Subkategori Kesal Melecehkan Muka

4.2.3 Melecehkan Muka

Kategori ketidaksantunan yang melecehkan muka memiliki enam subkategori, yaitu kesal, menyindir, mengejek, menentang, menolak, dan memperingatkan. Keenam subkategori tersebut dianalisis berdasarkan wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, serta maksud ketidaksantunan. Wujud ketidaksantunan linguistik berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud ketidaksantunan pragmatik berupa cara penyampaian penutur yang mengikuti setiap tuturan lisan tidak santun. Penanda ketidaksantunan linguistik dianalisis berdasarkan intonasi, penggunaan partikel, nada tutur, tekanan, dan diksi dalam setiap tuturan. Penanda ketidaksantunan pragmatik berupa konteks yang melingkupi setiap tuturan. Maksud ketidaksantunan berkenaan dengan tujuan dari penutur ketika mengutarakan tuturan tidak santunnya kepada mitra tutur. Berikut adalah analisis tuturan tidak santun dari keenam subkategori tersebut.

4.2.3.1 Subkategori Kesal

Cuplikan Tuturan 24 P : “Ganti to pak, aku ki ra seneng bal” C9 MT: mengganti chanel TV. Konteks tuturan: Tuturan terjadi ketika MT berada di ruang keluarga sedang menonton televisi. MT menonton acara pertandingan sepak bola. Penutur yang baru keluar dari kamar hendak menonton televisi pula. Penutur tidak menyukai acara pertandingan bola. Penutur kesal ketika mendapati MT justru menonton bola. Penutur menyuruh MT mengganti chanel TV ke acara yang lain. Penutur berbicara dengan keras, padahal jarak MT dengan penutur hanya 2 meter. Cuplikan Tuturan 37 P : “Dasar bakul iwak, digoleki nengdi-nengdi ra ketemu, jedule neng kene.” C22 MT: “La kowe ki ngopo mbak nggoleki aku ki? P : “Njukuk pesenan to.” Konteks tuturan: Tuturan terjadi ketika penutur sudah berkeliling mencari MT. MT sedang mengambil barang di tempat lain. Penutur hendak mengambil pesanannya. Penutur dan MT bertemu di dekat tanggayang cukup jauh jaraknya dengan lapak MT. 1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik Wujud ketidaksantunan linguistik berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Berikut adalah wujud ketidaksantunan linguistik dari cuplikan tuturan di atas. Tuturan C9 : “Ganti to pak, aku ki ra seneng bal” Ganti sih, Pak, aku tidak suka bola Tuturan C22 : “Dasar bakul iwak, digoleki nengdi-nengdi ra ketemu, jedule neng kene.” Dasar penjual ikan, dicari kemana-mana tidak ketemu, ternyata di sini. 2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan C9 : Penutur berbicara dengan ketus. Penutur berbicara dengan keras. Penutur berbicara dengan orang yang lebih tua. Penutur menyinggung MT. Tuturan C22 : Penutur berbicara dengan ketus. Penutur berbicara dengan ejekan. Penutur menyinggung MT dengan menyebutkan profesi. 3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan C9 : tuturan dikatakan dengan intonasi perintah, nada tutur tinggi, tekanan keras pada kata ganti, dan diksi bahasa nonstandar dengan menggunakan bahasa Jawa. Tuturan C22 : tuturan dikatakan dengan intonasi berita, nada tutur sedang, tekanan: keras pada frasa dasar bakul iwak, dan diksi bahasa nonstandar dalam bahasa Jawa. 4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan C9 : Tuturan terjadi ketika MT berada di ruang keluarga sedang menonton televisi. MT menonton acara pertandingan sepak bola. Penutur yang baru keluar dari kamar hendak menonton televisi pula. Penutur tidak menyukai acara pertandingan bola. Penutur kesal ketika mendapati MT justru menonton bola. Penutur menyuruh MT mengganti chanel TV ke acara yang lain. Penutur berbicara dengan keras, padahal jarak MT dengan penutur hanya 2 meter. Suasana ketika tuturan terjadi santai. Tuturan terjadi di rumah pada malam hari. Penutur laki-laki berusia 23 tahun. MT laki-laki berusia 50 tahun. MT adalah bapak penutur. Tujua dari penutur adalah menyuruh mengganti chanel TV, karena chanel yang sedang ditonton oleh MT tidak disukai oleh penutur. Tindak verbal yang terjadi adalah tindak verbal direktif. Tindak perlokusi yang terjadi adalah MT tidak langsung mengganti chanel TV yang dimaksud oleh penutur, tetapi tidak lama kemudian MT mengganti chanel dan meninggalkan penutur menonton sendirian. Tuturan C22 : Tuturan terjadi ketika penutur sudah berkeliling mencari MT. MT sedang mengambil barang di tempat lain. Penutur hendak mengambil pesanannya. Penutur dan MT bertemu di dekat tanggayang cukup jauh jaraknya dengan lapak MT. Suasana ketika tuturan terjadi santai. Tuturan terjadi di pasar pukul 14.00 WIB, tanggal 21Mei 2013. Penutur perempuan berusia 48 tahun. MT perempuan berusia 35 tahun. Tujuan dari penutur adalah mengungkapkan kekesalan karena sudah mencari MT kemana-mana. Tindak verbal yang terjadi adalah tindak verbal ekspresif. Tindak perlokusi yang terjadi adalah MT mengajak penutur ke lapaknya. 5 Maksud Ketidaksantunan Tuturan C9 : penutur bermaksud memerintah mitra tutur untuk mengganti chanel televisi. Tuturan C22 : penutur bermaksud mengungkapkan kekesalannya kepada mitra tutur yang sulit ditemui.

4.2.3.2 Subkategori Menyindir