Tabel 2.3 Pengimplementasian pendidikan karakter menurut
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP
1. Integrasi dalam mata
pelajaran Mengembangkan Silabus dan RPP pada
kompetensi yang telah ada sesuai dengan nilai yang akan diterapkan
2. Integrasi dalam Muatan
Lokal a.
Ditetapkan oleh Satuan PendidkanDaerah
b. Kompetensi dikembangkan oleh
Satuan PendidikanDaerah 3.
Kegiatan Pengembangan Diri
a. Pembudayaan dan Pembiasaan
1 Pengkondisian
2 Kegiatan rutin
3 Kegiatan spontanitas
4 Keteladanan
5 Kegiatan terprogram
b. Ekstrakurikuler
Pramuka; PMR; UKS; Olah Raga; Seni; OSIS
c. Bimbingan Konseling
Pemberian layanan bagi peserta didik yang mengalami masalah
Pada tabel diatas terlihat bahwa bimbingan dan konseling memiliki peran penting untuk mengembangkan karakter siswa di sekolah. Tidak
hanya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP saja bimbingan
dan konseling
dipandang memiliki
peran dalam
pengembangan karakter
siswa di
sekolah, menurut
Venty www.prosiding.upgrismg.ac.id
pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dalam pelaksanaan kurikulum 2013 oleh
satuan-satuan pendidikan
dalam rangka
memperkuat proses
pembelajaran yang benar-benar mengupayakan pengembangan potensi peserta didik secara optimal. Oleh karena itu, konselor sekolah guru
BK hendaknya merancangkan dalam program kegiatannya untuk secara aktif berpartisipasi dalam pengembangan dan penumbuhan karakter pada
siswa. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara mandiri yang terancang dalam program bimbingan dan konseling, dan juga bersama-sama atau
berkolaborasi dengan pendidik lain guru bidang studi misalnya yang terancang dalam program sekolah yang dilakukan secara sinergis dari
beberapa pihak. Adanya kolaborasi antara guru BK dengan guru mata pelajaran
diharapkan mampu mengembangkan karakter berjiwa besar secara optimal. Guru BK bersama dengan guru mata pelajaran dapat
memberikan layanan bimbingan yang bersifat preseveratif atau developmental yang berarti bahwa layanan yang diberikan bermaksud
untuk memelihara dan sekaligus mengembangkan perilaku siswa yang sudah sesuai agar tetap terjaga dengan baik, tidak melanggar norma, dan
juga mengembangkan agar semakin lebih baik lagi perkembangan karakter berjiwa besarnya.
C. Hakikat Bimbingan Klasikal Kolaboratif
1. Pengertian Bimbingan Klasikal
Winkel Hastuti 2012 menyebut bimbingan klasikal sebagai bimbingan kelompok dimana siswa yang dilayani lebih dari satu orang.
Entah kelompok kecil, agak besar, atau sangat besar. Sementara itu, Makhrifah Nuryono 2014 mengemukakan bimbingan klasikal
merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling guru BK atau
konselor sekolah kepada sejumlah peserta didik dalam satuan kelas yang dilaksanakan di dalam kelas. Menurut Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan 2014 bimbingan klasikal merupakan format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam
rombongan belajar satu kelas. Kebutuhan dan masalah yang bersifat umum, dihadapi oleh seluruh
atau sebagian besar peserta didik, dan tidak terlalu bersifat pribadi, dapat dibantu dengan layanan bantuan secara klasikal atau kelompok besar.
Layanan klasikal atau kelompok besar biasanya bersifat informatif, sehingga dapat segera diberikan oleh konselor atau guru BK
Sukmadinata, 2007. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian layanan bimbingan klasikal adalah kegiatan bimbingan yang diberikan
untuk membantu siswa yang memiliki kebutuhan serta masalah yang bersifat umum, dihadapi oleh seluruh atau sebagian besar siswa dalam
satuan kelas.
2. Tujuan Layanan Bimbingan Klasikal
Menurut Makhrifah Nuryono 2014 strategi layanan bimbingan klasikal sebagai salah satu srategi dalam pelayanan bimbingan dan
konseling memiliki tujuan. Tujuan layanan bimbingan klasikal adalah untuk meluncurkan aktivitas-aktivitas pelayanan yang mengembangkan
potensi siswa atau mencapai tugas-tugas perkembangannya sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan menurut Winkel Hastuti 2012 tujuan layanan bimbingan diberikan agar:
a. Siswa mampu menghadapi semua tugas perkembangan hidupnya
secara sadar dan bebas. b.
Mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan- pilihan secara bijaksana.
c. Mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai.
3. Bidang Bimbingan Klasikal
Sebelum memberikan bimbingan klasikal, guru BK dapat memilih bidang bimbingan apa yang akan diberikan kepada siswa yang sesuai
dengan kebutuhan siswa. Winkel Hastusti 2012 mengungkapkan bahwa dalam kehidupan siswa dapat dibedakan tiga bidang yang penting
bagi mereka yaitu sebagai berikut. a.
Bidang studi akademik atau belajar Bidang akademik atau belajar berisi bimbingan dalam hal
menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan
dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. b.
Bidang Pribadi Sosial Bidang
pribadi sosial
berkaitan dengan
perkembangan kepribadiannya yang menyangkut dirinya sendiri serta hubungannya
dengan orang lain. Bimbingan dalam bidang pribadi sosial membantu siswa menghadapi keadaan batinnya sendiri dan