mainan tersebut. Peneliti lalu memberikan umpan balik dengan mengaitkan apa yang disampaikan oleh siswa
dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menyampaikan materi tentang “Berani
Mengakui Kesalahan” dengan menampilkan slide dalam Microsoft Power Point. Seluruh siswa tampak antusias
memperhatikan penjelasan dari peneliti, beberapa kali peneliti menggunakan humor agar siswa tidak bosan
mendengarkan dan meminta beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
3 Penutup
Peneliti membagikan lembar refleksi kepada seluruh siswa dan meminta siswa merefleksikan kegiatan
bimbingan yang telah mereka ikuti. Peneliti kemudian menjelaskan tugas untuk siswa. Siswa diminta membuat
naskah drama yang bertema mengakui kesalahan. Lalu setiap naskah yang telah dibuat akan diperankan oleh
masing-masing kelompok pada pertemuan berikutnya. Peneliti juga membagikan angket karakter berjiwa
besar untuk siswa dan meminta mereka mengisinya. Peneliti lalu menutup kegiatan dengan menyimpulkan
materi yang disampaikan pada hari ini. Tidak lupa peneliti juga mengucapkan terima kasih dan memberi salam.
b Hasil Observasi
Peneliti merasa bahwa pada siklus I, terjadi umpan balik yang baik antara peneliti dan siswa. Hal ini dapat dilihat dari
cukup banyaknya siswa yang menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Pengamat 1 mengamati
15 siswa dan pengamat 2 mengamati 25 siswa yang menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Selain
itu, siswa yang menerapkan karakter berjiwa besar pada siklus I nampak selama proses bimbingan. Pengamat 1 mengamati 10
siswa yang menunjukkan sikap bertanggung jawab, 10 siswa yang saling tolong menolong. Sikap saling memaafkan pun
teramati oleh kedua pengamat. Selama proses bimbingan berlangsung, kedua pengamat
melihat masih ada siswa yang tidak mau mendengarkan orang lain peneliti dan teman lain yang sedang berbicara, malu atau
malas untuk bertanya, dan masih ada pula siswa yang saling mengejek satu sama lain. Tabel hasil pengamatan siklus I dapat
dilihat pada lampiran 9 halaman 182.
3 Hasil Refleksi Siklus I
Melalui metode dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam permainan, siswa didorong untuk mengembangkan karakter
berjiwa besar yang ada dalam dirinya tidak hanya dari segi pemahaman, tetapi juga penerapannya. Pemahaman siswa tentang
kepemilikan karakter berjiwa besar sebelum diberikan tindakan sebagian besar berada pada kategori baik sejumlah 22 siswa dan
hanya 1 siswa berada pada kategori sedang. Penerapan karakter berjiwa besar yang tampak melalui
tidakan-tindakan yang konkret ditunjukkan oleh siswa selama mengikuti proses bimbingan pada siklus I ini. Karakter berjiwa besar
terlihat dari siswa yang menunjukkan sikap bertanggung jawab, saling tolong menolong, serta sikap saling memaafkan. Hasil skor
rata-rata angket karakter berjiwa besar yang mengukur tingkat karakter berjiwa besar, menunjukkan bahwa sebanyak 23 siswa
berada pada kategori baik dan hanya ada 1 siswa berada pada kategori sedang.
Hasil diskusi bersama dengan pengamat didapatkan bahwa kegiatan bimbingan ini menarik dan siswa antusias untuk
mengikutinya. Namun, masih terdapat kekurangan yang dirasakan oleh peneliti yakni merasa gugup sehingga dibutuhkan waktu untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi kelas dan ketika peneliti berbicara, masih terlalu cepat sehingga terlihat ada beberapa siswa
yang merasa bingung menangkap apa yang dibicarakan oleh peneliti, hal ini terjadi khususnya ketika peneliti menyampaikan
instruksi kegiatan. Peneliti merasa bahwa pada siklus I memberikan hasil yang kurang memuaskan, dimana masih terdapat siswa yang
berada pada kategori sedang, baik pada pemahaman maupun tingkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karakter berjiwa besar dalam upaya pengembangannya, oleh sebab itu diperlukan adanya perbaikan.
b. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus II
1 Perencanaan
Peneliti menyiapkan RPB dengan tema “Meminta dan Memberi Maaf”, menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar
observasi, lembar refleksi untuk siswa, angket karakter berjiwa besar, dan menyiapkan alat untuk dokumentasi berupa kamera.
2 Pelaksanaan Tindakan
a Rekaman Fakta
1 Pembukaan
Peneliti membuka bimbingan dengan menanyakan materi yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
Peneliti juga menjelaskan mengenai tema yang akan dibahas pada penelitian siklus II serta tujuan bimbingan
dengan materi tersebut. 2
Inti Kegiatan bimbingan pada siklus kedua diawali
dengan bermain peran. Peneliti membuat undian untuk menentukan kelompok mana yang terlebih dahulu
mendapat giliran untuk memerankan cerita yang telah di- buat. Setelah mendengarkan hasil refleksi dari setiap
kelompok, peneliti dapat menyimpulkan bahwa cerita yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mereka buat dan mereka perankan sebagian besar mengambil dari pengalaman cerita yang pernah mereka
alami dalam kehidupan sehari-hari. Usai bermain peran, peneliti mengajak siswa untuk
bermain pesan berantai. Peneliti meminta siswa membentuk kelompok dan terbentuk 3 kelompok.
Permainan ini tidak berjalan sesuai dengan aturan yang dijelaskan oleh peneliti. Setiap anggota kelompok
langsung tidak sabar ketika teman yang berada paling depan membuka kertas gulungan yang diambil dari
peneliti. Bahkan ada anggota kelompok yang berteriak agar segera memberitahu anggota kelompok pesan apa
yang didapat, padahal belum ada instruksi dari peneliti untuk menyampaikan pesan kepada anggota kelompok.
Saat peneliti
memberikan instruksi
untuk menyampaikan pesan kepada anggota, anggota kelompok
yang berada di barisan paling depan langsung terburu-buru menyampaikan pesan kepada anggota yang berada di
belakangnya. Berdasarkan pengamatan dari peneliti, ada beberapa anggota yang di setiap kelompok yang
melakukan kecurangan seperti membantu teman yang me- ngalami kesulitan dalam menyampaikan pesan, ada pula
yang tidak menyampaikan pesan dengan cara berbisik, te- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tapi berjalan melangkahi dua teman dibelakangnya agar pesan segera tersampaikan pada teman yang ada di paling
belakang, hal ini tentu melanggar peraturan. Kondisi menjadi gaduh dan tidak kondusif sekali saat permainan
berlangsung. Peneliti sendiri mulai kewalahan untuk menenangkan siswa agar kembali mengingat peraturan
dalam permainan ini. Usai bermaian, peneliti mengajak siswa untuk
merefleksikan kegiatan permainan “Pesan Berantai”. Dari hasil refleksi setiap kelompok, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa siswa kurang mampu mengambil pesan moral dari permainan ini.
3 Penutup
Peneliti menyimpulkan materi dari awal hingga akhir kegiatan. Peneliti membagikan lembar refleksi
kepada siswa dan dilanjutkan membagikan angket karakter berjiwa besar untuk diisi.
Peneliti juga menyampaikan tugas mingguan berupa menulis cerita singkat pengalaman pribadi masing-masing
siswa mengenai tema bimbingan pada siklus kedua. Peneliti menutup kegiatan dengan menyampaikan terima kasih pada
seluruh siswa yang telah hadir mengikuti bimbingan, tidak lupa peneliti memberikan bombongan kepada siswa agar
rajin belajar dan semakin sesemangat menghadapi ujian semester, karena beberapa hari setelah kegiatan bimbingan
ini, siswa di SMP Negeri 4 Wates akan melaksanakan ujian semester.
b Hasil Observasi
Pada proses bimbingan di siklus II, kondisi kelas tampak kurang kondusif ketika dinamika kelompok permainan pesan
berantai berlangsung. Siswa berteriak pada saat teman lainnya sedang berbicara, masih ada pula siswa yang mengobrol sendiri
tidak memperhatikan peneliti dan teman lain yang sedang berbicara, serta siswa melakukan kecurangan dalam permaianan.
Meskipun kelas tampak kurang kondusif, namun terdapat hal positif yang terjadi pada siklus II ini. Peneliti dan pengamat
melihat bahwa siswa lebih aktif mengikuti proses bimbingan siklus II. Hal ini terlihat bahwa siswa yang malu atau malas
bertanya serta enggan mengungkapkan pendapat lebih sedikit jumlahnya dibandingkan pada siklus I. Hal lain yang tampak
adalah siswa memberikan pujian kepada temannya secara langsung dan lebih banyak siswa mampu memaafkan kesalahan
yang dilakukan oleh temannya diluar kegiatan dinamika kelompok yang mengharuskan adanya permintaan maaf jika me-
lakukan kesalahan. Tabel hasil pengamatan siklus II dapat
dilihat pada lampiran 9 halaman 182.
3 Hasil Refleksi Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II ditemui beberapa kelemahan yaitu pada saat dinamika kelompok dalam permainan Pesan Berantai
kondisi kelas kurang kondusif. Siswa memang lebih aktif dibandingkan pada proses bimbingan siklus I, namun siswa terlalu
terlena dengan kegiatan yang dilaksanakan sehingga membuat mereka lupa akan aturan-aturan dalam permainan yang seharusnya
ditaati dan sebagai akibatnya mereka kurang mampu merefleksikan permainan tersebut. Selain itu, adanya bermain peran di siklus II
yang bertujuan untuk membantu siswa lebih memahami pesan moral mengenai karakter berjiwa besar yang terkandung dalam
cerita yang ditampilkan tidak sampai pada tujuan yang ingin dicapai. Pada
pelaksanaannya, sebagian
besar kelompok
kurang mempersiapkan diri dalam bermain peran ini, sehingga peneliti
merasa siswa kurang memahami pesan moral yang terkandung dalam setiap cerita.
Kelemahan-kelemahan tersebut pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil upaya pengembangan karakter berjiwa besar.
Meskipun pada siklus II tingkat karater berjiwa besar siswa sudah tidak ada yang berada pada kategori sedang namun, antara siklus I
dan siklus II sebanyak 15 siswa atau sebesar 48,31 tidak mengalami perkembangan pada tingkat karakter berjiwa besar, dan
hanya ada 13 siswa atau sebesar 41,93 yang mengalami perkembangan. Selain itu rata-rata skor angket karakter berjiwa
besar pada siklus II mengalami penurunan dibandingkan pada siklus I yaitu 82,31 menjadi 81,93 atau turun sebesar 0,38. Dari hasil
tersebut peneliti menyimpulkan bahwa upaya perbaikan pada siklus II ini tidak berhasil dilaksanakan, sehingga diperlukan adanya
perbaikan pada siklus III.
c. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus III
1 Perencanaan
Menyiapkan Rencana Pelayanan Bimbingan RPB dan materi layanan bimbingan klasikal dengan topik
“Menghargai Orang Lain”, menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar
refleksi untuk siswa, angket pemahaman karakter berjiwa besar dan angket karakter berjiwa besar, validasi program untuk siswa, serta
menyiapkan alat untuk dokumentasi berupa kamera. 2
Pelaksanaan Tindakan a
Rekaman Fakta 1
Pembukaan Peneliti menjelaskan tujuan bimbingan pada siklus
III dan menyampaikan pengantar singkat mengenai topik bimbingan
“Menghargai Orang Lain”. Sebelum memasuki kegiatan inti bimbingan, siswa diminta mengumpulkan
tugas untuk membuat cerita mengenai pengalaman pribadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d engan tema “Meminta dan Memberi Maaf” yang
diberikan peneliti pada pertemuan bimbingan siklus II. 2
Inti Kegiatan layanan bimbingan klasikal diawali
dengan menonton sebuah video. Siswa terlihat antusias menyaksikan video yang diputarkan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil refleksi, sebagian besar siswa mampu menangkap pesan moral yang disampaikan melalui video
tersebut. Kegiatan
dilanjutkan dengan
berdinamika kelompok melalui permainan
“Our Picture”. Siswa dibagi menjadi kelompok kecil setiap kelompok terdiri dari 4-5
orang siswa. Waktu untuk menyelesaikan permainan ini adalah selama 10 menit.
Selama proses permainan berlangsung, peneliti bersama
dengan pengamat
memperhatikan setiap
kelompok. Terlihat masih ada beberapa siswa yang bertindak curang dalam permainan seperti mengarahkan
anggota kelompok agar menggambar sesuai dengan kehendaknya.
Setelah 10 menit berlalu, seluruh kelompok telah selesai menggambar. Setiap perwakilan kelompok
menjelaskan makna gambar yang mereka buat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebagian besar kelompok menghasilkan gambar yang bingung mereka jelaskan maknanya karena gambar
yang dibuat tidak sesuai dengan apa yang didiskusikan sebelum menggambar. Tetapi mereka menyadari bahwa ini
adalah hasil bersama yang harus diterima. Peneliti merasa senang karena melalui permainan ini siswa mampu
menunjukkan sikap penerimaan dan saling menghargai usaha masing-masing anggota dalam kelompok.
Peneliti melanjutkan kegiatan dengan mengajak siswa berdiskusi. Masih dengan kelompok yang sama,
peneliti menyajikan sebuah kisah inspiratif yang dibacakan oleh seorang siswa di depan kelas. Pengamat mengamati
siswa yang sedang duduk bersama masing-masing kelompoknya, mereka dengan antusias mendengarkan
teman mereka yang sedang membaca di depan kelas. Setelah kisah inspiratif dibacakan, maka seluruh
kelompok diminta untuk mendiskusikan apa yang mereka dengar dan merefleksikan kisah inspiratif tersebut. Dari
hasil refleksi seluruh kelompok, peneliti menyimpulkan bahwa seluruh kelompok mendengarkan dengan baik kisah
inspiratif yang dibacakan di depan kelas sehingga mereka mampu merefleksikan apa yang mereka dapat dari kisah
inspiratif tersebut. Sebagai penguatan agar siswa semakin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memahami topik yang disampaikan, maka peneliti menyampaikan materi tentang “Menghargai Orang Lain”
dengan menampilkan slide dalam Microsoft Power Point. 3
Penutup Peneliti menyimpulkan topik yang disampaikan
dari awal kegiatan hingga akhir kegiatan. Peneliti kemudian membagikan lembar refleksi untuk siswa.
Setelah siswa selesai mengisi lembar refleksi, peneliti membagikan instrumen angket karakter berjiwa
besar, angket pemahaman karakter berjiwa besar, dan lembar validasi program untuk siswa. Kelas menjadi
tenang dan sunyi karena siswa sedang mengisi instrumen. Kegiatan layanan bimbingan klasikal siklus III ini
merupakan pertemuan terakhir. Peneliti meminta kesan dan pesan beberapa siswa melalui wawancara tidak
terstruktur diakhir kegiatan. Peneliti menutup kegiatan dengan mengucapkan terima kasih kepada para siswa dan
juga guru yang menjadi mitra kolaboratif selama proses penelitian berlangsung.
b Hasil Observasi
Pada siklus III, hasil pengamatan menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa antusias dalam mengikuti setiap kegiatan
dalam bimbingan klasikal. Sudah tidak tampak siswa yang malu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ataupun malas bertanya, jika ada yang kurang jelas mereka berani bertanya langsung kepada peneliti. Selain itu, jumlah
siswa yang mengobrol serta tidak mendengarkan orang lain peneliti atau teman lain berkurang dibandingkan siklus-siklus
sebelumnya. Namun sangat disayangkan jumlah siswa yang diamati
lebih sedikit dibandingkan siklus I dan siklus II, kurang lebih ada 20 siswa yang berada di dalam kelas dikarenakan beberapa siswa
harus izin untuk keluar kelas ditengah-tengah proses bimbingan berlangsung. Tabel hasil pengamatan siklus III dapat dilihat
pada lampiran 9 halaman 182.
3 Hasil Refleksi Siklus III
Upaya mengembangkan karakter berjiwa besar melalui metode dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam permainan
mampu mengembangkan pemahaman serta tingkat karakter berjiwa besar pada siswa. Setelah mengikuti kegiatan bimbingan klasikal
dari siklus I sampai siklus III, pemahaman tentang kepemilikan karakter berjiwa besar sebagian besar berada pada kategori sangat
baik yaitu sebesar 56,25 atau sebanyak 18 siswa dan hanya ada 14 siswa yang berada pada kategori baik. Selain itu, sebanyak 23 siswa
atau sebesar 71,87 siswa mengalami perkembangan dan rata-rata skor skala tilik diri menunjukkan adanya peningkatan pada pre-test
dan post-test sebesar 2,9. Dari hasil tersebut terbukti bahwa upaya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengembangkan pemahaman tentang kepemilikan karakter berjiwa besar berhasil dilakukan.
Sementara itu, upaya mengembangkan tingkat karakter berjiwa besar juga berhasil dilakukan. Hal tersebut terbukti dari hasil
skor rata-rata angket karakter berjiwa besar yang meningkat dari 81,93 pada siklus II menjadi 82,06 pada siklus III. Selain itu, siswa
yang mengalami perkembangan juga mengalami peningkatan sebanyak 17 siswa atau sebesar 53,12, artinya sebagian besar
siswa mengalami perkembangan. Siswa yang cberada pada kategori baik pada tingkat karakter berjiwa besar berjumlah 23 orang dan 9
orang berada pada kategori sangat baik. Meski upaya mengembangkan karakter berjiwa besar berhasil
dilakukan, tetapi masih terdapat kendala yang dialami oleh peneliti yakni terdapat siswa yang keluar masuk kelas selama proses
bimbingan untuk mengikuti remedial ulangan semester, persiapan mengikuti lomba-lomba, serta adanya class meeting yang akan
diadakan di sekolah. Adanya kendala-kendala tersebut tidak menghalangi proses bimbingan karena masih dapat berjalan sesuai
dengan yang direncanakan oleh peneliti. Dikarenakan keterbatasan waktu dan hasil yang diperoleh sudah cukup, maka peneliti
menghentikan penelitian pada siklus III. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Hasil Wawancara
Peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur terhadap guru dan beberapa siswa setelah kegiatan bimbingan berakhir. Berikut hasil
wawancara yang telah peneliti simpulkan. 1
Guru Bimbingan dan Konseling
Adanya permainan-permainan membuat kegiatan menarik dan menjadikan kegiatan bimbingan menjadi jadi aktif. Siswa menjadi
berani mengakui kesalahannya kepada teman karena biasanya
siswa-siswa enggan untuk minta maaf.
2 Siswa 1
Menjadi berani untuk minta maaf, tidak bosan dengan adanya permainan.
3 Siswa 2
Kegiatannya menarik, saya jadi tidak takut untuk mengakui kesalahan saya.
2. Gambaran Perkembangan Pemahaman dan Tingkat Karakter Berjiwa
Besar a.
Hasil Angket Pemahaman Karakter Berjiwa Besar untuk Melihat Perkembangan Pemahaman Siswa tentang Kepemilikan Karakter
Berjiwa Besar
1
Sebelum Dilakukan Tindakan
Peneliti menyebarkan angket pemahaman karakter berjiwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
besar sebelum pemberian layanan bimbingan klasikal guna mendapatkan data awal pre-test. Berikut disajikan dalam tabel
hasil skor subjek angket pemahaman karakter berjiwa besar yang dibuat kategorisasi.
Tabel 4.1 Jumlah Subjek dan Hasil Persentase Pre-Test
Pemahaman Siswa tentang Kepemilikan Karakter Berjiwa Besar
No Rentang
Skor Kategori
Jumlah Subjek
Persentase
1. �
Sangat Baik 9
28,12 2.
� ≤ Baik
22 68,75
3. � ≤
Sedang 1
3,12 4.
� ≤ Buruk
5. � ≤
Sangat Buruk
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa capaian skor tingkat pemahaman siswa tentang kepemilikan karakter berjiwa
besar dalam diri mereka sebagian besar termasuk pada kategori baik yaitu dengan jumlah 22 siswa atau sebesar 68,75 dan masih ada 1
orang siswa yang berada pada kategori sedang dan 9 orang siswa pada kategori sangat baik. Guna melihat perkembangan pemahaman
tentang kepemilikan karakter berjiwa besar secara keseluruhan, maka peneliti menghitung hasil rata-rata perolehan skor angket
pemahaman karakter berjiwa besar sebelum diberikan tindakan pre-test yang nantinya akan dibandingkan dengan hasil sesudah
diberikan tindakan post-test. Hasil rata-rata skor angket pemahaman karakter berjiwa besar pada pre-test adalah 62,75.
2 Sesudah Dilakukan Tindakan
Peneliti kembali membagikan angket pemahaman karakter berjiwa besar diakhir kegiatan layanan bimbingan klasikal diakhir
siklus III sebagai data akhir penelitian post-test. Berikut disajikan dalam tabel hasil skor subjek angket pemahaman karakter berjiwa
besar yang dibuat kategorisasi.
Tabel 4.2 Jumlah Subjek dan Hasil Persentase Post-Test
Pemahaman Siswa tentang Kepemilikan Karakter Berjiwa Besar
No Rentang Skor Kategori
Jumlah Subjek
Persentase
1. �
Sangat Baik 18
56,25 2.
� ≤ Baik
14 43,75
3. � ≤
Sedang 4.
� ≤ Buruk
5. � ≤
Sangat Buruk
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa capaian skor tingkat pemahaman siswa tentang kepemilikan karakter berjiwa
besar dalam diri mereka sebagian besar termasuk pada kategori sangat baik yaitu dengan jumlah 18 siswa atau sebesar 56,25 dan
sudah tidak ada siswa yang berada pada kategori sedang seperti hasil pre-test. Dengan membandingkan skor seluruh subjek siswa pada
pre- test dan post-test, dapat dilihat secara detail perkembangan pe- mahaman siswa tentang kepemilikan karakter berjiwa besar. Pada
halaman berikut disajikan grafik perkembangan skor subjek pre-test dan post-test angket pemahaman karakter berjiwa besar.