Fathurrahman, dkk 2013 mengungkapkan bahwa terdapat tiga kompoen karakter yang baik yaitu pengetahuan tentang moral, perasaan
atau penguatan emosi dan perbuatan moral knowing, moral feeling, dan moral action. Pada masa remaja yang sedang duduk di bangku Sekolah
Menengah Pertama SMP mengalami transisi moralitas. Transisi ini adalah peralihan dari moralitas anak yang berorientasi menghindari
hukuman dan berorientasi mengejar ganjaran preconventional reasoning ke arah moralitas yang lebih dewasa post conventional
reasoning. Sering kali, dalam transisi moralitas ini terjadi pelanggaran terhadap standar norma lingkungan sosial, baik pelanggaran aturan di
rumah, sekolah, maupun pelanggaran hukum Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. Dengan demikian diharapkan dapat menjadi
perhatian bagi seluruh pihak baik orang tua maupun guru di sekolah agar dapat menekan adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh
remaja.
G. Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter di Indonesia sedang gencar-gencarnya dicanangkan di institusi pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah, hal
ini dikarenakan permasalahan yang menyangkut perilaku-perilaku buruk yang ditunjukkan oleh pelajar yang tidak menunjukkan karakter yang baik
makin marak dan menimbulkan permasalahan. Salah satu sekolah yang sudah menerapkan pendidikan karakter dan sudah terintegrasi dengan mata
pelajaran di sekolah adalah SMP Negeri 4 Wates namun, sekolah tersebut masih meletakkan pendidikan karakter hanya sebatas tempelan di Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Salah satu karakter yang perlu dikembangkan di SMP Negeri 4
Wates adalah berjiwa besar. Berjiwa besar atau berjiwa ksatria atau berjiwa sportif dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk jujur mengakui
kelebihan orang lain dan kekurangan dalam diri sendiri secara terbuka. Di SMP Negeri 4 Wates ini pemahaman siswa tentang kepemilikan karakter
berjiwa besar di dalam diri mereka dirasa masih kurang sehingga tindakan yang mencerminkan karakter berjiwa besar juga kurang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, akibatnya memunculkan permasalahan yang kerap kali terjadi di sekolah.
Melalui penelitian tindakan bimbingan dan konseling maka dirancang sebuah tindakan berupa upaya untuk mengembangkan karakter
berjiwa besar pada siswa di SMP Negeri 4 Wates. Penelitian tindakan bimbingan dan konseling dilakukan dalam kegiatan layanan bimbingan
klasikal yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran menggunakan metode dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam permainan yang
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Peneliti memilih metode dinamika kelompok yang diaplikasikan
dalam permainan sebagai cara untuk memudahkan penyampaian materi topik bimbingan dalam layanan bimbingan klasikal kolaboratif sehingga
siswa akan lebih mudah menangkap dan memahaminya. Dinamika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI