Instrumen Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

Alternatif jawaban yang disediakan yakni di kolom sebelah kiri tanda ‒ jika sedikit kurang; ‒ ‒ sangat kurang; ‒ ‒ ‒ sangat buruk dan di kolom sebelah kanan + jika sedikit lebih baik; + + lebih baik; + + + sangat lebih baik. Instrumen validasi program untuk mitra kolaboratif dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 167. 4. Validasi Program untuk Siswa Validasi program untuk siswa berbentuk skala Guttman dimana pada skala tersebut disediakan alternatif jawaban yang tegas. Siswa diberi tiga alternatif jawaban “ya”, “tidak”, dan “tidak tahu” kemudian diminta memilih salah satu alternatif jawaban. Instrumen validasi program untuk siswa dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 169. 5. Lembar Observasi Lembar observasi disusun untuk mengamati perubahan-perubahan yang terjadi selama kegiatan bimbingan klasikal berlangsung. Panduan observasi dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 170. Berikut ditampilkan tabel berisi kisi-kisi panduan observasi. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Panduan Observasi Aspek Indikator Jumlah Nilai karakter beriwa besar yang muncul selama proses kegiatan bimbingan berlangsung a. Perilaku siswa yang menunjukan nilai karakter berjiwa besar selama kegiatan bimbingan berlangsung 7 butir b. Perilaku siswa yang tidak menunjukan nilai karakter berjiwa besar selama kegiatan bimbingan berlangsung 13 butir 6. Pedoman Wawancara Peneliti melakukan wawancara kepada siswa dan juga guru yang menjadi mitra kolaboratif di akhir kegiatan secara tidak tersruktur tentang pelaksanaan program. Hal-hal yang ditanyakan ketika wawancara diantaranya sebagai berikut. Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Pertanyaan untuk Guru Pertanyaan untuk Siswa a. Bagimana proses bimbingan yang dilakukan oleh peneliti? b. Apakah dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam permainan dapat memudahkan siswa untuk semakin memahami topik bimbingan yang disampaikan oleh peneliti? a. Apakah dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam permainan dapat memudahkanmu untuk semakin memahami topik bimbingan yang disampaikan oleh peneliti? b. Apa yang kamu dapat setelah mengikuti bimbingan dengan dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam permainan dapat?

I. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas dan reliabilitas dilakukan pada angket pemahaman karakter berjiwa besar dan angket karakter berjiwa besar karena kedua angket ini dipersiapkan oleh peneliti sedangkan untuk validasi program untuk mitra kolaboratif dan untuk siswa dipersiapkan oleh Tim Dosen Penelitian. a. Validitas Instrumen Validitas berarti proses untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2012. Dalam penelitian ini uji validitas isi dilakukan pada angket yang digunakan. Azwar 2009 mengemukakan bahwa validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Estimasi validitas ini tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan melalui analisis rasional. Dalam penelitian ini, validitas instrumen dilakukan oleh Dr. Gendon Barus, M.Si dan Dr. M.M Sri Hastuti M.Si. Instrumen yang dianalisis oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 77. Instrumen yang telah dianalisis oleh kedua ahli dan dinyatakan layak untuk dipakai, langsung diberikan kepada subjek penelitian, sehingga tidak dilakukan uji coba terlebih dahulu karena keterbatasan waktu. Peneliti melakukan uji coba terpakai pada instrumen yang dibuat. Uji coba terpakai adalah instrumen diberikan langsung kepada subjek penelitian bersamaan dengan waktu pelaksanaan penelitian. Dari uji coba terpakai dilakukan daya beda atau daya diskriminasi item. Menurut Azwar 2014 daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor angket itu sendiri. Dikarenakan instrumen penelitian yang digunakan adalah model angket yang setiap itemnya diberi skor pada level interval, maka formula yang digunakan adalah koefisien korelasi product-moment Pearson. Berikut formula Pearson untuk komputasi koefisien korelasi item-total Azwar, 2014. �� = ∑ �� − ∑ � ∑ � � √[∑ � − ∑ � � [∑ � − ∑ � � Keterangan: i = skor item X = skor angket n = banyaknya subyek Parameter daya item yang berupa koefisien korelasi antara skor item dengan skor total angket memperlihatkan fungsi item dalam mengungkap perbedaan individual. Dengan demikian, guna mengoptimalkan fungsi angket, maka dilakukan seleksi item berdasarkan kriteria nilai indeks diskriminasi item. Berikut disajikan tabel nilai indeks diskriminasi item menurut Periantalo 2015. Tabel 3.5 Nilai Indeks Diskriminasi Item Nilai Klasifikasi ≥ 0,300 Memuaskan diterima 0,250 ‒ 0,299 Dipertimbangkan ≤0,249 Tidak disarankan ‒ minus Gagal atau ditolak Setelah melakukan seleksi item maka diperoleh hasil dari item-item yang terdapat pada angket pemahaman karakter berjiwa besar dan angket karakter berjiwa besar yang dinyatakan tidak diterima, dipertimbangkan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bahkan gagal. Meskipun demikian, angket tersebut tetap diberikan kepada subjek penelitian tanpa memperbaiki dan menguji coba kembali karena keterbatasan jumlah item. Perhitungan daya diskriminasi item dan seleksi item dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 181. b. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto, 2013. Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan. Bila dilakukan pengukuran di waktu yang berbeda pada kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dengan teknik Alfa Cronbach. Berikut disajikan rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach Sugiyono, 2008. � = � � − { − ∑ � � } Dimana: K = mean kuadrat antara subjek ∑ � = mean kuadrat kesalahan � = varians total Kemudian hasil dari perhitungan disesuaikan dengan kriteria Guilford. Pada halaman berikut disajikan tabel kriteria Guilford Masidjo, 1995. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.6 Kriteria Guilford No Koefisien Korelasi Kualifikasi 1. 0,91 - 1,00 Sangat tinggi 2. 0,71 - 0,90 Tinggi 3. 0,41 - 0,70 Cukup 4. 0,21 - 0,40 Rendah 5. Negatif - 0,20 Sangat rendah 1 Pengujian Reliabilitas untuk Angket Pemahaman Karakter Berjiwa Besar Dari hasil perhitungan dengan Alpha Cronbach menggunakan SPSS 18 diperoleh koefiesien Alpha Cronbach senilai 0,488. Kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan koefiesien reliabilitas pada kriteria Guilford. Dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas instrumen masuk dalam kriteria cukup. 2 Pengujian Reliabilitas untuk Angket Karakter Berjiwa Besar Dari hasil perhitungan dengan Alpha Cronbach menggunakan SPSS 18 diperoleh perhitungan koefiesien Alpha Cronbach senilai 0,843. Kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan koefiesien reliabilitas pada kriteria Guilford. Dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas instrumen masuk dalam kriteria tinggi.

J. Analisis Data

Data berupa angka maupun non-angka kalimat atau kata-kata dianalisis secara deskriptif dan sajian visual berupa tabel, grafik, diagram, pictogram yang menggambarkan bahwa tindakan yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan keadaan sebelumnya. Berikut rincian teknik analisis data dalam penelitian ini. 1. Analisis Data Angket Pemahaman Karakter Berjiwa Besar Peneliti melakukan skoring pada angket pemahaman karakter berjiwa besar dengan memberikan skor 1-4 pada pilihan ganda A, B, C, dan D. Jadi setiap jawaban yang dipilih siswa diberi skor. Peneliti membandingkan skor seluruh subjek pada pre-test dan post-test dengan menyajikan sebuah grafik garis. Pada grafik tersebut akan terlihat perkembangan pemahaman siswa tentang kepemilikan karakter berjiwa besar. Peneliti menghitung frekuensi siswa yang mengalami perkembangan, tidak mengalami perkembangan, serta siswa yang tidak menunjukkan perubahan apapun tetap dan membuat persentasenya. Peneliti membuat kategorisasi untuk lebih mudah mengelompokkan skor subjek siswa. Kategorisasi skor didapatkan berdasarkan perhitungan berikut ini. a. Skor maksimum teoritik � ax = 20 × 4 = 80 b. Skor minimum teoritik � i = 20 × 1 = 20 c. Range Luas jarak = 80 – 20 = 60 d. Mean teoritik � = 8 + = 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Simpangan baku � = 8 − = 10 Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh kategorisasi seperti pada tabel berikut ini. Tabel 3.7 Kategorisasi Skor Pemahaman Siswa tentang Kepemilikan Karakter Berjiwa Besar di Kelas VII D SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 20142015 Norma Kriteria Skor Rentang Skor Subjek Angket Pemahaman Karakter Berjiwa Besar Kategori � + , � � � Sangat Baik � + , � � ≤ � + , � � ≤ Baik � − , � � ≤ � + , � � ≤ Sedang � − , � � ≤ � − , � � ≤ Buruk � ≤ � − , � � ≤ Sangat Buruk Dari kategorisasi yang dibuat, peneliti juga membuat persentase frekuensi siswa yang berada pada 5 kategori sangat baik, baik, sedang, buruk, dan sangat buruk tingkat pemahaman tentang kepemilikan karakter berjiwa besar. Tujuan membuat persentase ini adalah agar lebih mudah melihat dan membaca frekuensi atau jumlah siswa yang ada pada kategori sangat baik, baik, sedang, buruk, dan sangat buruk. 2. Analisis Data Angket Karakter Berjiwa Besar

Dokumen yang terkait

Peningkatan karakter bersahabat melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning (penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling pada siswa kelas VII B SMP Aloysius Turi tahun ajaran 2015/ 2016).

1 4 211

Upaya peningkatan motivasi belajar intrinsik siswa SMP melalui bimbingan kelompok berbasis outbound (penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII dan VIII di Asrama St. Aloysius Turi).

0 8 189

Peningkatan motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan media permainan edukatif : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

0 0 178

Minat siswa terhadap layanan bimbingan klasikal pada kelas yang menggunakan dinamika kelompok dan pada kelas yang tidak menggunakan dinamika kelompok : studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta dan SMP Negeri 2 Gantiwarno Klaten

0 16 126

Peningkatan motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui penerapan dinamika kelompok (permainan) : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman, tahun ajaran 2012/2013.

0 0 201

Peningkatan karakter ksatria melalui pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning.(penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling pada siswa kelas V

0 0 179

Peningkatan motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan media permainan edukatif penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajara

1 1 176

Minat siswa terhadap layanan bimbingan klasikal pada kelas yang menggunakan dinamika kelompok dan pada kelas yang tidak menggunakan dinamika kelompok

0 1 124

UPAYA BIMBINGAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA

0 2 19

PENINGKATAN MOTIVASI SISWA MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI PENERAPAN DINAMIKA KELOMPOK (PERMAINAN) ( Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 20122013 )

0 3 199