Harga Riil Gabah di Tingkat Petani
4.2.2 Metode Pendugaan Model
Metode pendugaan model yang dapat dilakukan untuk sistem persamaan simultan yang dinyatakan over-identified adalah dengan metode 2-SLS Two Stage Least Squares, 3-SLS Three Stage Least Squares, LIML Limited Information Maximum Likelihood, atau FIML Full Information Maximum Likelihood. Metode pendugaan model yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 2-SLS dengan pertimbangan: penerapan 2-SLS menghasilkan taksiran yang konsisten, lebih sederhana dan lebih mudah; sedangkan metode 3- SLS, LIML maupun FIML membutuhkan informasi yang lebih banyak dan lebih sensitif terhadap kesalahan pengukuran maupun kesalahan spesifikasi model Gujarati, 1999. Persamaan simultan sangat memungkinkan terjadinya korelasi antara peubah endogen dengan error term. Kondisi ini menyebabkan penggunaan regresi biasa OLS sangat berpotensi menghasilkan taksiran yang bias dan tidak konsisten. Oleh karena itu, metode 2-SLS lebih tepat digunakan untuk analisis simultan, dimana dalam analisis ini semua peubah diperhitungkan sebagai suatu sistem secara menyeluruh. Metode 2-SLS terdiri dari dua tahap, yaitu: a tahap pertama, melakukan analisis regresi bentuk yang direduksi reduced form peubah dependen atas semua peubah eksogen untuk setiap persamaan dengan tujuan menghilangkan korelasi antara peubah dependen dengan error term. Tahap ini menghasilkan nilai taksiran masing-masing persamaan yang kemudian berfungsi sebagai peubah instrumental, yaitu suatu peubah yang menjelaskan peubah endogen sehingga menyerupai peubah dependen yang asli namun tidak berkorelasi dengan error term; dan b tahap kedua, menggantikan peubah endogen dalam persamaan asli dengan nilai taksirannya, kemudian menerapkan OLS untuk persamaan yang kemudian ditransformasikan Pyndick Rubinfeld, 1998.Parts
» Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
» Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah
» Dampak Konversi Lahan Sawah terhadap Ketersediaan dan Akses Pangan
» Dampak Kebijakan Ekonomi di Sektor Pertanian terhadap Ketersediaan dan Akses Pangan
» Dampak Kebijakan Ekonomi di Sektor Pertanian terhadap Tingkat Kesejahteraan
» Teori Rente Lahan Kerangka Teoritis
» Teori Produksi Kerangka Teoritis
» Teori Permintaan Kerangka Teoritis
» Konsep Elastisitas Kerangka Teoritis
» Konsep Surplus Produsen dan Surplus Konsumen
» Dampak Konversi Lahan Sawah terhadap Perubahan Tingkat Kesejahteraan
» Konversi Lahan Sawah Blok Konversi Lahan Sawah .1 Luas Baku Sawah
» Produktivitas Padi Blok Ketersediaan Pangan .1 Luas Areal Panen Padi
» Produksi Padi Blok Ketersediaan Pangan .1 Luas Areal Panen Padi
» Impor Beras Indonesia Blok Ketersediaan Pangan .1 Luas Areal Panen Padi
» Penawaran Beras Indonesia Blok Ketersediaan Pangan .1 Luas Areal Panen Padi
» Jumlah Beras Susut Indonesia Ketersediaan Beras Indonesia
» Marjin Pemasaran Beras Blok Akses Pangan .1 Permintaan Beras Indonesia
» Harga Riil Gabah Pembelian Pemerintah
» Harga Riil Gabah di Tingkat Petani
» Harga Riil Beras Eceran Indonesia
» Inflasi Bahan Makanan Blok Akses Pangan .1 Permintaan Beras Indonesia
» Akses Pangan per Kapita Penerimaan Pemerintah dan Devisa Negara
» Metode Pendugaan Model Prosedur Analisis .1
» Uji Statistik-F Uji Statistik-t
» Respon Bedakala Produksi Komoditas Pertanian
» Perubahan Tingkat Kesejahteraan Multikolinieritas
» Serial Korelasi Autocorrelation Keragaan Umum Hasil Pendugaan Model
» Konversi Lahan Sawah Keragaan Hasil Pendugaan Ketersediaan dan Akses Pangan di Indonesia
» Produktivitas Padi Keragaan Hasil Pendugaan Ketersediaan dan Akses Pangan di Indonesia
» Impor Beras Indonesia Keragaan Hasil Pendugaan Ketersediaan dan Akses Pangan di Indonesia
» Ketersediaan Beras per Kapita
» Permintaan Beras di Indonesia
» Harga Riil Beras Eceran di Indonesia
» Inflasi Bahan Makanan Keragaan Hasil Pendugaan Ketersediaan dan Akses Pangan di Indonesia
» Konversi Lahan Sawah di Jawa
» Konversi Lahan Sawah di Luar Jawa
» Konversi Lahan Sawah di Indonesia
» Kebijakan Harga Kebijakan Impor
» Harga Riil Gabah di Tingkat Petani Harga Riil Beras Eceran Indonesia
Show more