membahas secara menyeluruh latiha ini agar dapat mematikan bahwa tidak ada rasa permusuhan, kemarahan atau frustasi diantara peserta.
d. Kepemimpinan dan Komunikasi
Latihan ini
dirancang untuk
melatih kemampuan
kepemimpinan dan agar peserta lain dapat mengetahui keterampilan komunikasi mana yang dapat diperbaiki. Fasilitator atau pembimbing
hendakna mampu memanfaatkan umpan balik dalam semua latihan ini. Umpan balik tersebut harus spesifik dan diarahkan pada tingkah
laku yang diamati, serta kemampuan peserta dalam pengendalian tingkah laku tersebut.
e. Persepsi
Latihan persepsi dirancang untuk mengamati bagaimana peserta melihat situasi objek yang berbeda. Hasil akhir sebagian
besar latihan adalah peserta menyadari kebutuhan mereka menggunakan pemikiran lateral, untuk melihat segala sesuatu dengan
cara lain, dan untuk mencoba menghilangkan prasangka tertentu dalam melihat sesuatu.
f. Evaluasi
Latihan evalusi ditujukan kepada peserta untuk mengevaluasi dirinya sendiri atau program. Bagian penting proses evaluasi harus
ditunjukkan kepada para peserta sejak awal latihan. Setiap evaluasi harus bersifat konstruktif bukan destuktif. Segala sesuatu dapat lebih
mudah diperbaiki dengan menggunakan evaluasi konstruktif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Evaluasi destruktif hanya akan meninggalkan perasaan yang tidak menyenangkan bagi sebagian bahkan seluruh peserta.
3. Permainan Dinamika Kelompok
Terdapat berbagai macam teknik yang dapat diterapkan dalam melaksanakan dinamika kelompok yakni bermain peran role play,
permainan, simulasi, latihan umpan balik, serta latihan diskusi dan dengan dibantu oleh fasilitator atau pembimbing, diharapkan peserta
dapat belajar dari setiap teknik yang ada. Diantara banyak teknik, peneliti memilih permainan dinamika kelompok untuk diberikan kepada
peserta. Permainan dirasa merupakan metode yang tepat karena melalui permainan peserta tidak merasa tegang, menciptakan kesenangan, dan
mampu membuat pikiran terasa segar. Selain itu, selama proses permainan peserta dapat mengamati, menghayati, dan setelah itu
dilakukan diskusi diantara mereka sehingga mereka dapat menarik suatu pelajaran atau pesan moral dari permainan tersebut.
Zulkarnain 2014 menjelaskan bahwa permainan dinamika kelompok merupakan suatu penyajian bahan latihan melalui bentuk
‘permainan’ yang dilakukan oleh sekelompok. Pada dasarnya, permainan dinamika kelompok bertujuan untuk: 1 meningkatkan kesadaran
peserta tentang perlunya mengembangkan sikap dan keterampilan tertentu; 2 menyajikan bahan latihan secara menyenangkan agar
mengurangi ketegangan; dan 3 memperkenalkan aspek tertentu dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi yang dibahas. Permainan dinamika kelompok dapat menciptakan suasana santai dan menyenangkan tetapi tetap mengena untuk belajar.
F. Hakikat Remaja
1. Pengertian Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari bahasa Latin adolescere yang berarti “tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa”. Istilah
adolescence mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik Hurlock, 1980.
Menurut Piaget dalam Hurlock, 1980 remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu
usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.
Remaja adalah individu yang berada pada suatu periode dalam rentang hidup ketika individu mengalami transisi pada sebagian besar
aspek penting perkembangan atau kehidupan anak-anak menuju perkembangan atau kehidupan remaja dan selanjutnya orang dewasa
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.
2. Karakteristik Remaja
Siswa Sekolah Menengah Pertama SMP berada pada masa remaja awal. Remaja adalah individu yang berada pada suatu periode
dalam rentang hidup ketika individu mengalami transisi pada sebagian besar aspek penting perkembangan atau kehidupan anak-anak menuju
perkembangan atau kehidupan remaja dan selanjutnya orang dewasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. Transisi atau
perubahan-perubahan mendasar yang dialami remaja menurut Stenberg dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014 meliputi transisi
biologis, transisi kognitif, dan transisi sosial. a.
Transisi Biologis Sebagai remaja, peserta didik usia SMP mengalami
perubahan yang sangat mencolok pada aspek biologisnya
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Besarnya tubuh, proporsi dan bentuk tubuh secara cepat berubah menyerupai orang
dewasa. Pada masa ini muncul ciri- ciri sex sekunder sebagai akibat pematangan organ-organ seksual dan kelenjar-kelenjar tertentu.
Kematangan organ-organ seksual antara lain menyebabkan remaja
wanita mengalami menarchy menstruasi yang pertama dan remaja
pria mengalami ejakulasi yang pertama, yang sekaligus menandai bahwa mereka mampu mereproduksi keturunan. Munculnya
menstruasi dan ejakulasi bagi sebagian remaja kadang membawa persoalan tersendiri, terlebih bagi mereka yang kurang dapat
menerima keadaan fisik akibat dari perubahan-perubahan yang terjadi itu.
Kematangan fisik dan seksual akan berpengaruh terhadap cara pandang remaja terhadap diri mereka sendiri, dan juga pada
bagaimana remaja dipandang dan diperlakukan oleh orang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI