Faktor Internal Analisis Faktor Kemampuan Membaca
                                                                                Berdasarkan  tabel  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  subindikator  nomor  satu, yaitu “Mahasiswa merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari”. Mahasiswa
yang  memilih  pilihan  sangat  setuju  berjumlah  7  mahasiswa  dan  pilihan  setuju berjumlah 20 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap
positif ini adalah  27 atau  57,44,  artinya sebanyak 27 mahasiswa merasa selalu ingin  membaca  bacaan  apapun  setiap  hari.  Oleh  karena  itu,  yang  dipandang
sebagai  sikap  positif  tersebut  masuk  pada  kriteria  cukup.  Sedangkan  pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 mahasiswa, dan pilihan tidak setuju 9 mahasiswa.
Jumlah  dari  sikap  yang  dipandang  sebagai  sikap  negatif    ini  adalah  10  atau 21,27,  hal  ini  berarti  sebanyak  10  mahasiswa  tidak  merasa  ingin  membaca
bacaan apa pun setiap hari. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap negatif tersebut  masuk  pada  kriteria  lemah.  Namun,  mahasiswa  terdapat  10  mahasiswa
atau sekitar 21,27 yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria lemah. Selanju
tnya  subindikator  nomor  dua  yaitu  “Mahasiswa  merasa  ingin memperoleh  bahan  bacaan  yang  dapat  dibaca  setiap  hari”.  Diketahui  bahwa
jumlah yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 26 atau 53,57. Hal ini terlihat dari  pilihan  sangat  setuju  yaitu  5  dan  pilihan  setuju  21,  artinya  sebanyak  26
mahasiswa merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria
cukup. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju yaitu 1 mahasiswa dan pilihan tidak setuju  8  mahasiswa.  Jumlah  dari  sikap  yang  dipandang  negatif  ini  adalah  9  atau
19,14,  artinya  sebanyak  9  mahasiswa  tidak  merasa  ingin  memperoleh  bahan bacaan  yang  dapat  dibaca  setiap  hari.  Oleh  karena  itu,  yang  dipandang  sebagai
sikap negatif tersebut masuk pada kriteria sangat lemah. Namun, pada subidikator tersebut terdapat 12 mahasiswa atau sekitar 25,53 yang sikapnya tidak jelas dan
termasuk pada kriteria lemah. Subindikator selanjutnya yaitu “Jika teman memiliki buku baru, mahasiswa
meminjam untuk dibaca”. Pada subindikator nomor empat tersebut, pilihan sangat setuju  dipilihan  oleh  6  mahasiswa  dan  pilihan  setuju  dipilih  oleh  15  mahasiswa.
Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 21 atau 44,68 yang  berarti  bahwa  sebanyak  21  mahasiswa  tertarik  meminjam  buku  baru  yang
dimiliki  oleh  teman.  Oleh  karena  itu,  yang  dipandang  sebagai  sikap  positif tersebut  masuk  pada  kriteria  cukup.  Kemudian  jumlah  yang  dipandang  sebagai
sikap  negatif  yaitu  9  atau  19,14,  artinya  sebanyak  9  mahasiswa  tidak  tertarik meminjam buku baru yang dimiliki oleh teman. Hal ini terlihat dari pilihan sangat
tidak  setuju  dipilih  yang  dipilih  oleh  1  mahasiswa  dan  pilihan  tidak  setuju sebanyak  8  mahasiswa.  Oleh  karena  itu,  yang  dipandang  sebagai  sikap  negatif
tersebut  masuk pada kriteria sangat  lemah.  Mahasiswa  yang sikapnya tidak jelas dengan  memilih  pilihan netral  pada  subindikator  nomor  empat  ini  cukup banyak
yaitu berjumlah 12 mahasiswa atau 25,53, sehingga termasuk kategori lemah. Selanjutnya  subindikator  terakhir  pada  indikator  sikap  dan  minat  pembaca
ini yaitu “Mahasiswa ingin mengetahui perkembangan sesuatu yang pernah terjadi melalui  membaca”.  Subindikator  nomor  lima  ini,  jumlah  sikap  yang  dipandang
positif  yaitu  40  atau  85,10,  artinya  sebanyak  40  mhasiswa  merasa  ingin mengetahui  perkembangan  sesuatu  yang  pernah  terjadi  melalui  membaca.  Hal
tersebut diketahui dari jumlah pilihan sangat setuju 8 dan jumlah pilihan setuju 32
atau  68,08.  Oleh  karena  itu,  yang  dipandang  sebagai  sikap  positif  tersebut masuk pada kriteria sangat kuat. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif
berjumlah 3 atau 6,38, hal tersebut dapat dilihat pada pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 1 mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 2 mahasiswa. Oleh
karena  itu,  yang  dipandang  sebagai  sikap  positif  tersebut  masuk  pada  kriteria sangat  lemah.  Namun,  masih  terdapat  4  mahasiswa  atau  sekitar  8,51  yang
sikapnya  tidak  jelas  dengan  memilih  pilihan  netral  dan  termasuk  dalam  kriteria sangat lemah.
c Kebiasaan Membaca
Kebiasaan membaca merupakan indikator dalam faktor internal. Seperti yang kita ketahui bahwa hingga saat ini membaca belum menjadi kebiasaan di kalangan
masyarakat  kita.  Banyak  hal  yang  menyebabkan  seseorang  tidak  membiasakan membaca.  Terdapat  beberapa  hal  yang  menjadi  subindikator  dalam  kebiasaan
membaca  yaitu,  1  membaca  menjadi  kebutuhan  hidup  yang  tidak  dapat ditinggalkan,  2  membaca  hanya  jika  ada  ujian,  3  menyusun  jadwal  teratur
setiap  hari  untuk  membaca,  dan  4  ketika  membaca  membuat  ringkasan  isi bacaan.  Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Indikator Kebiasaan Membaca
NO SUBINDIKATOR
RENTANG SKOR 1
STS 2
TS 3
N 4
S 5
SS
1 Membaca sudah menjadi kebutuhan
hidup saya yang tidak dapat saya tinggalkan.
1 9
16 15
6 2
Kegiatan membaca saya lakukan hanya jika akan ada ujian.
1 19
5 16
6 3
Saya menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari.
6 20
15 5
1 4
Sambil membaca, saya membuat ringkasan isi bacaan.
3 5
13 20
6
Berdasarkan  tabel  di  atas  dapat  diketahui  terdapat  empat  subindikator  dalam indikator  kebiasaan  membaca.  Subindikator  nomor  satu  yaitu  “Membaca  sudah
menjadi kebutuhan hidup mahasiswa yang tidak dapat tinggalkan ”, pilihan sangat
setuju  dipilih  oleh  6  mahasiswa  dan  pilihan  setuju  dipilih  oleh  15  mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 21 atau 44,68
yang  termasuk  dalam  kriteria  cukup,  artinya  sebanyak  21  mahasiswa  setuju  dan merasa  bahwa  membaca  sudah  menjadi  kebutuhan  hidup  mahasiswa  yang  tidak
dapat tinggalkan.  Sedangkan jumlah sikap yang dipandang negatif adalah 10 atau 21,27, yang temasuk pada kriteria sangat lemah, artinya sebanyak 10 mahsiswa
tidak setuju jika membaca sudah menjadi kebutuhan hidup mahasiswa yang tidak dapat tinggalkan  yang dapat dilihat dari jumlah pilihan sangat tidak setuju 1 dan
pilihan sangat  setuju  9.  Namun,  sebanyak  16  atau  34,04  mahasiswa  yang
sikapnya  tidak  jelas  apakah  sikap  positif  atau  sikap  negatif  yang  termasuk  pada kriteria lemah.
Subindikator nomor dua yaitu “Kegiatan membaca mahasiswa lakukan hanya jika  akan  ada  ujian
”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 6 mahasiswa dan pilihan
setuju  dipilih  oleh  16  mahasiswa.  Oleh  karena  itu  jumlah  dari  sikap  yang dipandang  sebagai  sikap  positif  ini  yaitu  22  atau  46,80  yang  termasuk  pada
kriteria  membaca  cukup,  berarti  sebanyak  22  mahasiswa  setuju  bahawa  mereka membaca hanya jika ada ujian.  Sedangkan jumlah sikap yang dipandang negatif
adalah 20 atau 42,55 yang dapat dilihat dari jumlah pilihan sangat tidak setuju 1 dan pilihan tidak setuju 19. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap negatif
tersebut  masuk  pada  kriteria  cukup.  Namun,  pada  subindikator  nomor  dua  ini terdapat  5    mahasiswa  atau  10,62  yang  sikapnya  tidak  jelas  sehingga  masuk
dalam kriteria sangat lemah. Selanjutnya  subindikator  nomor  tiga  adalah  “Mahasiswa  menyusun  jadwal
teratur  untuk  membaca  setiap  hari ”,  pada  subindikator  nomor  tiga  ini  diketahui
jumlah  sikap  yang  dipandang  sebagai  sikap  positif  yaitu  6  atau  12,76,  berarti ada 6 mahasiswa  yang  menyusun  jadwal  teratur untuk  membaca setiap  hari. Hal
tersebut  terlihat  dari  jumlah  pilihan  sangat  setuju  1  dan  jumlah  pilihan  setuju  5. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria
sangat lemah. Kemudian pilihan sangat tidak setuju 6 dan tidak setuju 20. Jumlah kedua  pilihan  yang  dipandang  sebagai  sikap  negatif  tersebut  adalah  26  atau
55,31 yang termasuk pada kriteria cukup, berarti sebanyak 26 mahasiswa yang tidak  menyusun  jadwal  teratur  untuk  membaca  setiap  hari.  Namun,  masih  ada
mahasiswa yang sikapnya tidak jelas pada subindikator nomor tiga tersebut yaitu sebanyak 15 mahasiswa atau 31,91 dan termasuk dalam kriteria lemah.
Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator kebiasaan membaca ini yaitu “Sambil membaca, mahasiswa membuat ringkasan isi bacaan”. Pada subindikator
nomor empat tersebut, pilihan sangat setuju dipilih oleh 6 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 20 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap
positif  ini  yaitu  26  atau  55,31  yang  termasuk  dalam  kriteria  cukup,  berarti sebanyak  26  mahasiswa  membuat  ringkasan  isi  bacaan  ketika  mereka  membaca.
Sebaliknya,  jumlah  yang  dipandang  sebagai  sikap  negatif  yaitu  8  atau  17,07, artinya sebanyak 8 mahasiswa tidak membuat ringkasan isi bacaan ketika mereka
membaca. Hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 3 orang dan pilihan  tidak  setuju  tidak  dipilih  oleh  5  mahasiswa.  Oleh  karena  itu,  yang
dipandang  sebagai  sikap  negatif  tersebut  masuk  pada  kriteria  sangat  lemah. Namun,  masih  ada  13  mahasiswa  atau  27,65  yang  menunjukkan  sikap  tidak
jelas sehingga masuk dalam kriteria lemah.
d Pengetahuanpengalaman yang dimiliki sebelumnya
Pengetahuanpengalaman  yang  dimiliki  sebelumnya  oleh  seseorang  juga mempengaruhi  kemampuan  membaca  pemahamannya.  Berikut  ini  ada  dua
subindikator  yang  termasuk  dalam  indikator    pengetahuanpengalaman  yang dimiliki sebelumnya yaitu, 1 pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimiliki
berperan  besar  untuk  membantu  mempermudah  pemahaman  isi  bacaan  yang dibaca,  dan  2  keinginan  membaca  kembali  bacaan  yang  pernah  dibaca  untuk
menyegarkan ingatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5  Indikator Pengetahuanpengalaman yang dimiliki sebelumnya
NO SUBINDIKATOR
RENTANG SKOR 1
STS 2
TS 3
N 4 S
5 SS
1
Pengetahuan atau pengalaman yang sudah saya miliki berperan besar untuk membantu
mempermudah pemahaman isi bacaan yang saya baca.
5 21
21
2
Saya ingin membaca kembali bacaan yang pernah saya baca untuk menyegarkan
ingatan. 1
8 29
9
Berdasarkan  tabel  di  atas  dapat  diketahui  terdapat  dua  subindikator  dalam indikator pengetahuanpengalaman  yang dimiliki sebelumnya. Pada Subindikator
nomor  satu  yaitu  “Pengetahuan  atau  pengalaman  yang  sudah  mahasiswa  miliki berperan  besar  untuk  membantu  mempermudah  pemahaman  isi  bacaan  yang
mahasiswa  baca ”,  pilihan  sangat  setuju  dipilih  oleh  21  mahasiswa  dan  pilihan
setuju dipilih oleh 21 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif  ini  yaitu  42  atau  89,36  yang  termasuk  dalam  kriteria  sangat  kuat.
Artinya  pada  subindikator  nomor  satu  ini  sebanyak  42  mahasiswa  setuju  jika pengetahuan  atau  pengalaman  yang  sudah  dimiliki  berperan  besar  untuk
membantu  mempermudah  pemahaman  isi  bacaan  yang  dibaca.  Sebaliknya  pada pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju yang dipandang sebagai sikap negatif
tidak mendapat  pilihan dari mahasiswa  atau 0.  Namun,  sebanyak 5 mahasiswa atau 10,63 sikapnya tidak jelas sehingga termasuk dalam kriteria sangat lemah..
Subindikator  nomor  dua  sekaligus yang  terakhir  pada  indikator
pengetahuanpengalaman  yang  dimiliki  sebelumnya,  yaitu  “Mahasiswa  ingin membaca  kembali  bacaan  yang  pernah  mahasiswa  baca  untuk  menyegarkan
ingatan ”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 9 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih
oleh  29  mahasiswa.  Oleh  karena  itu  jumlah  dari  sikap  yang  dipandang  sebagai sikap  positif  ini  yaitu    atau  80,85  yang  termasuk  dalam  kriteria  sangat  kuat.
Artinya  sebanyak  38  mahasiswa    setuju  jika  pengetahuan  atau  pengalaman  yang sudah  dimiliki  berperan  besar  untuk  membantu  mempermudah  pemahaman  isi
bacaan  yang  dibaca.  Sebaliknya,  jumlah  sikap  yang  dipandang  negatif  hanya  1 atau  3,57 sehingga masuk dalam kriteria sangat lemah. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah pilihan sangat tidak setuju 0 atau tidak dipilih oleh mahasiswa dan pilihan tidak setuju oleh 1 mahasiswa. Sisanya sebanyak 8 mahasiswa atau 17,02 yang
sikapnya tidak jelas, dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
e Pengetahuan tentang cara membaca
Kemampuan  membaca  pemahaman  seseorang  juga  dipengaruhi  oleh pengetahuannya  tentang  cara  membaca.  Beberapa  teknik  membaca  dapat
membantu  kita  untuk  lebih  cepat  dan  mudah  dalam  memahami  suatu  bacaan. Namun,  tidak  semua  orang  tahu  dan  mampu  menggunakan  teknik  membaca
tersebut  dengan  baik.  Berikut  ini  beberapa  subindikator  yang  termasuk  dalam indikator  pengetahuan  tentang  membaca,  yaitu  1  memahami  teknik  membaca
untuk  mempermudah  memahami  isi  bacaan,  2  membuat  pertanyaan  untuk memahami isi bacaan, 3 cukup dengan mengingat-ingat isinya dapat memahami
isi  bacaan,  4  memahami  bacaan  dengan  merumuskan  isi  bacaan  menggunakan kata-kata  sendiri,  dan  5  membuat  skema  gagasan  setiap  kali  membaca  untuk
mempermudah memahami isi bacaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Indikator Pengetahuan Tentang Cara Membaca
NO SUBINDIKATOR
RENTANG SKOR 1
STS 2
TS 3 N
4 S
5 SS
1 Dengan memahami berbagai teknik
membaca, ternyata sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan.
2 5
25 15
2 Untuk memahami isi bacaan, saya
membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang saya baca.
14 11
17 5
3 Agar  memahami isi bacaan, saya
cukup mengingat-ingat isinya saja. 1
15 7
19 5
4 Agar memahami isi bacaan, saya
merumuskan dengan bahasa saya sendiri.
4 3
29 11
5 Untuk mempermudah memahami isi
bacaan, saya membuat skema gagasan setiap kali membaca.
7 12
22 6
Berdasarkan  tabel  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  subindikator  nomor  satu, yaitu “Dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata sangat membantu
mempermudah memahami isi bacaan ” pilihan sangat setuju berjumlah atau dipilih
oleh 15 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah atau dipilih oleh 25 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 40 atau
85,10  yang  termasuk  dalam  kriteria  sangat  kuat.  Artinya  sebanyak  40 mahasiswa  setuju  bahwa  dengan  memahami  berbagai  teknik  membaca  ternyata
sangat  membantu  mempermudah  memahami  isi  bacaan  yang  dibacanya. Sebaliknya,  pilihan  sangat  tidak  setuju  berjumlah  0  atau  tidak  mendapat  pilihan
dari  mahasiswa  dan  pilihan  tidak  setuju  dipilih  oleh  2  mahasiswa.  Jumlah  dari sikap  yang  dipandang  sebagai  sikap  negatif    ini  adalah  2  atau  4,25  yang
termasuk dalam kriteria sangat lemah, artinya hanya ada 2 mahasiswa yang tidak setuju  apabila  dengan  memahami  berbagai  teknik  membaca  dapat  sangat
membantu  mempermudah  memahami  isi  bacaan.  Dapat  dikatakan  bahwa  pada
subindikator nomor satu ini sikap positif hasilnya sangat kuat yaitu sekitar 85,10 mahasiswa  yang  memilih  sikap  positif.  Namun,  ada  5  mahasiswa  atau  sekitar
10,63 yang sikapnya tidak jelas sehingga termasuk dalam kriteria sangat lemah. Selanjutnya  subindikator  nomor  dua  yaitu  “Untuk  memahami  isi  bacaan,
mahasiswa  membuat  pertanyaan  berdasarkan  isi  bacaan  yang  mahasiswa  baca”. Diketahui  bahwa  jumlah  yang  dipandang  sebagai  sikap  positif  yaitu  22  atau
46,80  dan  termasuk  dalam  kriteria  cukup.  Hal  ini  terlihat  dari  pilihan  sangat setuju  5  dan  pilihan  setuju  dipilih  oleh  17  mahasiswa,  artinya  sebanyak  22
mahasiswa  yang  membuat  pertanyaan  berdasarkan  isi  bacaan  dibacanya  untuk memahami  isi  bacaan.  Sebaliknya,  pilihan  sangat  tidak  setuju  dipilih  oleh  0
mahasiswa atau sama sekali tidak dipilih dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 14 mahasiswa.  Sehingga  jumlah  sikap  yang  dipandang  negatif  ini  yaitu  14  atau
29,79  yang  termasuk  dalam  kriteria  lemah.  Artinya  sebanyak  14  mahasiswa tidak  membuat  pertanyaan  berdasarkan  isi  bacaan  yang  mahasiswa  baca  untuk
memahami  isi  bacaan.  Hasil  pilihan  mahasiswa  menunjukkan  bahwa  pada subindikator nomor dua ini sikap positif lebih kuat yaitu sebanyak 22 mahasiswa
atau  sekitar  42,80.  Namun,  sikap  mahasiswa  yang  tidak  jelas  cukup  banyak, yaitu sebanyak 11 mahasiswa atau 23,40 yang termasuk dalam kriteria lemah.
Pada subindikator nomor tiga yaitu “Agar  memahami isi bacaan, mahasiswa cukup  mengingat-
ingat  isinya  saja”.  Pilihan  sangat  setuju  dipilih  oleh  5 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 19 mahasiswa. Oleh karena itu, jumlah
dari  sikap  yang  dipandang  sebagai  sikap  positif  ini  adalah  24  atau  51,06  yang termasuk  dalam  kriteria  cukup.  Artinya,  sebanyak  24  mahasiswa  yang  cukup
mengingat-ingat isinya saja agar memahami isi bacaan. Sebaliknya, jumlah sikap yang  dipandang  negatif  yaitu  sebanyak  16  atau  34,04  yang  termasuk  dalam
kriteria  lemah,  hal  ini  terlihat  dari  pilihan  sangat  tidak  setuju  berjumah  1  dan pilihan  tidak  setuju  dipilih  oleh  15  mahasiswa.  Dilihat  dari  hasil  pilihan
mahasiswa  bahwa  pada  subindikator  nomor  tiga  ini  kebanyakan  responden memilih  sikap  positif  yaitu  sebanyak  24  atau  51,06.  Namun,  sebanyak  7
mahasiswa atau sekitar 14,89 yang sikapnya tidak jelas dan termasuk ke dalam kriteria lemah.
Subindikator  selanjutnya  yaitu  “Agar  memahami  isi  bacaan,  mahasiswa merumuskan dengan bahasa mahasiswa sendiri”. Pada subindikator nomor empat
tersebut,  pilihan  sangat  setuju  dipilihan  oleh  11  mahasiswa  dan  pilihan  setuju dipilih  oleh  29  mahasiswa,  artinya  sebanyak  40  mahasiswa  yang  merumuskan
dengan bahasa mahasiswa sendiri untuk memahami isi bacaan. Jumlah dari sikap yang  dipandang  sebagai  sikap  positif  ini  yaitu  40  atau  85,10  yang  termasuk
dalam  kriteria  sangat  kuat.  Sebaliknya,  jumlah  yang  dipandang  sebagai  sikap negatif  yaitu  4  atau  8,51.  Hal  ini  terlihat  dari  pilihan  sangat  tidak  setuju
berjumlah 0 atau tidak dipilih oleh mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh mahasiswa  atau  berjumlah  4.  Artinya,  sebanyak  4  mahasiswa  tidak  merumuskan
dengan bahasa mahasiswa sendiri untuk memahami isi bacaan. Berdasarkan hasil pilihan  mahasiswa  diketahui  bahwa  pada  subindikator  nomor  empat  ini  sikap
positif sangat kuat yaitu sebanyak 40 mahasiswa atau sekitar 85,10. Namun, ada 3  mahasiswa  atau  6,39  yang  sikapnya  tidak  jelas,  dan  termasuk  dalam  kriteria
sangat lemah.
Selanjutnya  subindikator  terakhir  pada  indikator  pengetahuan  tentang  cara membaca  ini  yaitu  “Untuk  mempermudah  memahami  isi  bacaan,  mahasiswa
membuat  skema  gagasan  setiap  kali  membaca”.  Subindikator  nomor  lima  ini, jumlah sikap  yang dipandang positif  yaitu 29 atau 61,70  yang termasuk dalam
kriteria  cukup.  Hal  tersebut  dapat  dilihat  dari  jumlah  pilihan  sangat  setuju  6  dan jumlah pilihan setuju 22.  Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif yaitu
7  atau  14,90  yang  termasuk  dalam  kriteria  sangat  lemah,  hal  ini  terlihat  dari pilihan  sangat  tidak  setuju  tidak  dipilih  atau  0  dan  tidak  setuju  dipilih  oleh  7
mahasiswa.  Berdasarkan  hasil  pilihan  mahasiswa  diketahui  bahwa  pada subindikator  nomor  lima  ini  sikap  positif  juga  lebih  kuat  daripada  sikap  negatif
yaitu sebanyak 29 mahasiswa atau sekitar 61,70, sedangkan sikap negatif hanya sekitar 14,90. Namun, mahasiswa yang sikapnya tidak jelas juga cukup banyak
karena  memilih  pilihan  netral,  yaitu  sebanyak  12  mahasiswa  atau  25,53  dan termasuk dalam kriteria lemah.
f Ketertarikan terhadap bacaan dan Kebermanfaatan bagi pembaca
Tidak  semua  buku  kita  anggap  menarik  untuk  dibaca  dan  memiliki  manfaat untuk  kita.  Indikator  “Ketertarikan  terhadap  bacaan  dan  kebermanfaatan  bagi
pembaca”  tersebut  juga  memperngaruhi  kemampuan  membaca  seseorang. Namun,  pada  dasarnya  semua  buku  menarik  dan  mempunyai  manfaat  bagi  kita.
Tidak  selalu  buku  ilmu  pengetahuan  yang  memiliki  manfaat  dan  menarik  untuk dibaca,  misalnya  komik  yang  selain  menarik  juga  memiliki  manfaat  bagi  kita
yaitu sebagai hiburan. Menarik dan bermanfaat tidaknya sebuah buku bagi setiap
orang  tentu  berbeda-beda.  Bagi  mereka  yang  suka  membaca  koran  pasti  lebih menarik membaca koran daripada membaca novel, dan begitu sebaliknya.
Oleh karena itu, berikut ini ada lima subindikator dari indikator “Ketertarikan terhadap  bacaan  dan  kebermanfaatan  bagi  pembaca”,  yaitu  1  hanya  membaca
bacaan yang dianggap menarik, 2 membaca semua buku yang berkaitan dengan ilmu  yang  dipelajari,  3  membaca  bacaan  yang  menurut  teman  menarik,  4
membaca bacaan yang bermanfaat untuk perkuliahan, 5 Dengan rajin membaca, kemampuan  berbicara  menjadi  baik,  dan  6  dengan  membaca  kemampuan
berpikir kritris menjadi lebih baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.7 Indikator Ketertarikan terhadap bacaan dan Kebermanfaatan
bagi pembaca
NO SUBINDIKATOR
RENTANG SKOR 1
STS 2
TS 3
N 4
S 5 SS
1 Saya hanya membaca jenis bacaan
yang saya anggap menarik untuk dibaca.
12 5
14 16
2 Bacaan apa pun jika berkaitan dengan
bidang ilmu yang  saya pelajari, saya ingin membacanya.
3 4
13 23
4 3
Bacaan yang diberitahukan oleh teman karena menarik isinya, saya ingin
membacanya. 3
30 14
4 Saya membaca bacaan yang
bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahan saya.
3 5
30 9
5 Dengan rajin membaca, kemampuan
berbicara saya menjadi baik. 6
24 17
6 Melalui membaca, saya mampu
berpikir lebih kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang
lain. 4
23 20
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subindikator nomor satu dari indikator  ketertarikan  terhadap  bacaan  dan  kebermanfaatan  bagi  pembaca,  yaitu
“Mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang mahasiswa anggap menarik untuk dibaca
”,  pilihan  sangat  setuju  berjumlah  oeh  16  mahasiswa  dan  pilihan  setuju berjumlah 14 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap
positif  ini  adalah  30  atau  63,82  yang  termasuk  dalam  kriteria  kuat.  Artinya, sebanyak  30  mahasiswa  hanya  membaca  jenis  bacaan  yang  mahasiswa  anggap
menarik  untuk  dibaca.  Sebaliknya,  pilihan  sangat  tidak  setuju  berjumlah  0  atau tidak dipilih oleh mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 12 mahasiswa.
Jadi,  jumlah dari sikap  yang dipandang sebagai  sikap negatif  ini adalah  12 atau 25,53  yang  termasuk  dalam  kriteria  lemah.  Artinya,  sebanyak  12  mahasiswa
tidak hanya membaca jenis bacaan yang mahasiswa anggap menarik untuk dibaca. Namun,  masih  ada  5  mahasiswa  atau  10,63  yang  tidak  memiliki  sikap  tidak
jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah. Selanjutnya  subindikator  nomor  dua  yaitu  “Bacaan  apa  pun  jika  berkaitan
dengan  bidang  ilmu  yang    mahasiswa  pelajari,  mahasiswa  ingin  membacanya”. Diketahui  bahwa  jumlah  yang  dipandang  sebagai  sikap  positif  yaitu  27  atau
57,44  yang  termasuk  dalam  kriteria  cukup.  Hal  ini  terlihat  dari  pilihan  sangat setuju  4  dan  pilihan  setuju  dipilih  oleh  23  mahasiswa.  Artinya,  sebanyak  27
mahasiswa  membaca  bacaan  apa  pun  jika  berkaitan  dengan  bidang  ilmu  yang mahasiswa  pelajari.  Sebaliknya,  pilihan  sangat  tidak  setuju  dipilih  oleh  3
mahasiswa  dan  pilihan  tidak  setuju  dipilih  oleh  4  mahasiswa.  Oleh  karena  itu, jumlah  sikap  yang  dipandang  negatif  ini  yaitu  7  atau  14,89  yang  termasuk
dalam  kriteria  sangat  lemah.  Akan  tetapi,  mahasiswa  yang  sikapnya  tidak  jelas
cukup  banyak  yaitu  sekitar  13  mahasiswa  atau  sekitar  27,65  yang  termasuk dalam kriteria lemah.
Pada  subindikator  nomor  tiga  yaitu  “Bacaan  yang  diberitahukan  oleh  teman karena  menarik  isinya,  mahasiswa  ingin  membacanya”.  Pilihan  sangat  setuju
dipilih  oleh  14  mahasiswa  dan  pilihan  setuju  dipilih  oleh  30  mahasiswa.  Oleh karena  itu  jumlah  dari  sikap  yang  dipandang  sebagai  sikap  positif  ini  adalah  44
atau  93,61  yang  termasuk  dalam  kriteria  sangat  kuat.  Artinya,  sebanyak  44 mahasiswa  ingin  membaca  bacaan  yang  diberitahukan  teman  menarik  isinya.
Sebaliknya,  jumlah  sikap  yang  dipandang  negatif  yaitu  0,    karena  pilihan  sangat tidak  setuju  dan  pilihan  tidak  setuju  berjumlah  0  atau  tidak  dipilih  oleh
mahasiswa. Namun, ada sebanyak 3 mahasiswa atau sekitar 6,38 yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
Subindikator selanjutnya yaitu “Mahasiswa membaca bacaan yang bermanfaat secara  langsung  dan  mendukung  perkuliahan  mahasiswa”.  Pada  subindikator
nomor  empat  tersebut,  pilihan  sangat  setuju  dipilihan  oleh  9  mahasiswa  dan pilihan  setuju  dipilih  oleh  30  mahasiswa.  Jumlah  dari  sikap  yang  dipandang
sebagai sikap positif ini yaitu 39 atau 82,97 yang termasuk dalam kriteria sangat kuat,  berarti  sebanyak  39  mahasiswa  membaca  bacaan  yang  bermanfaat  secara
langsung  dan  mendukung  perkuliahan  mahasiswa.  Sebaliknya,  jumlah  yang dipandang  sebagai  sikap  negatif  yaitu  3  atau  6,38  dan  termasuk  dalam  kriteria
sangat  lemah.  Hal  ini  terlihat  dari  pilihan  sangat  tidak  setuju  berjumlah  0  atau tidak dipilih oleh mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh mahasiswa atau
berjumlah  3,  artinya  sebanyak  3  mahasiswa  tidak  membaca  bacaan  yang
bermanfaat  secara  langsung  dan  mendukung  perkuliahan  mahasiswa.  Namun, sebanyak  5  mahasiswa  atau  10,63  yang  sikapnya  tidak  jelas  dan  tersmasuk
dalam kriteria sangat lemah. Subindikator selanjutnya yaitu “Dengan rajin membaca, kemampuan berbicara
mahasiswa menjadi baik”. Pada subindikator nomor lima tersebut, pilihan sangat setuju dipilihan oleh 17 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 24 mahasiswa.
Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 41 atau 87,23 yang  termasuk  dalam  kriteria  sangat  kuat,  berarti  sebanyak  41  mahasiswa  setuju
bahwa  dengan  rajin  membaca  kemampuan  berbicara  mahasiswa  menjadi  baik. Sebaliknya,  jumlah  yang  dipandang  sebagai  sikap  negatif  yaitu  0  atau  tidak
mendapat pilihan. Hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju dan pilihan tidak setuju tidak dipilih oleh mahasiswa.. Namun, sebanyak 6 mahasiswa atau 12,76
yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah. Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator ketertarikan terhadap bacaan
dan  kebermanfaatan  bagi  pembaca yaitu “Melalui membaca, mahasiswa mampu
berpikir  lebih  kritis  ketika  memberi  tanggapan  terh adap  pendapat  orang  lain”.
Subindikator nomor enam ini, jumlah sikap yang dipandang positif yaitu 43 atau 91,48.    Yang  termasuk  dalam  kriteria  sangat  kuat.  Hal  tersebut  diketahui  dari
jumlah pilihan sangat setuju 20 dan jumlah pilihan setuju 23, berarti sebanyak 43 mahasiswa  setuju  bahwa  melalui  membaca  mahasiswa  mampu  berpikir  lebih
kritis  ketika  memberi  tanggapan  terhadap  pendapat  orang  lain.    Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 0 atau tidak mendapat pilihan.
Hal  ini  terlihat  dari  pilihan  sangat  tidak  setuju  dan  pilihan  tidak  setuju  tidak
dipilih oleh mahasiswa. Namun, sebanyak 4 mahasiswa atau 8,51 yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
g Kondisi Emosi Pembaca
Faktor kondisi emosi dan kondisi kesehatan dapat mempengaruhi kemampuan membaca  pemahaman  seseorang,  karena  keadaan  emosi  dan  kesehatan  setiap
orang  berbeda-beda.  Misalnya,  ada  orang  yang  ketika  sedang  sedih  justru keinginan  membacanya  sangat  kuat.  Ada  pula  orang  yang  dapat  membaca  jika
suasana  hatinya  senang.  Orang  yang  kondisi  kesehatannya  tidak  baik  juga  pasti akan lebih sulit berkonsentrasi ketikan membaca.
Ada dua subindikator dalam indikator “Kondisi emosi dan kondisi kesehatan pembaca”, yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca seseorang, yaitu 1
Jika  perasaan  sedang  enak,  mahasiswa  mudah  sekali  memahami  isi  bacaan  yang mahasiswa  baca,  2  Jika  kondisi  perasaan  sedang  galau,  mahasiswa  sulit  sekali
memahami  isi  bacaan  yang  mahasiswa  baca.  Hal  ini  dapat  dilihat  pada  tabel berikut
.
Tabel 4.8 Indikator Kondisi emosi pembaca
NO SUBINDIKATOR
RENTANG SKOR 1
STS 2
TS 3
N 4 S
5 SS
1 Jika perasaan sedang enak, saya mudah
sekali memahami isi bacaan yang saya baca.
1 2
13 31
2 Jika kondisi perasaan sedang galau, saya
sulit sekali memahami isi bacaan yang saya baca.
1 2
5 19
20
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subindikator nomor satu dari indikator  ketertarikan  terhadap  bacaan  dan  kebermanfaatan  bagi  pembaca,  yaitu
“Jika perasaan sedang enak, mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan yang mahasiswa  baca
”,  pilihan  sangat  setuju  berjumlah  31  mahasiswa  dan  pilihan setuju berjumlah 13 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai
sikap positif ini adalah 44  atau 93,61 dan termasuk dalam kriteria sangat kuat. Artinya,  sebanyak  44  mahasiswa  mudah  memahami  isi  bacaan  jika  perasaan
sedang enak. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 dan pilihan tidak setuju dipilih  oleh 2 mahasiswa. Jadi,  jumlah dari sikap  yang dipandang  sebagai
sikap  negatif    ini  adalah  3  atau  6,38  yang  termasuk  dalam  kriteria  lemah. Artinya, sebanyak 3 mahasiswa tidak mudah memahami isi bacaan jika perasaan
sedang enak. Selanjutnya  subindikator  nomor  dua  yaitu  “Jika  kondisi  perasaan  sedang
galau,  mahasiswa  sulit  sekali  memahami  isi  bacaan  yang  mahasiswa  baca”. Diketahui  bahwa  jumlah  yang  dipandang  sebagai  sikap  positif  yaitu  39  atau
82,97 yang termasuk dalam kriteria sangat kuat, berarti sebanyak 39 mahasiswa sulit sekali memahami isi bacaan yang dibaca jika kondisi perasaan sedang galau.
Hal  ini  terlihat  dari  pilihan  sangat  setuju  20  dan  pilihan  setuju  dipilih  oleh  19 mahasiswa. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 dan pilihan tidak
setuju  dipilih  oleh  2  mahasiswa.  Sehingga  jumlah  sikap  yang  dipandang  negatif ini  yaitu  2  atau  6,38  yang  termasuk  dalam  kriteria  sangat  lemah,  berarti
sebanyak 3 mahasiswa tidak merasa kesulitan memahami isi bacaan  yang dibaca meskipun  kondisi  perasaan  sedang  galau.  Meskipun  sikap  positif  pada
subindikator nomor dua ini sangat kuat yaitu sekitar 82,97, akan tetapi sebanyak 5 mahasiswa atau 10,63 yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria
sangat lemah.
h Kondisi Kesehatan Pembaca
Faktor  kondisi  kesehatan  juga  dapat  mempengaruhi  kemampuan  membaca pemahaman  seseorang,  karena  kesehatan  setiap  orang  berbeda-beda.  Faktor  ini
merupakan factor internal yang berasal dari dalam diri pembaca sendiri. Ada
dua  subindi kator  dalam  indikator  “kondisi  kesehatan  pembaca”,  yang  dapat
mempengaruhi kemampuan membaca seseorang, yaitu 1 Jika kondisi kesehatan tidak  baik,  mahasiswa  sulit  berkonsentrasi  dalam  membaca,  dan  2  Kalau
menghadapi  ujian,  meskipun  kondisi  kesehatan  tidak  baik  mahasiswa  tetap
membacanya. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.9 Indikator Kondisi Kesehatan Pembaca
NO SUBINDIKATOR
RENTANG SKOR 1
STS 2
TS 3
N 4
S 5
SS
1 Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya
sulit berkonsentrasi dalam membaca. 2
2 22
21 2
Kalau menghadapi ujian, meskipun kondisi kesehatan tidak baik saya tetap
membacanya. 6
9 15
17
Pada  subindikator  nomor  satu yaitu  “Jika  kondisi  kesehatan  tidak  baik,
mahasiswa  sulit  berkonsentrasi  dalam  membaca”.  Pilihan  sangat  setuju  dipilih oleh 21 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 22 mahasiswa. Oleh karena itu,
jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 43 atau 91.48 yang  termasuk  dalam  kriteria  sangat  kuat,  berarti  sebanyak  43  mahasiswa  setuju
jika kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam membaca. Sebaliknya,  jumlah  sikap  yang  dipandang  negatif  ini  yaitu  4  atau  8,51  yang
termasuk  dalam  kriteria  sangat  lemah.  Hal  ini  terlihat  pada  pilihan  sangat  tidak setuju dipilih oleh 2 mahasiswa dan pilihan setuju tidak dipilih oleh 2 mahasiswa,
berarti  sebanyak  4  mahasiswa  tidak  setuju  jika  kondisi  kesehatan  tidak  baik mahasiswa  sulit  berkonsentrasi  dalam  membaca.  Jadi,  pada  subindikator  nomor
tiga tersebut sikap positif sangat kuat yaitu 85,71. Selanjutnya  subindikator  terakhir  pada  indikator  kondisi  kesehatan  pembaca
yaitu  “Kalau  menghadapi  ujian,  meskipun  kondisi  kesehatan  tidak  baik m
ahasiswa tetap membacanya”. Subindikator nomor  dua ini, jumlah sikap  yang dipandang  positif  yaitu  32  atau  68,08  yang  termasuk  dalam  kriteria  kuat.  Hal
tersebut  diketahui  dari jumlah pilihan sangat  setuju  17  dan jumlah pilihan setuju 15,  berarti  sebanyak  32  mahasiswa  setuju  jika  menghadapi  ujian  meskipun
kondisi  kesehatan  tidak  baik  mahasiswa  tetap  membacanya.  Sebaliknya,  jumlah yang  dipandang  sebagai  sikap  negatif  yaitu  6  atau  12,76  dan  termasuk  dalam
kriteria sangat lemah, hal ini dapat  dilihat dari pilihan sangat tidak setuju 0 atau tidak  mendapat  pilihan  dan  pilihan  tidak  setuju  tidak  dipilih  oleh  6  mahasiswa
dan. Artinya sebanyak 6 mahasiswa tidak membaca  meskipun kondisi  kesehatan tidak baik. Namun, sebanyak 9 mahasiswa atau 19,14 yang sikapnya tidak jelas
dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
i Tingkat intelegensi pembaca
Tingkat  intelegensi  pembaca  ini  merupakan  faktor  internal  yang mempengaruhi  kemampuan  membaca  seseorang.  Setiap  orang  tentu  mempunyai
kemampuan  otaknya  masing-masing.  Beberapa  orang  mungkin  memiliki  tingkat intelegensi  yang  tinggi  sehingga  cukup  membaca  sekilas  dapat  memahami  isi
bacaan  yang  dibacanya.  Namun,  ada  beberapa  orang  yang  harus  membaca  dua kali  atau  lebih  agar  bisa  memahami  isi  bacaan  yang  dibacanya.  Oleh  karena  itu,
berikut  ini  hanya  ada  subindikator  yang  termasuk  dalam  indikator  tingkat intelegensi pembaca, yaitu Tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan
rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.10 Indikator Tingkat intelegensi pembaca
NO SUBINDIKATOR
RENTANG SKOR 1
STS 2
TS 3
N 4 S
5 SS
1 Tingkat intelegensi tidak begitu
penting, jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan.
1 2
4 22
18
Berdasarkan  tabel  di  atas  dapat  diketahui  hanya  ada  satu  subindikator  dalam indikator tingkat intelegensi pembaca. Pada Subindikator tersebut yaitu “Tingkat
intelegensi  tidak  begitu  penting,  jika  tekun  dan  rajin  membaca  pasti  dapat memahami  isi  bacaan
”,  pilihan  sangat  setuju  dipilih  oleh  18  mahasiswa  dan pilihan  setuju  dipilih  oleh  22  mahasiswa.  Jumlah  dari  sikap  yang  dipandang
sebagai sikap positif ini yaitu 40 atau 85,10 yang termasuk dalam kriteria sangat kuat.  Artinya,  sebanyak  40  mahasiswa  setuju  bahwa  tingkat  intelegensi  tidak
begitu  penting  jika  tekun  dan  rajin  membaca  pasti  dapat  memahami  isi  bacaan.
Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 3 mahasiswa atau 6,38  dan  termasuk  dalam  kriteria  sangat  lemah.  Hal  ini  dapat  dilihat  pada
pilihan  sangat  tidak  setuju  berjumlah  1  dan  pilihan  setuju  berjumlah  2,  berarti sebanyak  3  mahasiswa  tidak  setuju  jika  tingkat  intelegensi  tidak  begitu  penting,
jika  tekun  dan  rajin  membaca  pasti  dapat  memahami  isi  bacaan.    Namun, sebanyak 4 mahasiswa atau 8,51 yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam
kriteria sangat lemah.
                