Uji Statistik-F Uji Statistik-t

74 2 Konversi lahan sawah di Jawa meningkat 1 persen dan kebijakan dengan impor. Alternatif ini dilakukan untuk melihat dampak peningkatan konversi lahan sawah sebesar 1 persen terhadap ketersediaan dan akses pangan nasional. Angka 1 persen merupakan laju konversi lahan sawah yang berdasarkan penelitian tahun 1992 – 2002 sudah mencapai 0,77 persen per tahun Irawan, 2005. 3 Konversi lahan sawah di Jawa meningkat 1 persen dan kebijakan tanpa impor. Alternatif ini dilakukan untuk melihat dampak peningkatan konversi lahan sebesar 1 persen sawah terhadap kemandirian pangan nasional. 4 Konversi lahan sawah di Jawa meningkat 18 persen dan kebijakan dengan impor. Alternatif ini dilakukan untuk melihat dampak peningkatan konversi lahan sawah sebesar 18 persen terhadap ketersediaan dan akses pangan nasional. Angka 18 persen merupakan laju konversi lahan sawah di Jawa yang menyebabkan ketersediaan dan akses pangan per kapita telah mengalami penurunan, dalam kondisi bertumpu pada impor. 5 Konversi lahan sawah di Jawa meningkat 18 persen dan kebijakan tanpa impor Alternatif ini dilakukan untuk melihat dampak peningkatan konversi lahan sawah sebesar 18 persen terhadap kemandirian pangan nasional. 6 Konversi lahan sawah di luar Jawa tetap existing dan kebijakan tanpa impor. Alternatif ini dilakukan untuk melihat dampak konversi lahan sawah yang ada saat ini terhadap kemandirian pangan nasional. 7 Konversi lahan sawah di luar Jawa meningkat 1 persen dan kebijakan dengan impor. Alternatif ini dilakukan untuk melihat dampak peningkatan konversi lahan sawah sebesar 1 persen terhadap ketersediaan dan akses pangan nasional. 8 Konversi lahan sawah di luar Jawa meningkat 1 persen dan kebijakan tanpa impor. Alternatif ini dilakukan untuk melihat dampak peningkatan konversi lahan sebesar 1 persen sawah terhadap kemandirian pangan nasional. 75 9 Konversi lahan sawah di luar Jawa meningkat 20 persen dan kebijakan dengan impor. Alternatif ini dilakukan untuk melihat dampak peningkatan konversi lahan sawah sebesar 20 persen terhadap ketersediaan dan akses pangan nasional. Angka 20 persen merupakan laju konversi lahan sawah di Jawa yang menyebabkan ketersediaan dan akses pangan per kapita telah mengalami penurunan, dalam kondisi bertumpu pada impor. 10 Konversi lahan sawah di luar Jawa meningkat 20 persen dan kebijakan tanpa impor. Alternatif ini dilakukan untuk melihat dampak peningkatan konversi lahan sawah sebesar 20 persen terhadap kemandirian pangan nasional. 11 Konversi lahan sawah di Indonesia tetap existing dan kebijakan tanpa impor. Alternatif ini dilakukan untuk melihat dampak konversi lahan sawah yang ada saat ini terhadap kemandirian pangan nasional. 12 Konversi lahan sawah di Indonesia meningkat 1 persen dan kebijakan dengan impor. Alternatif ini dilakukan untuk melihat dampak peningkatan konversi lahan sawah sebesar 1 persen terhadap ketersediaan dan akses pangan nasional. 13 Konversi lahan sawah di Indonesia meningkat 1 persen dan kebijakan tanpa impor. Alternatif ini dilakukan untuk melihat dampak peningkatan konversi lahan sebesar 1 persen sawah terhadap kemandirian pangan nasional. 14 Konversi lahan sawah di Indonesia meningkat 16 persen dan kebijakan dengan impor. Alternatif ini dilakukan untuk melihat dampak peningkatan konversi lahan sawah sebesar 16 persen terhadap ketersediaan dan akses pangan nasional. Angka 16 persen merupakan laju konversi lahan sawah di Jawa yang menyebabkan ketersediaan dan akses pangan per kapita telah mengalami penurunan, dalam kondisi bertumpu pada impor. 15 Konversi lahan sawah di Indonesia meningkat 16 persen dan kebijakan tanpa impor 76 Alternatif ini dilakukan untuk melihat dampak peningkatan konversi lahan sawah sebesar 16 persen terhadap kemandirian pangan nasional. 16 Konversi lahan sawah di Indonesia meningkat 1 persen, dikombinasikan dengan kebijakan peningkatan harga riil gabah di tingkat petani sebesar 15 persen dan kebijakan tanpa impor. Alternatif ini dilakukan sebagai insentif bagi petani untuk terus berusahatani dan mempertahankan lahan sawah yang dimiliki, serta meningkatkan produktivitas padinya. Kombinasi kebijakan ini bertujuan untuk melihat dampak peningkatan konversi lahan sawah sebesar 1 persen terhadap ketersediaan, akses, dan kemandirian pangan nasional. 17 Konversi lahan sawah di Indonesia meningkat 1 persen, dikombinasikan dengan kebijakan peningkatan harga riil gabah di tingkat petani dan harga riil gabah pembelian pemerintah masing-masing sebesar 15 persen dan kebijakan tanpa impor. Alternatif ini bertujuan menganalisis efektifitas implementasi kebijakan harga gabah pembelian pemerintah, terutama ketika dikombinasikan dengan kebijakan peningkatan harga gabah tingkat petani sebesar 15 persen pada kondisi tanpa impor. Angka 15 persen merupakan angka rata-rata peningkatan harga gabah tingkat petani dan harga gabah pembelian pemerintah. 18 Konversi lahan sawah di Indonesia meningkat 1 persen, dikombinasikan dengan kebijakan peningkatan harga riil gabah di tingkat petani sebesar 15 persen dan peningkatan harga riil gabah pembelian pemerintah sebesar 50 persen serta kebijakan tanpa impor. Alternatif ini bertujuan menganalisis efektifitas implementasi kebijakan harga gabah pembelian pemerintah, yang ditingkatkan hingga 50 persen ketika dikombinasikan dengan kebijakan peningkatan harga gabah tingkat petani sebesar 15 persen pada kondisi tanpa impor. 19 Konversi lahan sawah di Indonesia meningkat 1 persen, dikombinasikan dengan kebijakan peningkatan harga riil gabah di tingkat petani sebesar 15 persen, penurunan harga riil pupuk Urea sebesar 10 persen, dan kebijakan tanpa impor.