Pengertian Permainan Hakikat Permainan

a. Icebreaker Permainan yang dirancang sebagai icebreaker digunakan sebagai sarana untuk memulai pelatihan dengan memecahkan kebekuan suasana. Tujuannya adalah memberi peluang kepada peserta untuk memperkenalkan diri satu sama lain dan untuk menuntun mereka ke pokok permasalahan. Selain diberikan untuk memberikan kesempatan kepada peserta agar saling mengenal satu sama lain, tujuan permaianan sebagai icebreaker juga dirancang untuk mengurangi penghalang yang mungkin muncul sehingga peserta dapa dengan nyaman selama mengikuti proses bermain. b. Energizer Energizer atau permainan pembangkit semangat merupakan aktivitas yang dirancang untuk membuat kegiatan belajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Energizer dapat digunakan kapan saja ketika fasilitator atau pembimbing melihat peserta sudah mulai kehilangan minat dalam mengikuti kegiatan atau mulai mengantuk. c. Team Building Team building atau latihan membangun kerja sama tim digunakan untuk memperbaiki hubungan masing-masing individu dan sub kelompok dalam suatu kelompok, atau untuk mengatasi konflik kelompok. Latihan ini seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta untuk saling terbuka dalam mengenal satu sama lain. Selain itu, sangat penting bagi fasilitaor atau pembimbing untuk membahas secara menyeluruh latiha ini agar dapat mematikan bahwa tidak ada rasa permusuhan, kemarahan atau frustasi diantara peserta. d. Kepemimpinan dan Komunikasi Latihan ini dirancang untuk melatih kemampuan kepemimpinan dan agar peserta lain dapat mengetahui keterampilan komunikasi mana yang dapat diperbaiki. Fasilitator atau pembimbing hendakna mampu memanfaatkan umpan balik dalam semua latihan ini. Umpan balik tersebut harus spesifik dan diarahkan pada tingkah laku yang diamati, serta kemampuan peserta dalam pengendalian tingkah laku tersebut. e. Persepsi Latihan persepsi dirancang untuk mengamati bagaimana peserta melihat situasi objek yang berbeda. Hasil akhir sebagian besar latihan adalah peserta menyadari kebutuhan mereka menggunakan pemikiran lateral, untuk melihat segala sesuatu dengan cara lain, dan untuk mencoba menghilangkan prasangka tertentu dalam melihat sesuatu. f. Evaluasi Latihan evalusi ditujukan kepada peserta untuk mengevaluasi dirinya sendiri atau program. Bagian penting proses evaluasi harus ditunjukkan kepada para peserta sejak awal latihan. Setiap evaluasi harus bersifat konstruktif bukan destuktif. Segala sesuatu dapat lebih mudah diperbaiki dengan menggunakan evaluasi konstruktif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Peningkatan karakter bersahabat melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning (penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling pada siswa kelas VII B SMP Aloysius Turi tahun ajaran 2015/ 2016).

1 4 211

Upaya peningkatan motivasi belajar intrinsik siswa SMP melalui bimbingan kelompok berbasis outbound (penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII dan VIII di Asrama St. Aloysius Turi).

0 8 189

Peningkatan motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan media permainan edukatif : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

0 0 178

Minat siswa terhadap layanan bimbingan klasikal pada kelas yang menggunakan dinamika kelompok dan pada kelas yang tidak menggunakan dinamika kelompok : studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta dan SMP Negeri 2 Gantiwarno Klaten

0 16 126

Peningkatan motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui penerapan dinamika kelompok (permainan) : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman, tahun ajaran 2012/2013.

0 0 201

Peningkatan karakter ksatria melalui pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning.(penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling pada siswa kelas V

0 0 179

Peningkatan motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan media permainan edukatif penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajara

1 1 176

Minat siswa terhadap layanan bimbingan klasikal pada kelas yang menggunakan dinamika kelompok dan pada kelas yang tidak menggunakan dinamika kelompok

0 1 124

UPAYA BIMBINGAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA

0 2 19

PENINGKATAN MOTIVASI SISWA MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI PENERAPAN DINAMIKA KELOMPOK (PERMAINAN) ( Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 20122013 )

0 3 199