38
Sumber: Hirshleifer et al. 2005, dimodifikasi.
Gambar 9 Kurva harga dasar yang efektif. Sebelum kebijakan Harga Dasar Gabah HDG diterapkan, surplus
produsen dan konsumen masing-masing meliputi daerah PBA dan PBC. Sementara itu, setelah pemerintah menerapkan kebijakan Harga Dasar Gabah
HDG yang bias kepada petani produsen, maka surplus produsen meliputi daerah P’KA, sedangkan surplus konsumen meliputi daerah P’JC. Melalui
instrumen kebijakan Harga Dasar Gabah HDG pemerintah meningkatkan kesejahteraan petani dengan cara menyerap semua kelebihan produksi surplus
padi yang dihasilkan petani, dengan konsekuensi pemerintah mengeluarkan dana sebesar Q
d
’JKQ
s
Tabel 6.
Tabel 6 Dampak kebijakan Harga Dasar Gabah HDG terhadap perubahan indikator kesejahteraan.
Indikator Kesejahteraan
Sebelum HDG Setelah HDG
1. Surplus produsen
PBA P’KA
2. Surplus konsumen
PBC P’JC
3. Perub. pengeluaran
pemerintah – Q
d
’JKQ
s
Sumber: Hirshleifer et al. 2005
39
3.1.8.2 Kebijakan Impor
Kebijakan ekonomi sektor pertanian di bidang perdagangan diartikan sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi, arah, serta bentuk perdagangan dan pembayaran internasional. Menurut Tweeten
1992, terdapat tiga macam restriksi dalam perdagangan internasional, yaitu: 1 Tarif, adalah pembebanan pajak terhadap barang-barang yang melewati batas
suatu negara; 2 Kuota, adalah pembatasan jumlah fisik terhadap barang yang masuk dan keluar suatu negara; dan 3 Subsidi, adalah pemberian insentif
terhadap barang-barang yang melewati suatu negara. Tarif dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: 1 Bea ekspor, adalah pajakbea yang dikenakan terhadap barang
yang diangkut menuju ke negara lain; 2 Bea transito, adalah pajakbea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu negara dengan
ketentuan barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah negara lain; dan 3 Bea impor, adalah pajakbea yang dikenakan terhadap barang yang masuk dalam area
suatu negara dengan ketentuan negara tersebut sebagai negara akhir. Sedangkan berdasarkan jenisnya, tarif dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1 Tarif Ad-valorem,
adalah bea yang nilainya dinyatakan dalam persentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut; 2 Tarif spesifik, adalah bea yang nilainya dinyatakan
untuk tiap ukuran fisik dari barang unit; dan 3 Tarif Spesifik Ad-valorem atau campuran, adalah bea yang merupakan kombinasi antara spesifik dan ad-valorem.
Penerapan restriksi perdagangan, baik tarif maupun kuota impor, akan berdampak terhadap tingkat kesejahteraan pelaku ekonomi. Gambar 9 dan 10
akan mengilustrasikan dampak tarif dan kuota impor terhadap perubahan tingkat kesejahteraan, yaitu: surplus produsen, surplus konsumen, dan penerimaan
pemerintah, serta net surplus. Penerapan tarif dan kuota impor menyebabkan: kenaikan harga P
w
ke P’
w
+t; penurunan konsumsi domestik dari q
c
ke q’
c
; peningkatan produksi domestik dari q
p
ke q’
p
; redistribusi pendapatan dari konsumen kepada produsen; cost of protection; dan penurunan impor dari q
p
q
c
menjadi q’
p
q’
c
. Berikut dampak kebijakan tarif impor terhadap perubahan tingkat kesejahteraan masing-masing pelaku ekonomi Gambar 10.