Produktivitas Padi Blok Ketersediaan Pangan .1 Luas Areal Panen Padi

58 yang kemudian dikurangi dengan jumlah ekspor. Karena jumlah ekspor beras Indonesia relatif sangat kecil, maka jumlah ekspor tidak dibuatkan dalam satu persamaan tersendiri. Penawaran beras Indonesia menggunakan pendekatan FAO, dimana persamaan matematisnya dapat dituliskan sebagai berikut: Indonesia QSBI t = PBRI t + JMBI t + PCADBI t - JXBI t …………………………….. 4.24 dimana: QSBI t = Jumlah penawaran beras Indonesia ton JXBI t = Jumlah ekspor beras Indonesia ton

4.1.2.6 Jumlah Beras Susut Indonesia

Jumlah beras susut Indonesia merupakan persamaan identitas dari perkalian antara penawaran beras domestik dengan proporsi susut. Proporsi susut yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsi susut rata-rata FAO yaitu sebesar 12 persen 1 . Persamaan matematis jumlah beras susut Indonesia adalah sebagai berikut: Indonesia JBSI t = QSBI t PS t ……………………………………………………… 4.25 dimana: JBSI t = Jumlah beras susut Indonesia ton PS t = Proporsi susut

4.1.2.7 Ketersediaan Beras Indonesia

Ketersediaan beras untuk konsumsi pangan juga merupakan persamaan identitas berupa pengurangan penawaran beras Indonesia dengan jumlah beras susut Indonesia. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini juga menggunakan pendekatan FAO, dimana persamaan matematisnya dapat dituliskan seperti di bawah ini. Indonesia TSBK t = QSBI t – JBSI t ……………………………………………………. 4.26 1 http:www.faostat.fao.org 59 dimana: TSBK t = Ketersediaan beras untuk konsumsi pangan Indonesia ton Penelitian ini juga menghitung ketersediaan beras untuk konsumsi pangan per kapita. Ketersediaan beras untuk konsumsi pangan per kapita didefinikan sebagai banyaknya pangan dalam hal ini beras yang tersedia untuk dikonsumsi oleh setiap penduduk pada jangka waktu tertentu. Ketersediaan pangan per kapita merupakan pembagian antara ketersedian beras untuk konsumsi pangan dengan jumlah penduduk Indonesia dalam satu tahun. Namun demikian, untuk mendapatkan gambaran mengenai perilaku ketersediaan beras per kapita ini, maka ketersediaan beras untuk konsumsi pangan per kapita dalam penelitian ini dibuat dalam persamaan struktural. Ketersediaan beras per kapita dipengaruhi oleh perubahan harga riil gabah di tingkat petani di Indonesia, rasio luas areal panen padi dengan jumlah penduduk Indonesia, konversi lahan sawah Indonesia, jumlah beras impor Indonesia, tren waktu, dan lag ketersediaan beras per kapita. Secara matematis, fungsi persamaan ketersediaan beras per kapita diformulasikan sebagai berikut. Indonesia TSBKPK t = k + k 1 HGTTIR t – HGTTIR t-1 + k 2 LAPI t JPDKI t + k 3 KLSI t + k 4 JMBI t + k 5 T t + k 6 TSBKPK t-1 + U 11 ………… 4.27 dimana: HGTTIR t-1 = Lag harga gabah di tingkat petani di Indonesia Rpkg, dideflasi dengan indeks harga pedagang besar Indonesia tahun dasar 2005=100 TSBKPK t-1 = Lag harga impor beras Indonesia USton U 11 = Peubah pengganggu Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah: k 1 , k 2 , k 4 , k 5 0; k 3 0 dan 0 k 6 1. 4.1.3 Blok Akses Pangan 4.1.3.1 Permintaan Beras Indonesia Permintaan beras Indonesia dipengaruhi oleh harga riil beras eceran, harga riil jagung di tingkat produsen jagung sebagai komoditas substitusi beras, akses