Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

sumber seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Adapun penjabarannya sebagai berikut.

3.3.1 Nontes

Teknik nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik atau peserta tes tanpa melalui tes dengan alat tes Nurgiyantoro, 2012:90. Peneliti menggunakan dua jenis teknik nontes yaitu angket kuesioner dan wawancara interview. Adapun penjabarannya sebagai berikut.

3.3.1.1 Angket Kuesioner

Kuesioner Questionnaire merupakan serangkaian daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden mengenai masalah-masalah tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari responden Nurgiyantoro, 2012:9. Kuesioner ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data nontes yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan penyataan tertutup dan terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet Sugiyono, 2010:199. Penelitian ini, menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Kuesioner ini akan disebarkan ke sejumlah mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3.3.1.2 Wawancara Interview

Wawancara interview merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari responden yang diwawancarai dengan melakukan tanya jawab sepihak Nurgiyantoro, 2012:96. Wawancara ini merupakan kegiatan satu arah, maksudnya ada pihak yang bertugas bertanya dan pihak yang bertugas menjawab. Hal ini sejalan dengan pendapat Margono 2007:165, yang mengatakan bahwa interview alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi interviewer dan sumber informasi interviewee. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumulan data apabila penelitian ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikitkecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi Sugiyono, 2010:194. Teknik pengumpulan data wawancara digunakan untuk mengetahui kesulitan yang dialami saat membaca dan faktor-faktor penyebab membaca serta mengonfirmasi hasil angket faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman, sehingga dapat menemukan garis luruskesamaan data pada saat dilakukan wawancara dengan kuesioner yang telah disebarkan.

3.3.2 Tes Test

Tes merupakan sebuah instrumen atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel tingkah laku misalnya untuk menjawab pertanyaan “seberapa baik tinggi kinerja seseorang” yang jawabanya berupa angka, hal ini disampaikan oleh Gronlund dalam Nurgiyantoro, 2012:105. Tes ini merupakan salah satu bentuk pengukuran dan tes “hanyalah” merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi kemampuan tentang responden Nurgiyantoro, 2010:6. Menurut Arikunto dalam Iskandarwassid dan Dadang, 2008:179, tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Teknik pengumpulan data tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman. Tes ini akan berbentuk tes objektif pilihan ganda dalam bentuk butir-butir pertanyaan yang merupakan penjabaran dari indikator aspek membaca pemahaman yang terdiri dari; 1 Kemampuan mendefinisikan arti kata, 2 Kemampuan memahami makna tersurat, 3 Kemampuan memahami makna tersirat, 4 Kemampuan menarik kesimpulan, 5 Kemampuan membuat prediksi, dan 6 Kemampuan mengevaluasi isi bacaan. Teknik ini akan sangat memudahkan peneliti dalam mengukur tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3.4 Instrumen Penelitian

Sebelum menggunakan teknik pengumpulan data, dibutuhkan instrumen penelitian atas pengumpulan data dapat terencana dengan baik dan sesuai. Oleh karena itu dalam hal ini akan dijabarkan instrumen penelitian sebagai berikut. Namun, kisi-kisi yang terdapat dalam tabel dapat dilihat dalam lembaran lampiran 2. Tabel dimulai dari 3.1 sampai dengan 3.3.

3.4.1 Instrumen Angket

Intrumen angket berupa kisi-kisi dalam angket. Di bawah ini adalah beberapa pernyataan dalam angket yang akan diisi oleh mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terkait penentuan faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman, tingkat budaya baca, dan strategi meningkatkan budaya melalui membaca pemahaman. Hal tersebut akan dijabarkan ke dalam kisi-kisi dan dapat dilihat pada lembar lampiran 2.

3.4.2 Instrumen dalam Tes

Instrumen tes menguraikan indikator kemampuan membaca pemahaman yang diteliti. Indikator yang diteliti dalam tes ini dimaksudkan untuk mengetahui serta mengukur tingkat kemampuan membaca pemahaman perserta tes.

Dokumen yang terkait

Strategi pengembangan budaya baca melalui membaca pemahaman pada mahasiswa kelas A semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2016.

0 0 2

Faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester V program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 172

Pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa kelas B semester IV program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 2 228

Pengembangan modul pembelajaran membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

3 31 446

Strategi pengembangan budaya baca melalui membaca pemahaman pada mahasiswa semester V angkatan 2013 program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

1 1 216

Pengembangan kebiasaan membaca pemahaman mahasiswa semester VI Pprogram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

1 16 334

Strategi pembelajaran kemampuan membaca kritis berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca kritis pada mahasiswa semester VI kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 241

Strategi kemampuan membaca pemahaman berdasrakan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2014/2015.

0 0 229

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta tahun aj

0 0 255

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2

0 1 239