ikut berbincang-bincang bersama. Tindak verbal yang terjadi adalah tindak verbal direktif. Tindak perlokusi yang terjadi MT langsung buru-buru
menyelesaika pekerjaannya. Tuturan B9 :
Tuturan terjadi ketika penutur sedang berada di teras rumah. MT baru saja datang, tetapi hendak pergi lagi. MT menitipkan helmnya kepada
penutur karena ia merasa tidak perlu memakai helm. Penutur mengatakan
tuturan dengan maksud bercanda. Penutur tidak tahu bahwa tuturan sudah
menyinggung MT. MT merasa tidak boleh menitipkan helmnya kepada penutur. Tuturan terjadi dalam suasana santai. Tuturan terjadi di rumah pada
sore hari. Penutur perempuan berusia 28 tahun. MT perempuan berusia 24 tahun. MT adalah adik sepupu penutur. Tujuan dari penutur adalah menanggapi
permintaan MT yang hendak menitipkan helmnya. Tindak verbal yang terjadi adalah tindak verbal ekspresif. Tindak perlokusi yang terjadi adalah MT
langsung pergi dengan memakai helmnya kembali. 5
Maksud Ketidaksantunan Tuturan B4
: penutur hanya bermaksud basa-basi dengan mitra tutur.
Tuturan B9 :
penutur hanya bermaksud bercanda dengan mitra tutur.
4.2.2.4 Subkategori Memperingatkan
Cuplikan Tuturan 11 MT : “Duh, Mbak. Tugasku tuh makin banyak banget nih. Ya ampun.”
P : “Loh, itu kan tanggung jawabmu, itu tugasmu.” B7 Konteks tuturan: Tuturan terjadi ketika MT baru pulang dari kampus dan
penutur berada di dapur. MT mengeluhkan tentang tugas kuliahnya yang semakin banyak. Penutur menanggapi keluhan MT tanpa melihat ke MT.
MT tersinggung dengan tuturan penutur yang tidak menanggapi dengan
baik keluhannya. Penutur tidak merasa menyinggung karena menurutnya itu memang sudah menjadi tanggung jawab MT.
Cuplikan Tuturan 12
MT: “Aku ki wingi tibo mbak numpak motor pas maghrib-maghrib kae.” P : “Lah, yo kuwi ngge pengeling-eling nek maghrib ki kudu
mandek” B8 Konteks tuturan: Tuturan terjadi ketika penutur dan MT sedang
bercengkrama di halaman rumah penutur. MT menceritakan bahwa kemarin sore ia jatuh dari motor sekitar waktu Maghrib. Penutur
menanggapi tuturan MT dengan maksud mengingatkan. MT justru tersindir dengan tuturan penutur.
1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik
Wujud ketidaksantunan linguistik berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Berikut adalah wujud ketidaksantunan linguistik dari cuplikan tuturan di
atas. Tuturan B7 :
“Loh, itu kan tanggung jawabmu, itu tugasmu.”
Tuturan B8 : “Lah, yo kuwi ngge pengeling-eling nek Maghrib ki kudu
mandek” Lah, ya itu untuk pengingat kalau Maghrib harus berhenti
2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik
Tuturan B7 : Penutur berbicara dengan sinis. Penutur berbicara tanpa merasa
menyinggung perasaan MT. Penutur berbicara tanpa melihat ke penutur. Tuturan B8 :
Penutur berbicara tanpa melihat ke MT. Penutur tidak menyadari bahwa tuturannya telah menyinggung MT. Penutur berbicara dengan santai.
3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik
Tuturan B7 : tuturan dikatakan dengan intonasi berita, partikel lho, nada tutur
sedang, tekanan keras pada frasa tanggung jawabmu, dan diksi bahasa
nonstandar dengan penggunaan kata tidak baku kan.
Tuturan B8 : tuturan dikatakan dengan intonasi berita, partikel lah, nada tutur
sedang, tekanan keras pada kata mandek, dan diksi bahasa nonstandar dengan
menggunakan bahasa Jawa. 4
Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan B7 :
Tuturan terjadi ketika MT baru pulang dari kampus dan penutur
berada di dapur. MT mengeluhkan tentang tugas kuliahnya yang semakin banyak. Penutur menanggapi keluhan MT tanpa melihat ke MT. MT
tersinggung dengan tuturan penutur yang tidak menanggapi dengan baik
keluhannya. Penutur tidak merasa menyinggung karena menurutnya itu memang sudah menjadi tanggung jawab MT. Tuturan terjadi dalam suasana
serius. Tuturan terjadi di rumah pada siang hari. Penutur perempuan berusia 25 tahun. MT laki-laki berusia 20 tahun. MT adalah adik penutur. Tujuan dari
penutur adalah menangapi keluhan MT tentang tugas kuliahnya. Tindak verbal
yang terjadi adalah tindak verbal representatif. Tindak perlokusi yang terjadi adalah MT langsung meninggalkan penutur yang tidak menanggapi dengan
baik keluhannya. Tuturan B8 :
Tuturan terjadi ketika penutur dan MT sedang bercengkrama di
halaman rumah penutur. MT menceritakan bahwa kemarin sore ia jatuh dari motor sekitar waktu Maghrib. Penutur menanggapi tuturan MT dengan maksud
mengingatkan. MT justru tersindir dengan tuturan penutur. Tuturan terjadi dalam suasana santai. Tuturan terjadi di halaman rumah pada sore hari. Penutur
perempuan berusia 45 tahun. MT perempuan berusia 40 tahun. Tujuan dari
penutur adalah mengingatkan MT untuk tidak melakukan aktivitas ketika
Maghrib. Tindak verbal yang terjadi adalah tindak verbal representatif. Tindak perlokusi yang terjadi adalah MT lalu mengalihkan pembicaraan ke topik lain.
5 Maksud Ketidaksantunan
Tuturan B7 : penutur bermaksud memperingatkan mitra tutur akan tugas
kuliahnya.
Tuturan B8 : penutur bermaksud memperingatkan mitra tutur agar lebih
berhati-hati.
4.2.2.5 Subkategori Mengancam