laki-laki berusia 12 tahun. MT adalah anak penutur. Tujuan dari penutur adalah memarahi MT yang tidak langsung melaksanakan perintahnya. Tindak verbal
yang terjadi adalah tindak verbal ekspresif. Tindak perlokusi yang terjadi adalah MT langsung pergi melaksanakan perintah penutur.
Tuturan D18 : Tuturan terjadi ketika penutur dan MT sedang membicarakan
tentang kelanjutan kuliah penutur di ruang keluarga. MT memberi tawaran kepada penutur untuk melanjutkan kuliah di UIN atau di UNS. Penutur tidak
tertarik melanjutkan kuliah di UNS. Penutur langsung menolak tawaran MT sambil beranjak meninggalkan MT. Suasana ketika tuturan terjadi serius.
Tuturan terjadi di rumah pada malam hari. Penutur perempuan berusia 22 tahun. MT perempuan berusia 47 tahun. MT adalah ibu dari penutur. Tujuan
dari penutur adalah menolak melanjutkan kuliah di UNS. Tindak verbal yang terjadi adalah tindak verbal ekspresif. Tindak perlokusi yang terjadi adalah MT
langsung menuruti kemauan penutur. 5
Maksud Ketidaksantunan Tuturan D13 :
penutur bermaksud mengungkapkan kekesalannya kepada
mitra tutur yang sulit diperintah. Tuturan D18 :
penutur bermaksud protes kepada mitra tutur.
4.2.4.5 Subkategori Meremehkan
Cuplikan Tuturan 40 P : “Kowe ki mbok mengko wae nek arep nonton, aku disek.” D2
MT: hanya diam.
Konteks tuturan: Tuturan terjadi ketika penutur sedang berada di ruang keluarga. MT baru keluar dari kamar hendak menonton televisi. Penutur
menyuruh mitra tutur untuk menonton televisi nanti saja. Padahal penutur sejak tadi menonton televisi. Penutur merasa lebih tua dibanding MT,
sehingga ia bisa mengatur seenaknya. Di ruangan itu terdapat anggota keluarga yang lain.
Cuplikan Tuturan 55 MT: “Ket kapan yo awak dewe neng kene, kae umur piro kowe? “
P : “Lah, mboh mbiyen.” D17 Konteks tuturan: Tuturan terjadi ketika penutur dan MT berada di ruang
tamu. Penutur duduk di samping MT. Selain penutur dan MT, ada pula 3 orang tamu. MT bertanya kepada penutur. Penutur menjawab pertanyaan
MT dengan sinis, padahal penutur tahu mereka tinggal di rumahnya sejak ia kecil, tetapi penutur malas menghitung sudah berapa lama.
1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik
Wujud ketidaksantunan linguistik berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Berikut adalah wujud ketidaksantunan linguistik dari cuplikan tuturan di
atas. Tuturan D2 :
“Kowe ki mbok mengko wae nek arep nonton, aku disek.” Kamu itu nanti saja kalau mau nonton, aku dulu.
Tuturan D17 : “Lah, mboh mbiyen.” Lah, tidak tahu dulu.
2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik
Tuturan D2 : Penutur berbicara di depan keluarga yang lain. Penutur berbicara
dengan ketus. Penutur berbicara dengan sinis. Penutur memerintah MT dengan
seenaknya. Penutur bersikap senioritas. Tuturan D17 :
Penutur berbicara dengan ketus. Penutur berbicara dengan sinis. Penutur berbicara di depan tamu. Penutur berbicara tanpa melihat MT.
Penutur mempermalukan MT.
3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik
Tuturan D2 : tuturan dikatakan dengan intonasi perintah, partikel ki, nek, nada
tutur sedang, tekanan lunak pada frasa mengko wae, dan diksi bahasa
nonstandar dengan menggunakan bahasa Jawa. Tuturan D17 :
tuturan dikatakan dengan intonasi berita, partikel lah, nada tutur sedang, tekanan lunak pada kata mbiyen, dan diksi bahasa nonstandar
dengan menggunakan bahasa Jawa. 4
Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan D2 :
Tuturan terjadi ketika penutur sedang berada di ruang keluarga. MT baru keluar dari kamar hendak menonton televisi. Penutur menyuruh mitra
tutur untuk menonton televisi nanti saja. Padahal penutur sejak tadi menonton televisi. Penutur merasa lebih tua dibanding MT, sehingga ia bisa mengatur
seenaknya. Di ruangan itu terdapat anggota keluarga yang lain. Suasana ketika tuturan terjadi santai. Tuturan terjadi di rumah pada malam hari. Penutur laki-
laki berusia 26 tahun. MT laki-laki berusia 15 tahun. MT adalah adik penutur. Tujuan dari penutur adalah melarang MT yang hendak menonton televisi.
Tindak verbal yang terjadi adalah tindak verbal direktif. Tindak perlokusi yang terjadi adalah MT tidak jadi menonton televisi karena merasa sudah
dipermalukan di depan anggota keluarga yang lain. Tuturan D17 :
Tuturan terjadi ketika penutur dan MT berada di ruang tamu. Penutur duduk di samping MT. Selain penutur dan MT, ada pula 3 orang tamu.
MT bertanya kepada penutur. Penutur menjawab pertanyaan MT dengan sinis,
padahal penutur tahu mereka tinggal di rumahnya sejak ia kecil, tetapi penutur
malas menghitung sudah berapa lama. Suasana ketika tuturan terjadi santai. Tuturan terjadi di rumah, pukul 18.00 WIB, tanggal 16 April 2013. Penutur
perempuan berusia 30 tahun. MT perempuan berusia 56 tahun. MT adalah ibu
dari penutur. Tujuan dari penutur adalah menanggapi pertanyaan MT tentang berapa lama mereka tinggal di rumah itu. Tindak verbal yang terjadi adalah
tindak verbal ekspresif. Tindak perlokusi yang terjadi adalah MT lalu menghitung sendiri sudah berapa lama mereka tinggal di rumah itu.
5 Maksud Ketidaksantunan
Tuturan D2 : penutur bermaksud melarang mitra tutur menonton televisi.
Tuturan D17 : penutur hanya bermaksud menanggapi pertanyaan mitra tutur.
4.2.5 Menimbulkan Konflik