Proses Pelaksanaan Tindakan Bimbingan dan Konseling PTBK

mainan tersebut. Peneliti lalu memberikan umpan balik dengan mengaitkan apa yang disampaikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menyampaikan materi tentang “Berani Mengakui Kesalahan” dengan menampilkan slide dalam Microsoft Power Point. Seluruh siswa tampak antusias memperhatikan penjelasan dari peneliti, beberapa kali peneliti menggunakan humor agar siswa tidak bosan mendengarkan dan meminta beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. 3 Penutup Peneliti membagikan lembar refleksi kepada seluruh siswa dan meminta siswa merefleksikan kegiatan bimbingan yang telah mereka ikuti. Peneliti kemudian menjelaskan tugas untuk siswa. Siswa diminta membuat naskah drama yang bertema mengakui kesalahan. Lalu setiap naskah yang telah dibuat akan diperankan oleh masing-masing kelompok pada pertemuan berikutnya. Peneliti juga membagikan angket karakter berjiwa besar untuk siswa dan meminta mereka mengisinya. Peneliti lalu menutup kegiatan dengan menyimpulkan materi yang disampaikan pada hari ini. Tidak lupa peneliti juga mengucapkan terima kasih dan memberi salam. b Hasil Observasi Peneliti merasa bahwa pada siklus I, terjadi umpan balik yang baik antara peneliti dan siswa. Hal ini dapat dilihat dari cukup banyaknya siswa yang menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Pengamat 1 mengamati 15 siswa dan pengamat 2 mengamati 25 siswa yang menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Selain itu, siswa yang menerapkan karakter berjiwa besar pada siklus I nampak selama proses bimbingan. Pengamat 1 mengamati 10 siswa yang menunjukkan sikap bertanggung jawab, 10 siswa yang saling tolong menolong. Sikap saling memaafkan pun teramati oleh kedua pengamat. Selama proses bimbingan berlangsung, kedua pengamat melihat masih ada siswa yang tidak mau mendengarkan orang lain peneliti dan teman lain yang sedang berbicara, malu atau malas untuk bertanya, dan masih ada pula siswa yang saling mengejek satu sama lain. Tabel hasil pengamatan siklus I dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 182. 3 Hasil Refleksi Siklus I Melalui metode dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam permainan, siswa didorong untuk mengembangkan karakter berjiwa besar yang ada dalam dirinya tidak hanya dari segi pemahaman, tetapi juga penerapannya. Pemahaman siswa tentang kepemilikan karakter berjiwa besar sebelum diberikan tindakan sebagian besar berada pada kategori baik sejumlah 22 siswa dan hanya 1 siswa berada pada kategori sedang. Penerapan karakter berjiwa besar yang tampak melalui tidakan-tindakan yang konkret ditunjukkan oleh siswa selama mengikuti proses bimbingan pada siklus I ini. Karakter berjiwa besar terlihat dari siswa yang menunjukkan sikap bertanggung jawab, saling tolong menolong, serta sikap saling memaafkan. Hasil skor rata-rata angket karakter berjiwa besar yang mengukur tingkat karakter berjiwa besar, menunjukkan bahwa sebanyak 23 siswa berada pada kategori baik dan hanya ada 1 siswa berada pada kategori sedang. Hasil diskusi bersama dengan pengamat didapatkan bahwa kegiatan bimbingan ini menarik dan siswa antusias untuk mengikutinya. Namun, masih terdapat kekurangan yang dirasakan oleh peneliti yakni merasa gugup sehingga dibutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi kelas dan ketika peneliti berbicara, masih terlalu cepat sehingga terlihat ada beberapa siswa yang merasa bingung menangkap apa yang dibicarakan oleh peneliti, hal ini terjadi khususnya ketika peneliti menyampaikan instruksi kegiatan. Peneliti merasa bahwa pada siklus I memberikan hasil yang kurang memuaskan, dimana masih terdapat siswa yang berada pada kategori sedang, baik pada pemahaman maupun tingkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI karakter berjiwa besar dalam upaya pengembangannya, oleh sebab itu diperlukan adanya perbaikan.

b. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus II

1 Perencanaan Peneliti menyiapkan RPB dengan tema “Meminta dan Memberi Maaf”, menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar refleksi untuk siswa, angket karakter berjiwa besar, dan menyiapkan alat untuk dokumentasi berupa kamera. 2 Pelaksanaan Tindakan a Rekaman Fakta 1 Pembukaan Peneliti membuka bimbingan dengan menanyakan materi yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti juga menjelaskan mengenai tema yang akan dibahas pada penelitian siklus II serta tujuan bimbingan dengan materi tersebut. 2 Inti Kegiatan bimbingan pada siklus kedua diawali dengan bermain peran. Peneliti membuat undian untuk menentukan kelompok mana yang terlebih dahulu mendapat giliran untuk memerankan cerita yang telah di- buat. Setelah mendengarkan hasil refleksi dari setiap kelompok, peneliti dapat menyimpulkan bahwa cerita yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mereka buat dan mereka perankan sebagian besar mengambil dari pengalaman cerita yang pernah mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Usai bermain peran, peneliti mengajak siswa untuk bermain pesan berantai. Peneliti meminta siswa membentuk kelompok dan terbentuk 3 kelompok. Permainan ini tidak berjalan sesuai dengan aturan yang dijelaskan oleh peneliti. Setiap anggota kelompok langsung tidak sabar ketika teman yang berada paling depan membuka kertas gulungan yang diambil dari peneliti. Bahkan ada anggota kelompok yang berteriak agar segera memberitahu anggota kelompok pesan apa yang didapat, padahal belum ada instruksi dari peneliti untuk menyampaikan pesan kepada anggota kelompok. Saat peneliti memberikan instruksi untuk menyampaikan pesan kepada anggota, anggota kelompok yang berada di barisan paling depan langsung terburu-buru menyampaikan pesan kepada anggota yang berada di belakangnya. Berdasarkan pengamatan dari peneliti, ada beberapa anggota yang di setiap kelompok yang melakukan kecurangan seperti membantu teman yang me- ngalami kesulitan dalam menyampaikan pesan, ada pula yang tidak menyampaikan pesan dengan cara berbisik, te- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tapi berjalan melangkahi dua teman dibelakangnya agar pesan segera tersampaikan pada teman yang ada di paling belakang, hal ini tentu melanggar peraturan. Kondisi menjadi gaduh dan tidak kondusif sekali saat permainan berlangsung. Peneliti sendiri mulai kewalahan untuk menenangkan siswa agar kembali mengingat peraturan dalam permainan ini. Usai bermaian, peneliti mengajak siswa untuk merefleksikan kegiatan permainan “Pesan Berantai”. Dari hasil refleksi setiap kelompok, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa siswa kurang mampu mengambil pesan moral dari permainan ini. 3 Penutup Peneliti menyimpulkan materi dari awal hingga akhir kegiatan. Peneliti membagikan lembar refleksi kepada siswa dan dilanjutkan membagikan angket karakter berjiwa besar untuk diisi. Peneliti juga menyampaikan tugas mingguan berupa menulis cerita singkat pengalaman pribadi masing-masing siswa mengenai tema bimbingan pada siklus kedua. Peneliti menutup kegiatan dengan menyampaikan terima kasih pada seluruh siswa yang telah hadir mengikuti bimbingan, tidak lupa peneliti memberikan bombongan kepada siswa agar rajin belajar dan semakin sesemangat menghadapi ujian semester, karena beberapa hari setelah kegiatan bimbingan ini, siswa di SMP Negeri 4 Wates akan melaksanakan ujian semester. b Hasil Observasi Pada proses bimbingan di siklus II, kondisi kelas tampak kurang kondusif ketika dinamika kelompok permainan pesan berantai berlangsung. Siswa berteriak pada saat teman lainnya sedang berbicara, masih ada pula siswa yang mengobrol sendiri tidak memperhatikan peneliti dan teman lain yang sedang berbicara, serta siswa melakukan kecurangan dalam permaianan. Meskipun kelas tampak kurang kondusif, namun terdapat hal positif yang terjadi pada siklus II ini. Peneliti dan pengamat melihat bahwa siswa lebih aktif mengikuti proses bimbingan siklus II. Hal ini terlihat bahwa siswa yang malu atau malas bertanya serta enggan mengungkapkan pendapat lebih sedikit jumlahnya dibandingkan pada siklus I. Hal lain yang tampak adalah siswa memberikan pujian kepada temannya secara langsung dan lebih banyak siswa mampu memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh temannya diluar kegiatan dinamika kelompok yang mengharuskan adanya permintaan maaf jika me- lakukan kesalahan. Tabel hasil pengamatan siklus II dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 182. 3 Hasil Refleksi Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II ditemui beberapa kelemahan yaitu pada saat dinamika kelompok dalam permainan Pesan Berantai kondisi kelas kurang kondusif. Siswa memang lebih aktif dibandingkan pada proses bimbingan siklus I, namun siswa terlalu terlena dengan kegiatan yang dilaksanakan sehingga membuat mereka lupa akan aturan-aturan dalam permainan yang seharusnya ditaati dan sebagai akibatnya mereka kurang mampu merefleksikan permainan tersebut. Selain itu, adanya bermain peran di siklus II yang bertujuan untuk membantu siswa lebih memahami pesan moral mengenai karakter berjiwa besar yang terkandung dalam cerita yang ditampilkan tidak sampai pada tujuan yang ingin dicapai. Pada pelaksanaannya, sebagian besar kelompok kurang mempersiapkan diri dalam bermain peran ini, sehingga peneliti merasa siswa kurang memahami pesan moral yang terkandung dalam setiap cerita. Kelemahan-kelemahan tersebut pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil upaya pengembangan karakter berjiwa besar. Meskipun pada siklus II tingkat karater berjiwa besar siswa sudah tidak ada yang berada pada kategori sedang namun, antara siklus I dan siklus II sebanyak 15 siswa atau sebesar 48,31 tidak mengalami perkembangan pada tingkat karakter berjiwa besar, dan hanya ada 13 siswa atau sebesar 41,93 yang mengalami perkembangan. Selain itu rata-rata skor angket karakter berjiwa besar pada siklus II mengalami penurunan dibandingkan pada siklus I yaitu 82,31 menjadi 81,93 atau turun sebesar 0,38. Dari hasil tersebut peneliti menyimpulkan bahwa upaya perbaikan pada siklus II ini tidak berhasil dilaksanakan, sehingga diperlukan adanya perbaikan pada siklus III.

c. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus III

1 Perencanaan Menyiapkan Rencana Pelayanan Bimbingan RPB dan materi layanan bimbingan klasikal dengan topik “Menghargai Orang Lain”, menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar refleksi untuk siswa, angket pemahaman karakter berjiwa besar dan angket karakter berjiwa besar, validasi program untuk siswa, serta menyiapkan alat untuk dokumentasi berupa kamera. 2 Pelaksanaan Tindakan a Rekaman Fakta 1 Pembukaan Peneliti menjelaskan tujuan bimbingan pada siklus III dan menyampaikan pengantar singkat mengenai topik bimbingan “Menghargai Orang Lain”. Sebelum memasuki kegiatan inti bimbingan, siswa diminta mengumpulkan tugas untuk membuat cerita mengenai pengalaman pribadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d engan tema “Meminta dan Memberi Maaf” yang diberikan peneliti pada pertemuan bimbingan siklus II. 2 Inti Kegiatan layanan bimbingan klasikal diawali dengan menonton sebuah video. Siswa terlihat antusias menyaksikan video yang diputarkan oleh peneliti. Berdasarkan hasil refleksi, sebagian besar siswa mampu menangkap pesan moral yang disampaikan melalui video tersebut. Kegiatan dilanjutkan dengan berdinamika kelompok melalui permainan “Our Picture”. Siswa dibagi menjadi kelompok kecil setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Waktu untuk menyelesaikan permainan ini adalah selama 10 menit. Selama proses permainan berlangsung, peneliti bersama dengan pengamat memperhatikan setiap kelompok. Terlihat masih ada beberapa siswa yang bertindak curang dalam permainan seperti mengarahkan anggota kelompok agar menggambar sesuai dengan kehendaknya. Setelah 10 menit berlalu, seluruh kelompok telah selesai menggambar. Setiap perwakilan kelompok menjelaskan makna gambar yang mereka buat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sebagian besar kelompok menghasilkan gambar yang bingung mereka jelaskan maknanya karena gambar yang dibuat tidak sesuai dengan apa yang didiskusikan sebelum menggambar. Tetapi mereka menyadari bahwa ini adalah hasil bersama yang harus diterima. Peneliti merasa senang karena melalui permainan ini siswa mampu menunjukkan sikap penerimaan dan saling menghargai usaha masing-masing anggota dalam kelompok. Peneliti melanjutkan kegiatan dengan mengajak siswa berdiskusi. Masih dengan kelompok yang sama, peneliti menyajikan sebuah kisah inspiratif yang dibacakan oleh seorang siswa di depan kelas. Pengamat mengamati siswa yang sedang duduk bersama masing-masing kelompoknya, mereka dengan antusias mendengarkan teman mereka yang sedang membaca di depan kelas. Setelah kisah inspiratif dibacakan, maka seluruh kelompok diminta untuk mendiskusikan apa yang mereka dengar dan merefleksikan kisah inspiratif tersebut. Dari hasil refleksi seluruh kelompok, peneliti menyimpulkan bahwa seluruh kelompok mendengarkan dengan baik kisah inspiratif yang dibacakan di depan kelas sehingga mereka mampu merefleksikan apa yang mereka dapat dari kisah inspiratif tersebut. Sebagai penguatan agar siswa semakin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memahami topik yang disampaikan, maka peneliti menyampaikan materi tentang “Menghargai Orang Lain” dengan menampilkan slide dalam Microsoft Power Point. 3 Penutup Peneliti menyimpulkan topik yang disampaikan dari awal kegiatan hingga akhir kegiatan. Peneliti kemudian membagikan lembar refleksi untuk siswa. Setelah siswa selesai mengisi lembar refleksi, peneliti membagikan instrumen angket karakter berjiwa besar, angket pemahaman karakter berjiwa besar, dan lembar validasi program untuk siswa. Kelas menjadi tenang dan sunyi karena siswa sedang mengisi instrumen. Kegiatan layanan bimbingan klasikal siklus III ini merupakan pertemuan terakhir. Peneliti meminta kesan dan pesan beberapa siswa melalui wawancara tidak terstruktur diakhir kegiatan. Peneliti menutup kegiatan dengan mengucapkan terima kasih kepada para siswa dan juga guru yang menjadi mitra kolaboratif selama proses penelitian berlangsung. b Hasil Observasi Pada siklus III, hasil pengamatan menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa antusias dalam mengikuti setiap kegiatan dalam bimbingan klasikal. Sudah tidak tampak siswa yang malu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ataupun malas bertanya, jika ada yang kurang jelas mereka berani bertanya langsung kepada peneliti. Selain itu, jumlah siswa yang mengobrol serta tidak mendengarkan orang lain peneliti atau teman lain berkurang dibandingkan siklus-siklus sebelumnya. Namun sangat disayangkan jumlah siswa yang diamati lebih sedikit dibandingkan siklus I dan siklus II, kurang lebih ada 20 siswa yang berada di dalam kelas dikarenakan beberapa siswa harus izin untuk keluar kelas ditengah-tengah proses bimbingan berlangsung. Tabel hasil pengamatan siklus III dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 182. 3 Hasil Refleksi Siklus III Upaya mengembangkan karakter berjiwa besar melalui metode dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam permainan mampu mengembangkan pemahaman serta tingkat karakter berjiwa besar pada siswa. Setelah mengikuti kegiatan bimbingan klasikal dari siklus I sampai siklus III, pemahaman tentang kepemilikan karakter berjiwa besar sebagian besar berada pada kategori sangat baik yaitu sebesar 56,25 atau sebanyak 18 siswa dan hanya ada 14 siswa yang berada pada kategori baik. Selain itu, sebanyak 23 siswa atau sebesar 71,87 siswa mengalami perkembangan dan rata-rata skor skala tilik diri menunjukkan adanya peningkatan pada pre-test dan post-test sebesar 2,9. Dari hasil tersebut terbukti bahwa upaya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengembangkan pemahaman tentang kepemilikan karakter berjiwa besar berhasil dilakukan. Sementara itu, upaya mengembangkan tingkat karakter berjiwa besar juga berhasil dilakukan. Hal tersebut terbukti dari hasil skor rata-rata angket karakter berjiwa besar yang meningkat dari 81,93 pada siklus II menjadi 82,06 pada siklus III. Selain itu, siswa yang mengalami perkembangan juga mengalami peningkatan sebanyak 17 siswa atau sebesar 53,12, artinya sebagian besar siswa mengalami perkembangan. Siswa yang cberada pada kategori baik pada tingkat karakter berjiwa besar berjumlah 23 orang dan 9 orang berada pada kategori sangat baik. Meski upaya mengembangkan karakter berjiwa besar berhasil dilakukan, tetapi masih terdapat kendala yang dialami oleh peneliti yakni terdapat siswa yang keluar masuk kelas selama proses bimbingan untuk mengikuti remedial ulangan semester, persiapan mengikuti lomba-lomba, serta adanya class meeting yang akan diadakan di sekolah. Adanya kendala-kendala tersebut tidak menghalangi proses bimbingan karena masih dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan oleh peneliti. Dikarenakan keterbatasan waktu dan hasil yang diperoleh sudah cukup, maka peneliti menghentikan penelitian pada siklus III. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Hasil Wawancara

Peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur terhadap guru dan beberapa siswa setelah kegiatan bimbingan berakhir. Berikut hasil wawancara yang telah peneliti simpulkan. 1 Guru Bimbingan dan Konseling Adanya permainan-permainan membuat kegiatan menarik dan menjadikan kegiatan bimbingan menjadi jadi aktif. Siswa menjadi berani mengakui kesalahannya kepada teman karena biasanya siswa-siswa enggan untuk minta maaf. 2 Siswa 1 Menjadi berani untuk minta maaf, tidak bosan dengan adanya permainan. 3 Siswa 2 Kegiatannya menarik, saya jadi tidak takut untuk mengakui kesalahan saya.

2. Gambaran Perkembangan Pemahaman dan Tingkat Karakter Berjiwa

Besar a. Hasil Angket Pemahaman Karakter Berjiwa Besar untuk Melihat Perkembangan Pemahaman Siswa tentang Kepemilikan Karakter Berjiwa Besar 1 Sebelum Dilakukan Tindakan Peneliti menyebarkan angket pemahaman karakter berjiwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI besar sebelum pemberian layanan bimbingan klasikal guna mendapatkan data awal pre-test. Berikut disajikan dalam tabel hasil skor subjek angket pemahaman karakter berjiwa besar yang dibuat kategorisasi. Tabel 4.1 Jumlah Subjek dan Hasil Persentase Pre-Test Pemahaman Siswa tentang Kepemilikan Karakter Berjiwa Besar No Rentang Skor Kategori Jumlah Subjek Persentase 1. � Sangat Baik 9 28,12 2. � ≤ Baik 22 68,75 3. � ≤ Sedang 1 3,12 4. � ≤ Buruk 5. � ≤ Sangat Buruk Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa capaian skor tingkat pemahaman siswa tentang kepemilikan karakter berjiwa besar dalam diri mereka sebagian besar termasuk pada kategori baik yaitu dengan jumlah 22 siswa atau sebesar 68,75 dan masih ada 1 orang siswa yang berada pada kategori sedang dan 9 orang siswa pada kategori sangat baik. Guna melihat perkembangan pemahaman tentang kepemilikan karakter berjiwa besar secara keseluruhan, maka peneliti menghitung hasil rata-rata perolehan skor angket pemahaman karakter berjiwa besar sebelum diberikan tindakan pre-test yang nantinya akan dibandingkan dengan hasil sesudah diberikan tindakan post-test. Hasil rata-rata skor angket pemahaman karakter berjiwa besar pada pre-test adalah 62,75. 2 Sesudah Dilakukan Tindakan Peneliti kembali membagikan angket pemahaman karakter berjiwa besar diakhir kegiatan layanan bimbingan klasikal diakhir siklus III sebagai data akhir penelitian post-test. Berikut disajikan dalam tabel hasil skor subjek angket pemahaman karakter berjiwa besar yang dibuat kategorisasi. Tabel 4.2 Jumlah Subjek dan Hasil Persentase Post-Test Pemahaman Siswa tentang Kepemilikan Karakter Berjiwa Besar No Rentang Skor Kategori Jumlah Subjek Persentase 1. � Sangat Baik 18 56,25 2. � ≤ Baik 14 43,75 3. � ≤ Sedang 4. � ≤ Buruk 5. � ≤ Sangat Buruk Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa capaian skor tingkat pemahaman siswa tentang kepemilikan karakter berjiwa besar dalam diri mereka sebagian besar termasuk pada kategori sangat baik yaitu dengan jumlah 18 siswa atau sebesar 56,25 dan sudah tidak ada siswa yang berada pada kategori sedang seperti hasil pre-test. Dengan membandingkan skor seluruh subjek siswa pada pre- test dan post-test, dapat dilihat secara detail perkembangan pe- mahaman siswa tentang kepemilikan karakter berjiwa besar. Pada halaman berikut disajikan grafik perkembangan skor subjek pre-test dan post-test angket pemahaman karakter berjiwa besar.

Dokumen yang terkait

Peningkatan karakter bersahabat melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning (penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling pada siswa kelas VII B SMP Aloysius Turi tahun ajaran 2015/ 2016).

1 4 211

Upaya peningkatan motivasi belajar intrinsik siswa SMP melalui bimbingan kelompok berbasis outbound (penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII dan VIII di Asrama St. Aloysius Turi).

0 8 189

Peningkatan motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan media permainan edukatif : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

0 0 178

Minat siswa terhadap layanan bimbingan klasikal pada kelas yang menggunakan dinamika kelompok dan pada kelas yang tidak menggunakan dinamika kelompok : studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta dan SMP Negeri 2 Gantiwarno Klaten

0 16 126

Peningkatan motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui penerapan dinamika kelompok (permainan) : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman, tahun ajaran 2012/2013.

0 0 201

Peningkatan karakter ksatria melalui pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning.(penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling pada siswa kelas V

0 0 179

Peningkatan motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan media permainan edukatif penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajara

1 1 176

Minat siswa terhadap layanan bimbingan klasikal pada kelas yang menggunakan dinamika kelompok dan pada kelas yang tidak menggunakan dinamika kelompok

0 1 124

UPAYA BIMBINGAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA

0 2 19

PENINGKATAN MOTIVASI SISWA MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI PENERAPAN DINAMIKA KELOMPOK (PERMAINAN) ( Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 20122013 )

0 3 199