62
4.1.3.4 Harga Riil Gabah di Tingkat Petani
Sebagai salah satu transmisi harga beras, perilaku harga gabah di tingkat petani juga dijadikan sebagai peubah endogen. Perilaku persamaan harga riil
gabah di tingkat petani di Jawa dan luar Jawa dipengaruhi oleh perubahan harga riil gabah pembelian pemerintah, perubahan marjin pemasaran beras, perubahan
produksi padi, tren waktu, dan lag harga riil gabah di tingkat petani. Sementara itu, perilaku persamaan harga riil gabah di tingkat petani di
Indonesia dipengaruhi oleh harga riil gabah pembelian pemerintah, marjin pemasaran beras, perubahan produksi padi, dan tren waktu. Persamaan matematis
perilaku harga riil gabah di tingkat petani di Jawa, luar Jawa, dan Indonesia dapat diformulasikan sebagai berikut.
Jawa HGTTJR
t
= n + n
1
HPPGR
t
– HPPGR
t-1
+ n
2
MPBJ
t
– MPBJ
t-1
+ n
3
PPDJ
t
– PPDJ
t-1
+ n
4
T
t
+ n
5
HGTTJR
t-1
+ U
14
…............... 4.34
Luar Jawa HGTTLJR
t
= o + o
1
HPPGR
t
– HPPGR
t-1
+ o
2
MPBLJ
t
– MPBLJ
t-1
+ o
3
PPDLJ
t
– PPDLJ
t-1
+ o
4
T
t
+ o
5
HGTTLJR
t-1
+ U
15
…..... 4.35
Indonesia HGTTIR
t
= p + p
1
HPPGR
t
+ p
2
MPBI
t
+ p
3
PPDI
t
– PPDI
t-1
+ p
4
T
t
+ U
16
…………………………………………………………….. 4.36
dimana: MPBJ
t-1
= Marjin pemasaran beras di Jawa Rpkg MPBLJ
t-1
= Marjin pemasaran beras di luar Jawa Rpkg PPDJ
t-1
= Lag produksi padi di Jawa ton PPDLJ
t-1
= Lag produksi padi di luar Jawa ton PPDI
t-1
= Lag produksi padi di Indonesia ton U
14
, U
15
, U
16
= Peubah pengganggu Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah:
n
1
, n
4
0; n
2
, n
3
0; dan 0 n
5
1; o
1
, o
4
0; o
2
, o
3
0; dan 0 o
5
1; p
1
, p
4
0 dan p
2
, p
3
0.
4.1.3.5 Harga Riil Beras Eceran Indonesia
Perilaku harga riil beras eceran Indonesia dalam penelitian ini, dijadikan sebagai peubah endogen. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak
63 konversi lahan sawah dengan indikator produksi padi terhadap akses pangan,
yang diperlihatkan dari semakin meningkatnya harga riil beras. Peningkatan harga riil beras eceran mencerminkan inflasi bahan makanan, yang berakibat terhadap
penurunan akses pangan. Perilaku harga beras eceran di Indonesia dipengaruhi oleh perubahan
harga gabah tingkat petani di Indonesia, perubahan produksi beras Indonesia, jumlah beras impor, perubahan cadangan beras, perubahan konversi lahan sawah
di Indonesia, dan tren waktu. Persamaan matematisnya adalah sebagai berikut: Indonesia
HBEIR
t
= q + q
1
HGTTIR
t
– HGTTIR
t-1
+ q
2
PBRI
t
– PBRI
t-1
+ q
3
JMBI
t-1
+ q
4
PCADBI
t
+ q
5
KLSI
t
– KLSI
t-1
+ q
6
T
t
+ q
7
HBEIR
t-1
+ U
17
..…………………………………………… 4.37 dimana:
HBEIR
t-1
= Lag harga beras eceran Indonesia Rpkg, dideflasi dengan Indeks Harga Pedagang Besar Indonesia tahun dasar 2005=100
U
17
= Peubah pengganggu Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah:
q
1
, q
5
, q
6
0; q
2
, q
3
, q
4
0, dan 0 q
7
1.
4.1.3.6 Inflasi Bahan Makanan
Inflasi bahan makanan menggambarkan tingkat perubahan harga beras dari waktu ke waktu. Data pengeluaran konsumsi per kapita menyebutkan bahwa
sekitar 51 persen pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah untuk konsumsi pangan. Hal ini mengindikasikan bahwa meningkatnya inflasi harga beras akan
berdampak terhadap penurunan aksesdaya beli konsumen terhadap beras. Inflasi bahan makanan dipengaruhi oleh harga riil beras eceran di Indonesia, perubahan
nilai tukar rupiah terhadap US dollar, excess demand beras, laju inflasi umum dan tren waktu.
Indonesia IBM
t
= r + r
1
HBEIR
t
+ r
2
ERIR
t
- ERIR
t-1
+ r
3
QDBI
t
– QSBI
t
+ r
4
LIU
t
+ r
5
T
t
+ U
18
……………………………………………… 4.38