Subkategori Mengancam Menimbulkan Konflik

santunnya kepada mitra tutur. Berikut adalah analisis tuturan dari keempat subkategori tersebut.

4.2.5.1 Subkategori Mengancam

Cuplikan Tuturan 59 P : “Adek Heh, tak masukke kamar tak kunci kapok kowe” E1 MT: memukul kepala penutur. Konteks tuturan: Tuturan terjadi ketika penutur sedang menerima tamu dan berbincang-bincang. MT bermain-main dengan temannya di sekitar penutur dan tamunya. Penutur sudah menegur MT berkali-kali, tetapi MT tidak mengindahkan teguran penutur yang menyuruh MT bermain agak jauh dari penutur dan tamunya. Penutur merasa sangat terganggu dengan tingkah MT. Penutur menegur lagi dengan marah. MT merasa tidak mengganggu. Mendengar teguran penutur, MT langsung membalas dengan memukul kepala penutur lalu berlari meninggalkan penutur. Cuplikan Tuturan 67 P : “Kamu gak kuliah?” MT: “Gak, Mbak.” P : “Kamu mau kuliah apa enggak, kalo gak manut aturan gak usah kuliah terserah, hidup sendiri, cari uang sendiri.” E9 Konteks tuturan: Tuturan terjadi ketika penutur baru pulang dari pasar. MT berada di dalam kamar sedang bermain gitar. Melihat MT, penutur langsung kesal karena seharusnya MT masih kuliah. Penutur merasa MT tidak memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh penutur yang sudah membiayai kuliahnya. MT tidak terima dengan tuturan penutur karena ia merasa diremehkan. 1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik Wujud ketidaksantunan linguistik berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Berikut adalah wujud ketidaksantunan linguistik dari cuplikan tuturan di atas. Tuturan E1 : “Adek Heh, tak masukke kamar tak kunci kapok kowe” Adek Heh, aku masukkan kamar aku kunci kapok kamu. Tuturan E9 : “Kamu mau kuliah apa enggak, kalo gak manut aturan gak usah kuliah terserah, hidup sendiri, cari uang sendiri.” 2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E1 : Penutur berbicara dengan berteriak. Penutur berbicara dengan berkacak pinggang. Penutur berbicara dengan sinis. Penutur memberi ancaman kepada MT. Tuturan E9 : Penutur berbicara dengan sinis. Penutur memberi ancaman kepada MT. Ancaman penutur mengakibatkan MT emosi dan pergi dari rumah. 3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan E1 : tuturan dikatakan dengan intonasi seru, partikel heh, nada tutur tinggi, tekanan keras pada kata adek, dan diksi bahasa nonstandar dengan menggunakan bahasa Jawa. Tuturan E9 : tuturan dikatakan dengan intonasi berita, nada tutur sedang, tekanan keras pada frasa kuliah apa enggak, dan diksi bahasa nonstandar dengan menggunakan kata tidak baku, yaitu mau, enggak, kalo, usah, cari; penggunaan istilah bahasa Jawa manut. 4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E1 : Tuturan terjadi ketika penutur sedang menerima tamu dan berbincang-bincang. MT bermain-main dengan temannya di sekitar penutur dan tamunya. Penutur sudah menegur MT berkali-kali, tetapi MT tidak mengindahkan teguran penutur yang menyuruh MT bermain agak jauh dari penutur dan tamunya. Penutur merasa sangat terganggu dengan tingkah MT. Penutur menegur lagi dengan marah. MT merasa tidak mengganggu. Mendengar teguran penutur, MT langsung membalas dengan memukul kepala penutur lalu berlari meninggalkan penutur. Tuturan terjadi dalam suasana tegang. Tuturan terjadi di halaman rumah pukul 17.00 WIB, tanggal 10 April 2013. Penutur perempuan berusia 35 tahun. MT laki-laki berusia 3 tahun. Penutur adalah ibu dari MT. Tujuan dari penutur adalah memarahi MT tidak mau sekolah. Tindak verbal yang terjadi adalah tindak verbal komisif. Tindak perlokusi yang terjadi adalah setelah penutur memarahi MT, MT malah memukul kepala penutur. Tuturan E9 : Tuturan terjadi ketika penutur baru pulang dari pasar. MT berada di dalam kamar sedang bermain gitar. Melihat MT, penutur langsung kesal karena seharusnya MT masih kuliah. Penutur merasa MT tidak memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh penutur yang sudah membiayai kuliahnya. MT tidak terima dengan tuturan penutur karena ia merasa diremehkan. Tuturan terjadi dalam suasana tegang. Tuturan terjadi di rumah pada siang hari. Penutur perempuan berusia 28 tahun. MT laki-laki berusia 20 tahun. MT adalah adik dari penutur. Tujuan dari penutur adalah memarahi MT yang membolos kuliah. Tindak verbal yang terjadi adalah tindak verbal komisif. Tindak perlokusi yang terjadi adalah MT langsung menghidupkan motor dengan mengeraskan gas motor lalu pergi hingga larut malam. 5 Maksud Ketidaksantunan Tuturan E1 : penutur bermaksud menakut-nakuti mitra tutur agar tidak nakal lagi. Tuturan E9 : penutur bermaksud memperingatkan mitra tutur agar mengikuti aturan dari penutur.

4.2.5.2 Subkategori Mengejek