Ketersediaan Beras per Kapita

106 dalam studi ini memiliki kemiripan dan merupakan perubahan nama saja tanpa mengubah fungsi. Namun sebenarnya ada perbedaan yang sangat mendasar dari perubahan nama tersebut Simatupang, 2003, sebagaimana telah dijelaskan pada Bab 3.

5.2.8 Harga Riil Gabah di Tingkat Petani

Hasil pendugaan pada persamaan harga riil gabah di tingkat petani di Jawa menghasilkan koefisien determinasi R 2 sebesar 60.022 persen, yang dapat diartikan bahwa peubah-peubah penjelas yang terdiri dari perubahan harga riil gabah pembelian pemerintah, perubahan marjin pemasaran beras, perubahan produksi padi, tren waktu, dan lag harga riil gabah tingkat petani mampu menjelaskan secara bersama-sama sekitar 60.022 persen keragaman variasi nilai peubah endogennya, dan sisanya sebesar 39.978 persen dijelaskan oleh peubah lain di luar persamaan. Semua arah dan besaran peubah-peubah penjelas pada persamaan sesuai dengan harapan Tabel 22. Tabel 22 Hasil pendugaan parameter harga riil gabah di tingkat petani di Jawa HGTTJR Peubah Parameter Estimasi Elastisitas Prob |T| Keterangan Peubah Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept 710.856 - - 0.044 HPPGR – LHPPGR 0.141 0.001 0.003 0.086 Perubahan harga riil gabah pembelian pemerintah MPBJ – LMPBJ -0.146 -0.023 -0.054 0.009 Perubahan marjin pe- masaran beras di Jawa PPDJ – LPPDJ -3.000x10 -5 -0.006 -0.015 0.177 Perubahan produksi padi di Jawa T 10.947 0.068 0.163 0.042 Tren waktu LHGTTJR 0.583 - - 0.007 Lag harga riil gabah di tingkat petani di Jawa Prob|F| = 0.01530 R 2 = 0.60022 Dw = 1.40088 Dh = 3.80785 Harga riil gabah tingkat petani di Jawa secara signifikan dipengaruhi oleh peubah perubahan harga riil gabah pembelian pemerintah, perubahan marjin pemasaran beras, tren waktu dan harga riil gabah di tingkat petani di Jawa tahun sebelumnya. Harga riil gabah tingkat petani di Jawa memiliki respon inelastis 107 terhadap semua peubah penjelasnya dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam jangka pendek dan jangka panjang ada perubahan faktor eksternal lain yang lebih berpengaruh dalam menentukan harga riil gabah di tingkat petani di Jawa. Sementara itu, harga riil gabah di tingkat petani di Jawa yang responsif terhadap peubah lag-nya dalam jangka panjang mengindikasikan bahwa ada tenggang waktu yang relatif lambat bagi konversi lahan sawah di luar Jawa untuk menyesuaikan diri kembali pada tingkat keseimbangan dalam merespon berbagai perubahan yang terjadi, seperti ekonomi dan kelembagaan. Marjin pemasaran beras dan produksi padi memiliki hubungan yang negatif terhadap respon harga riil gabah petani. Semakin tinggi marjin pemasaran beras dan semakin banyak jumlah produksi padi, maka harga riil gabah yang diterima petani akan mengalami penurunan. Hal ini ditunjukkan dari arah negatif berlawanan parameter estimasi kedua peubah tersebut. Hasil pendugaan pada persamaan harga riil gabah tingkat petani di luar Jawa menghasilkan koefisien determinasi R 2 sebesar 68.419 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peubah-peubah penjelas yang terdiri dari perubahan harga riil gabah pembelian pemerintah, perubahan marjin pemasaran beras, perubahan produksi padi, tren waktu, dan lag harga riil gabah tingkat petani mampu menjelaskan secara bersama-sama sekitar 68.419 persen variasi nilai peubah endogennya. Sementara sisanya sebesar 31.581 persen dijelaskan oleh peubah lain di luar persamaan. Semua arah dan besaran dari peubah-peubah persamaan sesuai dengan harapan. Seperti halnya di Jawa, harga riil gabah tingkat petani di luar Jawa secara signifikan juga dipengaruhi oleh peubah perubahan harga riil gabah pembelian pemerintah, perubahan marjin pemasaran beras, tren waktu dan harga riil gabah di tingkat petani di luar Jawa tahun sebelumnya. Harga riil gabah tingkat petani di luar Jawa memiliki respon yang inelastis terhadap semua peubah penjelasnya dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini mengindikasikan bahwa ada perubahan faktor eksternal lain yang lebih berpengaruh dalam menentukan harga riil gabah tingkat petani dalam jangka pendek dan jangka panjang di luar Jawa. Marjin pemasaran beras dan produksi padi memiliki hubungan yang negatif terhadap respon harga riil gabah petani. Semakin tinggi marjin pemasaran beras 108 dan semakin banyak jumlah produksi padi, maka harga riil gabah yang diterima petani akan mengalami penurunan, sebagaimana ditunjukkan oleh arah negatif parameter estimasi kedua peubah tersebut Tabel 23. Tabel 23 Hasil pendugaan parameter harga riil gabah di tingkat petani di luar Jawa HGTTLJR Peubah Parameter Estimasi Elastisitas Prob |T| Keterangan Peubah Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept 794.658 - - 0.010 HPPGR – LHPPGR 0.202 0.002 0.004 0.015 Perubahan harga riil gabah pembelian pemerintah MPBLJ – LMPBLJ -0.098 -0.016 -0.036 0.009 Perubahan marjin pe- masaran beras di luar Jawa PPDLJ – LPPDLJ -5.570x10 -6 -0.002 -0.004 0.431 Perubahan produksi padi di luar Jawa T 7.775 0.048 0.107 0.050 Tren waktu LHGTTLJR 0.549 - - 0.003 Lag harga riil gabah tingkat petani di luar Jawa Prob|F| = 0.00340 R 2 = 0.68419 Dw = 2.04524 Dh = -0.15130 Hasil pendugaan pada persamaan harga riil gabah di tingkat petani di Indonesia menghasilkan koefisien determinasi R 2 sebesar 92.883 persen, yang dapat diartikan bahwa bahwa peubah-peubah penjelas yang terdiri dari harga riil gabah pembelian pemerintah, marjin pemasaran beras, perubahan produksi padi, dan tren waktu, sebesar 92.883 persen mampu menjelaskan secara bersama-sama variasi nilai peubah endogennya, sedangkan sisanya sebesar 7.117 persen dijelaskan oleh peubah lain di luar persamaan. Semua arah dan besaran dari peubah penjelas sesuai dengan harapan. Harga riil gabah di tingkat petani di Indonesia hanya dipengaruhi secara signifikan oleh peubah harga riil gabah pembelian pemerintah dan tren waktu. Sementara itu, respon harga riil gabah di tingkat petani di Indonesia terhadap perubahan peubah-peubah penjelas yang ada bersifat inelastis dalam jangka pendek. Hal ini ditunjukkan oleh nilai elastisitas jangka pendeknya yang kurang dari 1 Tabel 24. Harga riil gabah pembelian pemerintah menjadi indikator penting dalam menentukan harga riil gabah di tingkat petani di Indonesia,