu seseorang harus memiliki kemampuan

membaca yang baik agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Haras (dalam modul dosen FIP UNY, 1997: 13) mengatakan bahwa seorang politikus asal Amerika Serikat bernama Horian mengatakan bahwa “if we want to be a super power we must have individuals with much higher levels of

literacy (jika kita menginginkan menjadi bangsa yang kuat dan adidaya, kita harus

memiliki lebih banyak anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tinggi

dalam literasi atau baca tulis). Membaca dan menulis merupakan instrumen utama


(24)

2005: 141). Dua pernyataan tersebut berbanding terbalik dengan situasi yang

terjadi di Indonesia. Saat ini, meskipun zaman sudah berubah menjadi modern,

tingkat kemampuan membaca masyarakat Indonesia masih sangat

memprihatinkan.

Terdapat beberapa data yang menyatakan bahwa faktor penyebab

rendahnya kemampuan membaca masyarakat Indonesia yaitu tingkatan membaca permulaan atau “melek huruf” (baru terbebas dari buta huruf) dan minat baca yang masih rendah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa budaya baca di

Indonesia belum ditanamkan dengan baik sebagai sebuah kebiasaan dalam

kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian dari Human Development Index (HDI) yang diterbitkan UNDP pada tahun 2002 menyebutkan bahwa data melek huruf

orang Indonesia berada di posisi 110 dari 173 negara. Posisi tersebut turun satu

tingkat menjadi 111 di tahun 2009 (kompasiana.com, 5/04/013). Masyarakat Indonesia hanya memiliki 65,5% jumlah yang sudah melek huruf dibandingkan

dengan Malaysia yang sudah mencapai 84,6% (repbulika.com, 31/01/15). Data

tersebut cukup membuktikan bahwa tingkat budaya baca di Indonesia masih

rendah.

Tidak hanya itu UNESCO menyatakan bahwa Indonesia merupakan

negara dengan minat baca masyarakat paling rendah di ASEAN. Data tersebut

didukung dengan kuantitas yang jelas dari Organisasi Pengembangan Kerja Sama

Ekonomi (OECD) yang dipublikasikan oleh Kompas (Kamis, 18 Juni 2009) yang

menyatakan bahwa budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah


(25)

berdasarkan data dari UNESCO pada tahun 2012 berada pada indeks 0,001.

Artinya, setiap 1000 orang Indonesia hanya ada satu orang yang memiliki minat

baca baik (kompasianan.com, 5/04/013). Hal tersebut terdengar sangat wajar karena perkembangan teknologi yang semakin pesat. Terutama perkembangan

program-program di televisi yang sangat menarik menyebabkan masyarakat lebih

suka dan lebih memilih menyaksikan televisi daripada membaca.

Data lain menyebutkan sejak tahun 2002, 2009, dan 2012 kondisi

pendidikan di Indonesia tidak menunjukan adanya perubahan yang signifikan.

Pendidikan di Indonesia masih perlu meningkatkan kemampuan membaca bagi

rakyatnya, sehingga dapat membentuk budaya baca yang baik. Oleh karena itu,

terdapat teori yang mengatakan bahwa membaca merupakan proses

merekonstruksi makna dari bahan-bahan cetak. Definisi ini menyiratkan makna

bahwa membaca bukan hanya sekedar mengubah lambang menjadi bunyi dan

mengubah bunyi menjadi makna, melainkan lebih ke proses pemetikan informasi

atau makna sesuai dengan informasi atau makna yang diusung penulisnya. Dalam

hal ini, pembaca berusaha membongkar dan merekam ulang apa yang yang tersaji

dalam teks sesuai dengan sumber penyampainya (Anthony, Pearson, & Raphael,

1993:284).

Membaca merupakan suatu proses rekonstruksi makna melalui interaksi

yang dinamis antara pengetahuan siap pembaca, informasi yang tersaji dalam

bahasa tulis, dan konteks bacaan (Anthony, Pearson, & Raphael, 1993:284). Dua

pernyataan di atas berkaitan dengan ragam membaca yakni membaca pemahaman.


(26)

pembaca memiliki kemampuan membaca yang tinggi, pembaca tersebut akan

mampu memahami dan mampu mengambil makna dari teks tersebut. Oleh karena

itu dibutuhkan bahan bacaan yang baik agar pembaca dapat mengerti makna dari

suatu teks tersebut. Bahan bacaan memiliki berbagai ragam, yakni teks, buku teks,

majalah, surat kabar, dan lain-lain.

Penelitian ini akan berfokus pada bahan bacaan berupa teks. Brunner dan

Graefen (1994a) menyatakan bahwa teks adalah segala hal yang tertulis.

Pemahaman ini sering dipandang luas sebagai sebuah tulisan yang panjang. Kata “teks” juga menghadirkan bayangan tentang buku, surat, atau surat kabar. Dalam hal ini, peneliti akan mengambil teks dari surat kabar dan beberapa artikel yang

nantinya disesuaikan dengan responden dari penelitian ini.

Masyarakat Indonesia belum sampai pada tahap/tingkatan membaca

pemahaman. Mahasiswa merupakan sebutan untuk peserta didik di jenjang

sekolah tinggi/universitas. Namun, mahasiswa juga masih memiliki banyak

kelemahan dalam membaca pemahaman. Oleh karena itu penelitian ini akan

mengambil sampel dari mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

(PBSI) semester VI Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta.

Tujuannya adalah agar para calon guru bahasa Indonesia tersebut nantinya mampu

memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik dengan faktor membaca

yang baik pula.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi strategi pembelajaran

yang sesuai dengan kelemahan tingkatan kemampuan membaca pemahaman


(27)

mahasiswa diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman mahasiswa tersebut. Oleh karena itu penelitian ini akan menggunakan

jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang

memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada

perlakuan terhadap objek yang teliti (Kountour, 2003:105). Tujuan Penelitian

deskriptif adalah untuk pemecahan masalah secara sistematis dan factual

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi (Narbuko, 2007:44).

Penjabaran latar belakang di atas memunculkan suatu ketertarikan peneliti

untuk melakukan penelitian yang sesuai dengan masalah yang diangkat yakni

mengenai strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan

faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Penelitian ini

nantinya akan menghasilkan deskripsi tentang strategi pembelajaran berdasarkan

faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Maka dari itu penelitian ini berjudul “Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mahasiswa Semester VI PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta Tahun Ajaran


(28)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun perumusan masalahnya yakni:

1. Bagaimana faktor membaca mahasiswa semester VI PBSI Universitas

Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta tahun ajaran 2015?

2. Bagaimana kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI PBSI

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta?

3. Bagaimana strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman bagi

mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa,

Yogyakarta?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka dapat ditentukan tujuan

penelitian yakni:

1. Mendeskripsikan faktor membaca mahasiswa semester VI PBSI Universitas

Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta.

2. Mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI

PBSI Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta.

3. Mendeskripsikan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman

bagi mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa,


(29)

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, adapun penjabaran

manfaat penelitian sebagai berikut yakni :

a. Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam hal strategi

pembelajaran berdasarkan faktor membaca dan tes kemampuan membaca

pemahaman. Oleh karena itu setiap individu masyarakat yang membaca penelitian

ini dapat mengetahui dan mengembangkan kemampuan membaca pemahaman

melalui faktor membaca dan tes kemampuan membaca pemahaman.

b. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kajian teori baru

dalam bidang membaca. Khususnya dalam hal strategi pembelajaran faktor

membaca dan tes kemampuan membaca pemahaman yang teorinya masih jarang

ditemukan di dalam buku.

1.5Batasan Istilah

Batasan istilah ini bertujuan untuk menghindari perbedaaan tanggapan

terhadap istilah dalam proposal penelitian. Batasan istilah dalam penelitian ini

yakni:

a. Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui


(30)

b. Membaca Pemahaman

Membaca Pemahaman adalah suatu kegiatan membaca yang bertujuan

memperoleh pemahaman dan penafsiran yang memadai terhadap makna-makna

yang terkandung di dalam lambang-lambang tulisan (Tarigan, 1989:42).

c. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah strategi pembelajaran meliputi kegiatan atau

pemakaian teknik yang dilakukan oleh pengajar mulai dari perencanaan,

pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta program tindak lanjut yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu

pengajaran (Sunendar, 2008:9).

1.6Sistematika Penelitian

Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab yakni bab I membahas tentang

pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penelitian. Selanjutnya, bab II membahas

tentang landasan teori yang terdiri dari penelitian yang revelan, kerangka teori dan

kerangka berpikir. Pada bab III membahas tentang metodologi penelitian yang

berisikan jenis penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen

penelitian, dan analisis data penelitian. Bab IV merupakan pembahasan yang

berisikan deskripsi data, hasil penelitian, dan pembahasan dan pada bab V yang


(31)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menyajikan beberapa hal yang dijadikan acuan sebagai dasar untuk

melakukan penelitian. Oleh karena itu akan dijabarkan penelitian yang relevan,

beberapa kajian teori sebagai dasar acuan dan kerangka berpikir. Adapun

penjabarannya sebagai berikut.

2.1Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan untuk mendukung penelitian

yang akan dilakukan ini. Beberapa penelitian tersebut antara lain: Pertama,

penelitian disusun oleh Martha Ruri Windy K (2009) dengan judul Hubungan Antara Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Se-Kabupaten Sleman Tahun Ajaran 2007/2008.

Penelitian tersebut mengkaji tentang hubungan antara kebiasaan membaca

dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII. Penelitian tersebut

dilakukan di SMP Kanisius Se-Kabupaten Sleman tahun ajaran 2007/2008. Hasil

penelitian tersebut berupa deskripsi hubungan antara kebiasaan membaca dengan

kemampuan membaca pemahaman. Dalam penelitian tersebut kesimpulan hasil

penelitiannya yakni kemampuan membaca pemahaman siswa yang memiliki

kebiasaan membaca berada pada kategori cukup. Hal tersebut juga terjadi pada

siswa yang tidak memiliki kebiasaan membaca. oleh karena itu adanya korelasi

positif antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman


(32)

Kedua, penelitian ini berjudul Hubungan antara Minat Baca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI Animasi SMK Negeri 5

Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian tersebut disusun oleh Sheila

Prima Ramadhani (2008). Kajian dalam penelitian tersebut yakni mengenai

hubungan antara minat baca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa

kelas XI animasi. Penelitian tersebut dilakukan di SMK Negeri 5 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013.

Tujuan dari penelitian tersebut yakni mendeskripsikan hubungan antara

minat baca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI animasi.

Adapun hasil dalam penelitian tersebut yakni kemampuan membaca pemahaman

siswa yang memiliki minat baca tinggi dapat dinyatakan masuk dalam kategori

baik dengan nilai rata-rata 18. Kemudian, kemampuan membaca pemahaman

siswa yang memiliki minat baca rendah dapat dinyatakan masuk dalam kategori

cukup dengan nilai rata-rata 14. Oleh karena itu disimpulkan dalam penelitian

tersebut bahwa adanya hubungan antara minat baca dengan kemampuan membaca

pemahaman siswa kelas XI Animasi SMK Negeri 5 Yogyakarta.

Penelitian ketiga berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 3, Semester II SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian tersebut disusun oleh Aurelia Rani Wijayanti (2009). Kajian dalam

penelitian tersebut yakni peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan

model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas XI IPA 3. Hasil penelitian


(33)

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Hal tersebut dibuktikan dengan

beberapa siklus peningkatan membaca pemahaman yakni siklus pertama 0%,

siklus selanjutnya 32%, dan siklus terakhir 84%. Peningkatan tersebut juga terjadi

dalam keberhasilan pencapaian aspek membaca pemahaman pula.

Relevansi ketiga penelitian tersebut dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama mengkaji tentang kemampuan membaca pemahaman.

Namun, perbedaan yang terletak pada jenis penelitian dan responden penelitian.

Penelitian pertama dan kedua menggunakan jenis penelitian korelasi sementara

penelitian ketiga menggunakan jenis penelitian tindak kelas (PTK). Penelitian ini

menggunakan jenis penelitian deskriptif. Responden yang digunakan dalam ketiga

penelitian di atas yakni siswa SMA/SMK dan setaranya. Akan tetapi, penelitian

ini menggunakan mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sarjanawiyata

Tamansiswa, Yogyakarta.

2.2Kajian Teori

Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni membaca, manfaat

membaca, jenis-jenis membaca, membaca pemahaman, tingkatan membaca

pemahaman. Adapun penjabaran teori tersebut sebagai berikut.

2.2.1 Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

media kata-kata/bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1983:7). Ditinjau dari segi


(34)

proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process).

Definisi membaca lainnya dari Finnochiaro dan Bonomo (Harras dan

Sulistianingsih, 1997: 16) dapat digolongkan sebagai definisi yang masih terlalu

dangkal. Mereka merumuskan membaca sebagai proses memetik serta memahami

arti atau makna yang terkandung dalam bahan tercetak atau tertulis (reading is

bringing meaning to and getting meaning from printed or written material).

Pengertian ini dapat diartikan bahwa pembaca hanya memetik atau memahami

makna deretan kata yang tersurat dalam baris-baris bacaan (reading the lines). Kegiatan membaca seperti itu dinamakan membaca literal yang merupakan

kegiatan membaca tingkat paling rendah. Padahal untuk mencapai tingkat

pemahaman yang tinggi, pembaca juga harus mampu menangkap informasi

tersirat yang ada dalam setiap materi bacaan.

Di sisi lain, Goodman menyanggah definisi yang dikemukakan oleh

Finnochiaro dan Bonomo. Ia menyatakan bahwa pembaca tidak hanya sekedar

dituntut untuk memiliki kemampuan memberikan dan memetik makna dari materi

yang tercetak melainkan juga dituntut untuk mampu menyusun konteks yang

tersedia guna membentuk makna (Harras dan Sulistianingsih, 1997:17). Kegiatan

membaca mencakup tidak hanya memetik pengertian dari deretan kata yang

tersurat (reading the lines) tetapi juga makna dari deretan baris (reading between the lines) serta makna di balik deretan baris tersebut (reading beyond the lines). Jadi, pembaca juga melakukan interpretasi terhadap hal-hal yang tersirat yang ada


(35)

Membaca merupakan proses merekonstruksi makna dari bahan-bahan

cetak. Definisi ini menyiratkan makna bahwa membaca bukan hanya sekedar

mengubah lambang menjadi bunyi dan mengubah bunyi menjadi makna,

melainkan lebih ke proses pemetikan informasi atau makna sesuai dengan

informasi atau makna yang diusung si penulisnya. Dalam hal ini, pembaca

berusaha membongkar dan merekam ulang apa yang yang tersaji dalam teks

sesuai dengan sumber penyampainya (penulis). Oleh karena itu membaca

merupakan suatu proses rekonstruksi makna melalui interaksi yang dinamis antara

pengetahuan siap pembaca, informasi yang tersaji dalam bahasa tulis, dan konteks

bacaan (Anthony, Pearson, & Raphael, 1993:284).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan

suatu proses merekonstruksi makna, memberikan pemahaman terhadap bacaan,

dan menyusun konteks dari makna bacaan yang dilakukan oleh pembaca guna

memperoleh pesan/informasi yang hendak disampaikan penulis melalui media

kata-kata/bahasa tulis.

2.2.2 Faktor Membaca

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca. Faktor-faktor

yang mempengaruhi membaca menurut Lamb dan Arnol (dalam Rahim, 2007:6)

ada 3 yaitu (1) faktor fisiologis (2) faktor intelektual, dan (3) faktor lingkungan.


(36)

a. Faktor Fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan

jenis kelamin. Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbelakangan

neurologis (misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangan matang secara fisik

merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.

b. Faktor Intelektual dapat disebut juga istilah intelegensi. Istilah intelegensi

didefinisikan sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman

yang esensidal tentang situasi yang diberikan dan meresponnya secara tepat.

Secara umum ada hubungan antara kecerdasan yang diindikasikan oleh IQ

dengan rata-rata peningkatan remedial membaca. Tingkat intelegensi

membaca itu sendiri pada hakikatnya proses berpikir dan memecahkan

masalah. Dua orang yang berbeda IQnya sudah pasti akan berbeda hasil dan

kemampuan membacanya.

c. Faktor Lingkungan juga mempengaruhi kemampuan membaca seseorang.

Faktor lingkungan dapat dijabarkan sebagai berikut. (1) Latar belakang dan

pengalaman anak di rumah: lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai,

dan kemampuan bahasa anak. Kondisi di rumah juga mempengaruhi probadi

dan penyesuaian diri anak dalam masyarakat. Kondisi itu pada gilirannya

dapat membentuk anak dan dapat juga menghalangi anak belajar membaca.

Seorang anak yang tinggal di dalam rumah tangga yang harmonis, rumah yang

penuh cinta kasih, tidak akan menemukan kendala yang berarti dalam

membaca. Kualitas dan luasnya pengalaman anak di rumah juga penting bagi


(37)

yang bermakna, pengalaman masa lalu anak-anak memungkinkan anak-anak

untuk lebih memahami apa yang mereka baca. (2) Faktor sosial ekonomi

orang tua dan lingkungan tetangga merupakan faktor yang membentuk

lingkungan rumah anak. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa status

sosial ekonomi anak semakin tinggi kemampuan verbal anak tersebut.

Anak-anak yang yang mendapat contoh bahasa yang baik dari orang dewasa serta

orang tua yang berbicara dan mendorong anak-anak untuk berbicara

mendukung perkembangan bahasa dan intelegensi anak tersebut. (3) Faktor

psikologis juga mempengaruhi kemampuan membaca anak. Faktor ini

mencakup hal-hal seperti motivasi, minat, kematangan sosio, emosi, dan

penyesuasian diri. Adapun penjabarannya sebagai berikut:

Motivasi: Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak

di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai

(Sardiman, 1986: 75). Motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat

internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan

timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam melaksanakan

kegiatan-kegiatan tertentu (Gray, dalam Winardi, 2008).

Minat: Djamarah (2011:166) menjelaskan bahwa minat adalah kecenderungan

yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas.

Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan


(38)

menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan

pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya

adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di

luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Kematangan Sosio dan Emosi serta Penyesuaian Diri. Menurut Rahim

(2007:29) bahwa ada tiga aspek kematangan emosi dan sosio yaitu stabilitas

emos, kepercayaan diri, dan kemampuan berpatisipasi kelompok. Seseorang

harus mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat tertentu. Seseorang yang

mudah marah, menangis dan bereaksi secara berlebihan ketika tidak

mendapatkan sesuatu atau menarik diri, atau mendongkol akan mendapat

kesulitan dalam pelajaran membaca. Hal tersebut berbanding terbalik dengan

seseorang yang lebih mudah mengontrol emosinya akan lebih mudah

memusatkan perhatiannya pada teks yang dibacanya. Pemusatan perhatian

pada bahan bacaan memungkinkan meningkatkan kemampuan dalam

memahami bacaan.

Penelitian ini mengunakan faktor membaca dari teori Johnson dan

Pearson. Menurut Johnson dan Pearson (dalam Zuhcdi, 2007:23) menyatakan

bahwa faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu yang ada dalam diri pembaca (internal) dan yang ada di

luar pembaca (eksternal). Faktor yang berada di dalam diri pembaca meliputi

motivasi baca, sikap dan minat pembaca, kebiasaan membaca, kondisi emosi,

kondisi kesehatan, pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya,


(39)

kebermanfaatan bagi pembaca, tingkat intelegensi pembaca, dan penguasaan

bahasa. Faktor diluar pembaca yaitu latar belakang sosial ekonomi keluarga dan

tidak tersedianya bahan bacaan, suasana lingkungan dan waktu, teks, pengaruh

budaya lisan, dan pengaruh media elektronik.

2.2.3 Jenis-jenis Membaca

Secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam membaca yang akan

juga menjabarkan macam-macam dalam membaca (Tarigan, 1983:11-13) yaitu (1)

keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower older), (2) keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Dalam mencapai tujuan yang terkandung di dalam keterampilan mekanis tersebut maka aktivitas yang paling sesuai adalah

membaca nyaring, membaca bersuara (reading a loud; oral reading) dan untuk keterampilan pemahaman yang paling tepat adalah membaca dalam hati (silent

reading) yang dapat dibagi pula menjadi membaca ekstensif (extensive reading)

dan membaca intensif (intensive reading).

Membaca ekstensif dibagi menjadi 3 yakni membaca survei (survey

reading), membaca sekilas (skimming reading), dan membaca dangkal

(superficial reading) sedangkan membaca intensif dibagi menjadi dua yakni

membaca telaah isi (content study reading) dan membaca telaah bahasa (language


(40)

(close reading), membaca pemahaman (comprehensive reading), membaca kritis

(critical reading), dan membaca ide (reading of ideas). Selanjutnya membaca

telaah bahasa dibagi pula menjadi dua yakni membaca bahasa asing (foreign

language reading) dan membaca sastra (literary reading). Penelitian ini akan

lebih memusatkan pada membaca pemahaman. Adapun skemanya sebagai

berikut.

2.2.4 Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan salah satu jenis membaca intensif. Oleh

karena itu dibutuhkan fokus yang tinggi dalam tahapan ini. The IRA Dictionary (dalam Haller, 2000) menjelaskan, membaca pemahaman meliputi hal-hal sebagai

berikut: memahami mengenai apa yang dibaca, memahami hubungan dalam suatu

hierarki terhadap sesuatu yang dipahami, proses-proses, penginterpretasian,

mengevaluasi, serta suatu reaksi dengan cara yang kreatif, yang intuitif. Selain itu,

membaca pemahaman adalah suatu kegiatan dimana pembaca berusaha

memahami bacaan secara keseluruhan dengan mendalam sambil menghubungkan Membaca

intensif Membaca

nyaring

Membaca

Membaca dalam hati

Membaca pemahaman Membaca telaah isi


(41)

isi bacaan dengan pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa

diikuti gerak lisan maupun suara.

Pemahaman atau komprehensif adalah kemampuan membaca untuk

mengganti ide-ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian. Dalam

mencapai tingkatan pemahaman itu diperlukan hal-hal sebagai berikut (1)

menguasai perbendaharaan katanya, (2) akrab dengan struktur dasar dan dalam

penulisan (kalimat, paragraf, tata bahasa). Kemampuan setiap orang dalam

memahami apa yang dibaca berbeda. Hal ini tergantung pada perbendaharaan kata

yang dimiliki, minat, jangkauan mata, kecepatan interpretasi, latar belakang

pengalaman sebelumnya, kemampuan intelektual, keakraban dengan ide yang

dibaca, tujuan membaca, dan keluwesan mengatur kecepatan. Oleh karena itu,

memahami sebuah bacaan harus memperhatikan hal tersebut jika ingin memiliki

pemahaman bacaan yang baik (Soedarso, 2010:58-59).

Bond dkk (1979) dalam bukunya Reading Ditticulties (dalam Tarigan,

1989:42), mengemukakan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan membaca

yang bertujuan memperoleh pemahaman dan penafsiran yang memadai terhadap

makna-makna yang terkandung di dalam lambang-lambang tulis. Sasaran

utamanya ialah menghasilkan para pembaca yang efektif. Membaca pemahaman

menurut Tarigan (1983:56) adalah jenis membaca yang merupakan rincian

membaca intensif yang bertujuan memhami: 1) standar-standar atau

norma-norma, 2) resensi kritis, 3) drama tulis, dan 4) pola-pola fiksi. Kegiatan membaca

pemahaman merupakan suatu kegiatan yang bertujuan mendapatkan informasi


(42)

Membaca pemahaman adalah pemahaman arti atau maksud dalam suatu

bacaan melalui tulisan. Definisi ini sangat menekankan pada dua hal yang pokok

dalam membaca, yaitu bahasa itu sendiri dan simbol grafik tulisan yang

menyajikan informasi yang berwujud bacaan (Lado dalam Nurhadi, 1987:22).

Oleh karena itu, membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang bertujuan

memperoleh pemahaman arti dan penafsirannya yang terdalam di dalam bacaan.

2.2.5 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman

Dalam membaca pemahaman terdapat tingkatan yakni meliputi (1)

mengidentifikasi arti kata/istilah, (2) menangkap makna tersurat dan tersirat, (3)

menyimpulkan, (4) memprediksi, (5) mengevaluasi (Anderson dalam Tarigan

(1986). Burns, dkk menyatakan bahwa ada tiga level dalam pemahaman

membaca, antara lain membaca literal (literal reading), membaca interpretatif

(interpretative reading), dan membaca kritis (critical reading).

Dalam membaca literal, pembaca menemukan informasi yang

dikemukakan secara langsung dalam teks bacaan. Artinya, pembaca langsung

menangkap makna bacaan dari informasi yang secara eksplisit ada dalam teks

bacaan. Membaca interpretatif dapat diartikan sebagai membaca di antara baris

(reading between thelines) serta memberi makna implisit dari sebuah teks bacaan.

Sementara itu, yang dimaksud dengan membaca kritis adalah membaca dengan

mengevaluasi materi dalam teks bacaan, membandingkan ide dalam tulisan

dengan pengetahuan yang dimiliki, serta memberi simpulan mengenai keakuratan,


(43)

Heilman, Timothy, dan William dalam buku mereka Principles and

Practice of Teaching Reading (1986: 190). Mereka mengemukakan tiga level

membaca yang sama dengan Burns, dkk yaitu pemahaman literal (literal

comprehension), pemahaman interpretatif (interpretative comprehension), serta

pemahaman kritis (critical comprehension). Dalam pemahaman literal, siswa memahami ide dan informasi yang tertera langsung dalam teks. Pemahaman

interpretatif mengajak siswa untuk memahami ide dan informasi yang tidak secara

langsung dinyatakan dalam teks. Sementara itu, dalam pemahaman kritis siswa

dituntut untuk menganalisis, mengevaluasi, memberikan tanggapan terhadapa

informasi dalam teks.

Tingkatan kemampuan membaca pemahaman yang digunakan dalam

penelitian ini yakni (1) menangkap arti kata/istilah, (2) menangkap makna tersirat,

(3) menangkap makna tersurat, (4) menarik kesimpulan isi bacaan, (5)

memprediksi maksud penulis, dan (6) mengevaluasi bacaan.

2.2.6 Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajar dapat dipersepsikan dan diartikan secara bervariasi.

Ada yang menggambarkan strategi belajar sebagai sifat, tingkah laku yang tidak

teramat, atau langkah nyata yang dapat diamati (Huda dalam Sunendar, 2011:6).

Pengertian yang disajikan oleh Brown (dalam Sunendar, 2011:7) menekankan

konsep strategi belajar sebagai tingkah laku yang tidak teramati dalam diri

pembelajar. Strategi belajar berkaitan dengan pemrosesan, penyimpanan, dan


(44)

Sunendar, 20011:7) memandang strategi belajar sebagai kecenderungan atau

sifat-sifat umum dari pendekatan yang digunakan oleh pembelajaran bahasa. Adapun

Nunan (dalam Sunendar, 20011:7) menafsirkan strategi pembelajaran sebagai

proses mental yang digunakan pembelajar untuk mempelajari dan menggunakan

bahasa sasaran.

Strategi pembelajaran mempunyai pengertian suatu garis-garis besar

haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Dihubungkan dengan pembelajaran, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola

umum kegiatan pengajar dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan

pembelajaran untuk tujuan yang telah digariskan (Mujiono dalam Sunendar,

2011:8). Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh

pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi,

serta program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

mencapai tujuan tertentu, yaitu pengajaran.

2.2.7 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Menurut Rahim (2007:36-47) ada beberapa strategi membaca, antara lain,

strategi bawah-atas, strategi atas-bawah, strategi campuran (electic), strategi interaktif, strategi Know Want to Learn (KWL), dan strategi Directed Reading

Thingking Activity (DRTA). Akan tetapi strategi membaca atas-bawah, strategi


(45)

Salah strategi membaca pemahaman yaitu strategi KWL (Know-Want To

Know-Learned). Menurut Rahim (2007:41) strategi KWL memberikan kepada

siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan

sesudah membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru

yang diterimanya. Strategi ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa

mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik. Siswa juga bisa menilai hasil

belajar mereka sendiri.

Strategi ini dikembangkan oleh Ogle (1986) untuk membantu guru

menghidupkan latar belakang pengetahaun dan minat siswa pada suatu topik.

Strategi KWL melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun siswa dalam

memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa

yang ingin mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari

membaca.

Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan strategi KWL menurut

Rahim (2007: 41-42) adalah sebagai berikut:

a. Langkah What I Know (K) merupakan langkah awal dari KWL. Pada tahap ini siswa dan guru melakukan brainstorming (sumbang saran) mengenai apa yang telah diketahui oleh para sisswa berkenaan tentang tema, topic, judul dan

ilustrasi atau gambar-gambar yang terdapat dalam teks yang akan dibacanya.

Selama proses pada langkah ini, peranan guru adalah mencatat di papan tulis

mengenai apa saja pendapat atau pikiran-pikiran yang diajukan oleh para

siswa berkenaan dengan topic atau teks bacaan. Kegiatan penting yang harus


(46)

istilah, kata, frase atau kalimat yang merupakan kunci dalam memahami isi

yang terkandung dalam teks bacaan. Selain itu dapat mengantarkan

pengetahuan siswa kepada topic atau teks yang akan mereka baca.

b. Langkah What I Want (W). Setelah memikirkan tentang apa yang telah mereka ketahui berkenaan dengan topik dalam teks serta kategori informasi yang

harus mereka rumuskan, munculkanlah sejumlah pertanyaan kepada mereka.

Guru mengidentifikasi berbagai hal yang bagi siswa merupakan hal yang

menarik, kurang dipahami, meragukan, atau menjadi silang pendapat. Fase ini

membimbing aktivitas membaca menjadi aktivitas yang bertujuan dan pikiran

siswa akan lebih terfokus pada hal-hal yang hendak dicarinya dalam teks.

c. Langkah What I Learn (L). Setelah selesai membaca suatu artikel, arahkan siswa untuk menulis tentang apa yang telah mereka pelajari dari bacaan

tersebut. Guru hendaknya mengecek apakah mereka sudah merumuskan

pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana yang dibaca siswa

berkenaan dengan minat mereka. Jika tidak, anjurkan ke bacaan selanjutnya

untuk mengetahui dengan jelas tentang prioritas yang ingin mereka pelajari.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam strategi KWL adalah

stategi membaca dengan tiga langkah pokok, yaitu pertama, What I Know (K) merupakan kegiatan yang menggali latar belakang pengetahuan siswa dengan cara

brainstorming (sumbang saran). Kedua, What I Want (W), menentukan hal-hal

yang ingin diketahui danmerumuskan pertanyaa yang berkaitan dengan teks yang


(47)

dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan yang telah mereka rumuskan pada

langkah sebelumnya.

Strategi selanjutnya adalah Strategi Membaca dan Berpikir Secara

Langsung/MBL atau DRTA (Direct Reading Thinking Activities). Stauffer

(dalam Rahim, 2007:47) bahwa strategi DRTA merupakan suatu strategi

pembelajaran dimana guru menberikan motivasi terhadap usaha dan konsentrasi

siswa dengan cara melibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa

merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi dan mengevaluasi

solusi sementara. Tujuan strategi ini adalah untuk melatih siswa dalam

menggunakan konsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan seca

serius.

Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dapat digunakan

oleh guru dalam membaca pemahaman. Pada strategi ini siswa diminta untuk

memberikan prediksinya tentang apa yang terdapat dalam teks bacaan sebelum

pembelajaran dengan cara memprediksi judul bacaan, dan selama kegiatan

pembelajaran membaca berlangsung dengan cara memprediksi gambar seri.

Sehingga pesan yang ingin disampaikan dalam wacana dapat dipahami oleh siswa.

Rahim (2007:48) menyatakan dalam strategi DRTA, siswa diminta untuk

memberikan prediksi tentang apa yang akan terjadi dalam suatu teks, kemudian

dalam membuat prediksi siswa menggunakan latar belakang pengetahuan yang

dimilikinya tentang topik. Langkah ini juga mendorong siswa untuk


(48)

siswa berpikir sesuai dengan jalan pikirnya. Di sini guru dapat membantu siswa

dalam mengarahkan prediksi dan kesimpulan yang akan dibuat oleh siswa.

Menurut Rahim (2007:50) langkah-langkah dalam menggunakan strategi

DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah:

a. Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul. Pada tahap ini guru menuliskan

judul teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa di papan tulis. Setelah itu guru

menyuruh siswa memprediksikan isi teks bacaan yang akan dibaca

berdasarkan judul tersebut.

b. Membuat prediksi dari petunjuk gambar. Langkah yang dilakukan guru pada

tahap ini adalah memajang gambar dari teks bacaan yang akan dibaca oleh

siswa. Setelah itu suruhlah siswa memprediksi apa kira-kira isi dari teks

bacaan yang akan dibacanya nanti.

c. Membaca bahan bacaan atau teks menyuruh siswa membaca teks bacaan yang

dibagikan guru berdasarkan pilihannya terhadap gambar yang dipilih oleh

siswa tersebut.

d. Menilai prediksi dan menyesuaikan prediksi. Setelah membaca teks tersebut

guru melakukan penilaian terhadap hasil prediksi siswa, dengan cara

mengajukan pertanyaan siapakah diantara kamu yang prediksinya tadi sama

dengan teks bacaan yang baru saja dibaca. Ulangi kembali semua prosedur

(1-4) hingga semua bagian pelajaran diatas telah tercakup.

Kemudian ada strategi SQ3R (Survei, Question, Read, Recite, Review).

Strategi ini merupakan suatu rencana membaca yang terdiri dari mensurvei isi,


(49)

kembali menurut Tarigan: 1990 (dalam Teguh Santoso: 2001). Langkah-langkah

pembelajaran membaca dengan strategi SQ3R yaitu sebagai berikut:

a. Survey (Peninjauan) adalah langkah persiapan yang dilakukan untuk memulai

aktivitas membaca. Langkah ini berguna untuk mengumpulkan informasi

tentang bacaan yang akan kita baca. Tujuan survey adalah untuk mempercepat menangkap arti, mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide penting, melihat

susunan (organisasi) bahan bacaan, mendapatkan minat perhatian yang

seksama terhadap bacaan, dan memudahkan mengingat lebih banyak dan lebih

mudah.

b. Question (Pertanyaan). Langkah question adalah memunculkan

pertanyaan-pertanyaan seputar gambaran umum yang telah kita dapatkan dalam proses

survey sebelumnya.

c. Read (Membaca) adalah pada langkah ketiga, bukan langkah pertama. Saat

membaca ini, kita mulai mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran bab

yang kita buat pada proses survey dan question.

d. Recite adalah menceritakan isi bacaan yang telah dibaca dengan kata-kata

sendiri. Pada tahap ini Anda dapat membuat catatan seperlunya. Pada

umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan

melakukan proses recite ini kita bias melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. Cara melakukan recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca bab tersebut dan


(50)

e. Review adalah proses meninjau kembali isi bahan bacaan, pakah yang kita ceritakan dengan kata-kata sendiri telah sesuai dengan isi yang sebenarnya

atau tidak. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh bab,

melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman.

Selanjutnya ada Strategi PQ4R (Preview,Question, Read, Reflect, Recite,

Review). Strategi PQ4R merupakan salah satu bentuk strategi elaborasi. PQ4R

adalah singkatan dari preview (membaca selintas dengan cepat), question (bertanya), dan 4R singkatan dari read, reflect, recite, dan review atau membaca, merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan mengulag secara menyeluruh

(dalam Iskandar dan Dadang: 2008, hal. 11-12). Strategi PQ4R adalah strategi

yang digunakan untuk membantu peserta didik mengingat dan menghafal apa

yang mereka baca. dan digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang

dibaca dengan tujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku

pelajaran. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi PQ4R sebagai

berikut:

a. Preview. Siswa membaca selintas dengan cepat, dimulai membaca

topic-topiknya, sub topik utama, judul dan sub judul atau ringkasan pada akhir suatu

bab. Ide pokoknya akan menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan siswa

sehingga akan memudahkan memberi keseluruhan ide pokok.

b. Question mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri untuk setiap

pasal yang ada pada bacaan siswa. Awali pertanyaan dengan menggunakan

kata apa, siapa, mengapa, dan bagaimana, sehingga akan lebih hati-hati dan


(51)

c. Read memberi reaksi sebagai hasil pikir dari apa yang dibaca dengan menjawab semua pertanyaan yang diajukan sebelumnya.

d. Reflect. Selama membaca siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal

tapi mengingat dan memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara:

1. Menghubungkan informasi yang telah diketahui

2. Mengaitkan topik dalam teks dengan konsep utama

3. Memecahkan kontradiksi didalam informasi yang disajikan

4. Menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah yang disimulasikan

e. Recite menghubungkan atau mengingat kembali informasi yang telah

dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan menyaring dan

menanyakan serta menjawab pertanyaan yang ada, sehingga dapat memuat

intisari materi dan bacaan.

f. Review menjawab intisari yang telah dibuat, mengulang kembali seluruh isi

bacaan dan menjawab pertanyaan yang ada sekali lagi.

Strategi lainnya yaitu RAP sebagai akronim dari Read, Asked, dan Putting. Dalam menanamkan minat baca, pembelajar harus diajak membaca. Selama

membaca, pembelajar dapat membaca satu paragraf saja untuk memahami pikiran

utama, dan baru kemudian memahami pikiran penjelas. Setelah pembelajar

membaca, kemudian ajukan beberapa pertanyaan mengenai paragraf yang sudah

dibaca dan kemudian dicoba dijawab (ask). Dan pada akhirnya, pembelajar mencoba membuat ringkasan menggunakan kata-kata sendiri (putting). Strategi membaca demikian harus secara terus-menerus dilakukan secara mandiri


(52)

Satu lagi strategi yang dapat digunakan untuk membaca pemahaman yaitu

strategi TEELS (Title, Examine, Look, and Setting) dalam (Ridge & Skinner, 2010). Strategi ini sangat jitu jika diterapkan untuk memahami buku teks.

Langkah pertama adalah Title. Siswa mengamati judul untuk menemukan kata

kunci agar dapat memahami arah bacaan. Langkah kedua adalah Examine. Pada langkah ini siswa membaca sekilas suatu bagian bacaan untuk menemukan kata

kunci isi bacaan. Laangkah ketiga adalah look (look for). Pada tahap ini pembaca menemukan kata-kata penting (kata kunci) yang sering diulang-ulang dalam

bacaan. Langkah ini sangat penting karena akan mengaktifkan prior knowledge siswa. Langkah selanjutnya adalah look (look for) lagi. Pada tahap ini pembaca mencari kata-kata yang tidak diketahui maknanya dan kemudian dicari maknanya

(melalui kamus). Langkah ini penting karena jika selama membaca tidak

memahami makna kata-kata yang digunakan akan kesulitan memahami isi bacaan.

Langkah terakhir adalah setting. Langkah ini dimaksudkan untuk menemukan hal-ihwal yang berhubungan dengan tempat, waktu, gambaran, atau periodisasi

peristiwanya. Jika strategi ini dilakukan berkali-kali, pembaca akan mengalami

perubahan besar dalam memahami isi bacaan.

Strategi yang dibutuhkan oleh mahasiswa yakni (1) strategi menangkap arti

kata/istilah, (2) strategi menangkap makna tersirat, (3) strategi menangkap makna

tersurat, (4) strategi menarik kesimpulan isi bacaan, (5) strategi memprediksi

maksud penulis, dan (6) strategi mengevaluasi bacaan. Strategi inilah yang


(53)

2.2.8 Teori Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2003:18). Namun, dalam penelitian

ini analisis SWOT digunakan untuk mengindetifikasi berbagai faktor membaca

yang dimiliki oleh mahasiswa untuk mendapatkan strategi pembelajaran. Analisis

ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang,

tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Menurut

Rangkuti (2003:19) SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths

dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang ada

dalam faktor membaca mahasiswa. Dalam hal ini analisis SWOT membandingkan

antara faktor eksternal (peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan

dan kelemahan).

Pearce II (2013:156-157) menjabarkan analisis SWOT sebagai berikut.

Peluang (Opportunities) merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan yang mendukung faktor membaca mahasiswa. Ancaman (Threats) merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan

mahasiswa dalam membaca. Kekuatan (Strengths) merupakan keunggulan mahasiswa pada saat membaca dan kelemahan (Weaknesses) merupakan keterbatasan atau kekurangan yang dimiliki mahasiswa ketika membaca yang

dapat menghambat pemahaman mahasiswa terhadap bacaan. Keempat hal tersebut

dapat dikatakan sebagai suatu teknik yang digunakan oleh peneliti untuk

melakukan penyorotan yang cepat atas situasi strategi pembelajaran yang sesuai


(54)

Analisis SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen strategi yang

merupakan pendekatan analisis lingkungan (Sagala, 2007:140). Analisis SWOT

menyediakan para pengambil keputusan organisasi akan informasi yang dapat

menyiapkan dasar dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan.

Analisis SWOT (Susanto, 2014:133) adalah perangkat analisa yang popular,

terutama untuk kepentingan perumusan strategi. Kemampuan analisis SWOT

bertahan sebagai alat perencanaan yang masih terus digunakan sampai saat ini,

membuktikan kehebatan analisis dalam pandangan seorang dosen.

Analisisis SWOT juga dapat dikatakan sebuah pendekatan konseptual

yang luas, yang menjadikannya rentan terhadap beberapa keterbatasan. Pertama,

analisis SWOT berpontensi untuk terlalu banyak memberikan penekanan pada

kekuatan internal dan kurang memberikan perhatian pada ancaman eksternal.

Kedua, analisis SWOT dapat menjadikan sesuatu yang bersifat statis dan beresiko

mengabaikan perubahan situasi dan lingkungan yang dinamis. Ketiga, analisis

SWOT berpontensi terlalu memberikan penekanan hanya pada satu kekuatan atau

elemen dari strategi.

2.2.9 Teori Analisis Skala Likert

Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala

atau fenomena. (Sumanto, 2014:102) Dalam skala likert terdapat dua bentuk

pernyataan, yaitu bentuk pernyataan positif (favourale) yang berfungsi untuk mengukur sikap positif, dan bentuk pernyataan negatif (unfavourable) yang


(55)

berfungsi untuk mengukur sikap negatif objek sikap. Adapun tabelnya seperti di

bawah ini:

Pernyataan Positif Skala Pernyataan Negatif Skala Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1

Setuju (S) 4 Setuju (S) 2

Netral (N) 3 Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5

Bentuk-bentuk pernyataannya pun juga dapat berbeda-beda, seperti di bawah ini: Sangat Puas (5)

Puas (4) Cukup Puas (3) Kurang Puas (2) Tidak Puas (1)

Sangat Tinggi/Sangat Penting/Sangat Benar (5) Tinggi/Penting/Benar (4) Cukup Tinggi/Cukup Penting/Cukup Benar (3) Rendah/Kurang Penting/Salah (2) Rendah Sekali/Tidak Penting/Sangat Salah (1)

Sangat Baik (5) Baik (4) Sedang (3) Buruk (2) Buruk Sekali (1)

Dalam penelitian ini bentuk pernyataan dan rentangan skor skala likert

yang digunakan yakni dari skor satu sampai dengan lima dengan perincian sebagai

berikut: 5 = Sangat Setuju, 4 = Setuju, 3 = Tidak Memiliki Pilihan (Netral), 2 =

Tidak Setuju, dan 1 = Sangat Tidak Setuju.

Hal tersebut juga dipertegas oleh Riduwan (2002:12) skala likert


(56)

sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini

telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variable

penelitian. Dengan, menggunakan skala likert, maka variable yang akan

dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian

sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur.

Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk

membuat item instrument yang berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu

dijawab oleh responden. Di bawah ini akan dijabarkan kriteria interpretasi skor

yakni:

Rentang Skor Kriteria

0% - 20% Sangat Rendah

21% - 40% Rendah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Tinggi

81% - 100% Sangat Tinggi

Dalam skala likert (Suharso, 2009:44), kemungkinan jawaban tidak sekadar “setuju” dan “tidak setuju” melainkan dibuat lebih banyak kemungkinan jawabannya, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat

setuju. Cara mengerjakan skala likert yakni:

1. Mengumpulkan sejumlah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti. Responden diwajibkan memilih salah satu dari

sejumlah kategori jawaban yang tersedia. Kemudian masing-masing jawaban

diberi penilaian tertentu (misalnya 1,2,3,4,5).

2. Membuat nilai total untuk setiap responden dengan menjumlah nilai untuk


(1)

3 RIFFAI

minat baca yang saya miliki adalah minat baca saya akan tinggi ketika saya ingin mengetahui sesuatu hal yang menarik dan ketika saya ingin menambah

wawasan saya.

motivasi baca yang saya miliki adalah saya selalu mengkonsep diri saya bahwa dengan membaca saya bisa menjadi lebih tau.

faktor internal dalam membaca pemahaman yakni

kebermanfaatan. Ketika

mengetahui manfaat bacaan pemahaman terhadap suatu bacaan menjadi meningkat.

faktor eksternal dalam membaca pemahaman yakni suasana dan lingkungan. Suasana yang kondusif dapat membantu dalam mencapai

pemahaman akan bacaan.

budaya baca yang saya terapkan selama ini adalah saya selalu berusaha menyempatkan waktu 10 menit untuk membaca. Hal ini karena saya berpikir bahwa sesuatu yang dilakukan sedikit-sedikit tetapi rutin akan membuahkan hasil yang baik karena semua hal butuh proses.


(2)

4

SITI

USWATUN KHOIRIYAH

minat baca yang saya miliki adalah saya ketika saya melihat judul novel yang menarik, saya langsung ingin membacanya. Tidak hanya itu minat baca saya tinggi ketika saya ingin tahu sesuatu yang baru melalui internet dan minat baca saya tinggi ketika saya sudah menggaris bawahi kata-kata yang sulit dimengerti pada suatu bacaan

motivasi baca yang saya miliki adalah

saya ingin

meningkatkan

prestasi dan saya ingin mengetahui sesuatu hal yang baru.

faktor internal dalam membaca pemahaman yang saya miliki adalah sikap dan minat. Hal tersebut karena dengan sikap dan minat dapat mendorong untuk memahami suatu bacaan agar dapat menambah

pengetahuan dan dapat menambah prestasi.

faktor eksternal dalam membaca pemahaman yang saya miliki adalah suasana dan lingkungan. Lingkungan yang kondusif dan nyaman serta adanya iringan lagu dapat membuat saya semakin

memahami isi bacaan.

budaya baca yang telah diterapkan dalam diri saya yakni saya setiap berjalan selalu membaca pamflet, brosur yang dipasang di jalan. Tidak hanya itu saya selalu

menyempatkan diri untuk membaca artikel terkini dari UNES dan UPI.


(3)

5 IDA ERVINA

minat baca yang saya miliki adalah minat membaca saya tinggi ketika saya tertarik dengan isi cerita dalam suatu novel maka saya ingin mendalami cerita yang tedapat dalam novel tersebut.

motivasi baca saya adalah sayang ingin tahu dan menjawab rasa penasaran saya terhadap suatu bacaan serta menambah

pengetahuan

faktor internal yang dominan adalah motivasi baca. Dengan adanya motivasi baca saya dapat memahami isi bacaan karena ingin menambah pengetahuan.

faktor eksternal saya dalam membaca adalah suasana dan lingkungan. Kalau situasinya ramai, bising, dan tidak tenang saya tidak dapat memahami isi bacaan.

budaya baca yang sudah saya terapkan selama ini adalah saya selalu senang membaca

komik. Dalam waktu seminggu saya membaca komik 3 hari sekali.

6 ZENY DEWI KURNIAWATI

minat baca saya akan meningkat ketika saya mendengarkan musik sambil membaca dan ketika ada waktu luang saya akan membaca.

motivasi baca saya akan meningkatkan ketika saya ingin mengerti/ paham akan sesuatu, ingin memiliki

pengetahuan yang lebih luas tidak hanya dalam satu bidang saja.

faktor internal yang

mempengaruhi membaca pemahaman yakni kondisi emosi pembaca. Kalau banyak gangguan saat membaca maka proses

pemahaman akan berhenti

(ngeblank) tetapi ketika situasi

faktor eksternal yang

mempengaruhi membaca pemahaman yakni suasana dan lingkungan. Lingkungan yang tenang dan nikmat dapat membuat fokus dalam

pemahaman.

budaya baca yang sudah diterapkan selama ini adalah setiap ada waktu luang akan memilih untuk membaca buku daripada melakukan hal lain yang tidak berguna.


(4)

emosi sedang stabil/baik akan membantu

pemahaman menjadi lebih baik.

7

SANTY KURNIA RAMADHAN

minat baca saya akan meningkat ketika rasa keingintahuan saya sangat besar dan ketika saya ingin

mendapatkan informasi serta pengalaman dalam hidup.

motivasi baca saya meningkatkan ketika

saya ingin

menghasilkan

sesuatu yang baru seperti ingin menulis puisi, cerpen, dll

faktor internal yang

mempengaruhi membaca pemahaman yakni ketertarikan terhadap bacaan. Dengan kita tertarik terhadap suatu bacaan maka kita akan dengan mudah memahami isi bacaan tersebut.

faktor eksternal yang

mempengaruhi membaca pemahaman yakni suasana dan lingkungan. Suasana yang tidak ramai akan mendukung pemahaman seseorang

terhadap suatu bacaan.

budaya baca yang sudah diterapkan selama ini adalah ketika terdapat waktu luang atau suasana bosan maka akan lebih memilih

membaca buku untuk sedikit menambah pengetahuan.


(5)

8 APRILLIA PUSPITASARI

minat baca saya akan meningkat ketika

keingintahuan saya terhadap sesuatu dan saya ingin membeli

buku yang

menarik menurut saya.

motivasi baca saya akan meningkat ketika rasa ingin tahu saya tinggi dan

saya ingin

memahami sesuatu.

faktor internal yang

mempengaruhi membaca pemahaman adalah

kebermanfaatan terhadap bacaan. Ketika

mengetahui manfaat dari bacaan tersebut maka kita akan semakin paham terhadap bacaan tersebut.

faktor eksternal yang

mempengaruhi membaca pemahaman adalah suasa dan lingkungan.

budaya baca yang telah diterapkan dalam diri saya yakni setiap pagi selalu berlangganan koran untuk membaca koran dan selalu ingin mengetahui berita paling terbaru melalui sosial media.

9 EKA DIANA PERTIWI

minat baca saya akan meningkat ketika saya ingin mengetahui sesuatu dan ingin menambah

wawasan.

motivasi baca saya akan meningkat ketika saya penasaran akan sesuatu yang menarik.

faktor internal yang

mempengaruhi membaca pemahaman adalah

kebermanfaatan terhadap bacaan. Ketika

mengetahui manfaat dari bacaan tersebut

faktor eksternal membaca

pemahaman suasana dan lingkungan.

budaya baca yang diterapkan selama ini adalah setelah pulang kuliah selalu membaca kembali materi yang ditulis selama kuliah dan ketika ada waktu luang lebih


(6)

maka kita akan semakin paham terhadap bacaan tersebut.

menyempatkan diri untuk membaca

10 IRFANDI MAHIFAL

minat baca akan meningkat ketika ingin

memperoleh sesuatu yang baru dan saya sangat senang membaca buku.

motivasi baca saya adalah saya senang dan suka melakukan tindakan membaca.

faktor internal yang

mempengaruhi membaca pemahaman adalah penguasaan bahasa karena dengan

menguasai

beberapa bahasa maka akan lebih memahami isi bacaan.

faktor eksternal adalah waktu. Dengan didukung dengan waktu yang tidak memadai maka tidak akan didukung dengan pemahaman yang sempurna.

budaya baca yang saya terapkan yakni dari sd sampai sma mencaro cerpen/karya fiksi yang dapat dibaca serta sebelum tidur selalu membaca terlebih dahulu.


Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas XI SMA Insan Kamil Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014

1 7 105

Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa jurusan bahasa inggris melalui teknik membaca survey,question, read, recite, review (sq3r)

0 7 0

Faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester V program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 172

Pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa kelas B semester IV program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 2 228

Pengembangan modul pembelajaran membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

3 31 446

Pengembangan kebiasaan membaca pemahaman mahasiswa semester VI Pprogram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

1 16 334

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 265

Strategi pembelajaran kemampuan membaca kritis berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca kritis pada mahasiswa semester VI kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 241

Strategi kemampuan membaca pemahaman berdasrakan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2014/2015.

0 0 229

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2

0 1 239