bahan ajar biasa. Tidak semata-mata dapat ditangkap sendiri atau diajarkan, tetapi lebih jauh diinternalisasi melalui proses belajar.
Artinya, nilai-nilai tersebut tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu
konsep, teori, prosedur, atau pun fakta seperti dalam mata kuliah atau pelajaran agama, bahasa Indonesia, sejarah, matematika,
pendidikan jasmani dan kesehatan, seni, ketrampilan, dan sebagainya. Materi pelajaran biasa digunakan sebagai bahan atau
media untuk mengembangkan nilai-nilai karakter peserta didik. Oleh karena itu pendidik tidak perlu mengubah pokok
bahasan yang sudah ada tetapi menggunakan materi pokok bahasan itu untuk mengembangkan nilai-nilai karakter. Juga,
pendidik tidak harus mengembangkan proses belajar khusus untuk mengembangkan nilai.
Suatu hal yang selalu harus diingat bahwa satu aktivitas belajar dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan dalam
ranah kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor. Konsekuensi dari prinsip ini nilai-nilai karakter tidak ditanyakan dalam ulangan
ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui pengertian dari suatu nilai yang sedang mereka tumbuhkan pada
diri peserta didik. Peserta didik tidak boleh berada dalam posisi tidak tahu dan tidak paham makna nilai tersebut.
16
d. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan
menyenangkan. Prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan karakter
dilakukan oleh peserta didik bukan oleh pendidik. Pendidik menerapkan prinsip
‖tut wuri handayani‖ dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses
pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif.
Diawali dengan perkenalan terhadap pengertian nilai yang dikembangkan maka pendidik menuntun peserta didik agar secara
aktif menumbuhkan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas, satuan
pendidikan, dan tugas-tugas di luar satuan pendidikan. Maksud aktif disini adalah tanpa mengatakan kepada peserta didik bahwa
mereka harus aktif tapi pendidik merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan peserta didik aktif merumuskan pertanyaan, mencari
sumber informasi dan mengumpulkan informasi dari sumber, mengolah informasi yang sudah dimiliki, merekonstruksi data atau
fakta atau nilai, menyajikan hasil rekonstruksi atau proses pengembangan nilai.
4. Aspek-aspek Pendidikan Karakter
Kementrian Pendidikan Nasional telah merumuskan nilai-nilai pembentuk karakter bangsa yang bersumber dari agama, Pancasila,
budaya serta tujuan pendidkan nasional dan teridentifikasi 18 nilai yang terdapat pada tabel 2.1 di halaman berikut. Berdasarkan 18 nilai karakter
yang teridentifikasi, katakter berjiwa besar masuk ke dalam karakter kejujuran.
Karakter berjiwa besar atau berjiwa ksatria atau berjiwa sportif dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk jujur mengakui
kelebihan orang lain dan kekurangan dalam diri sendiri secara terbuka. Dari pengertian tersebut, sangat jelas terlihat bahwa karakter berjiwa
besar menjunjung adanya kejujuran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pembentuk Karakter Bangsa
No Nilai Karakter
Deskripsi
1. Religius
Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan danatau ajaran agamanya
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
5. Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya 6.
Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil
baru berdasarkan apa yang telah dimiliki 7.
Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas 8.
Demokratis Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan
keewajiban dirinya dan orang lain 9.
Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar 10.
Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya 11.
Cinta tanah air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya
12. Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati
keberhasilan orang lain 13.
Bersahabatkomunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan
bekerjasama dengan orang lain 14.
Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang mneyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas`kehadiran dirinya 15.
Gemar memebaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya 16.
Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkannya 17.
Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan
alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
18. Tanggung jawab
Sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan alam, sosial dan budaya, Negara dan Tuhan YME