HAL APA SAJA YANG DIPERLUKAN?

39 www.kinerja.or.id BUKU PEGANGAN Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik mencari dimana, “ketidakberanian” datang ke kantor pemerintahbadan publik, dan banyak hal lain yang menyebabkan mereka tidak dapat mengakses informasi. Memberi pemahaman kepada mereka tentang informasi yang dibutuhkan serta memberi petunjuk kemana informasi harus dicari merupakan bentuk fasilitasi yang dapat dilakukan. Bagaimana wargamasyarakat mengetahui bagaimana mengakses informasi? Di dalam advokasi yang tengah dilakukan sering ada kebutuhan data dan informasi dari kelompok-kelompok yang tengah difasilitasi oleh Kinerja. Namun kebutuhan itu terkadang mudah terpenuhi karena di dalam forum multipihak terdapat perwakilan SKPD yang mudah memberikan informasi dimaksud. Namun jika tidak ada – atau perwakilan SKPD tidak terlibat –maka diperlukan upaya tertentu untuk mendapatkan informasi dari SKPD atau unit pelayanan dimaksud. Pengalaman sebelum UU Keterbukaan Informasi Publik diberlakukan, hal ini tidak terlalu mudah diakses. Namun setelah diberlakukan UU bahkan setelah ditetapkannya PPID di masing- masing Pemerintah Daerah seharusnya informasi tidak lagi sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu, fasilitator perlu menjelaskan kepada wargamasyarakat yang tergabung di dalam forum multipihak bagaimana informasi publik diakses. 4. LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN? Untuk memastikan kedua hal tersebut di atas terfasilitasi, maka fasilitator dapat melakukan intervensi sebagai berikut: a. Fasilitator perlu menjelaskan sebelumnya kepada mitra pelaksana sektor tentang maksud dan tujuan keterlibatan fasilitator di dalam pertemuan-pertemuan multipihak. Adapun tujuan keterlibatan di dalam pertemuan untuk membantu wargaforum tersebut dapat mengakses informasi sesuai dengan kebutuhan di dalam rangka melakukan advokasi. b. Fasilitator menyiapkan materi yang hendak disampaikan di dalam forum tersebut. Materi dapat berupa materi dengan template presentasi di dalam laptop, ataupun materi sederhana yang disusun di dalam kertas plano dengan menuliskan melalui spidol. Materi terdiri paling tidak adalah: i. Paradigma keterbukaan informasi publik dan hak publik untuk tahu ii. Badan publik dan siapa serta apa peran PPID iii. Kategori informasi yang disediakan badan publik, termasuk informasi yang dikecualikan dan penyediaannya melalui mekanisme apa saja. 40 www.kinerja.or.id BUKU PEGANGAN Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik iv. Alur mendapatkan informasi dari Badan Publik v. Bagaimana jika permintaan ditolak dan menyatakan keberatan c. Fasilitator perlu melibatkan diri di dalam pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh Mitra pelaksana sektor Pendidikan, Kesehatan ataupun perijinan. Fasilitator perlu memastikan kepada mitra pelaksana sektor bahwa salah satu agenda di dalam pertemuan adalah kesempatan fasilitator menjelaskan mengenai isu keterbukaan informasi publik dan bagaimana mengakses informasi kepada badan publik. d. Di dalam penjelasannya, fasilitator selain menyampaikan materi yang sudah disiapkan, mendorong forum yang diwakili oleh pihak-pihak tertentu untuk meminta informasi ke badan publik terkait sesuai dengan kebutuhan forum didalam pembahasannya. Fasilitator perlu memberi contoh kebutuhan melalui simulasi atau menanyakan kepada forum apakah didalam proses advokasi membutuhkan informasi yang berasal dari badan publik tertentu. Pandu forum dengan pertanyaan-pertanyaan yang memberi pemahaman mengenai kebutuhan informasi tersebut. e. Pada tahap selanjutnya, fasilitator juga perlu memberikan gambaran bagaimana alur yang akan dilalui oleh pemohon informasi, apa kewajiban yang harus dipenuhi dan apa hak yang akan didapatnya. Fasilitator juga perlu mengajarkan apa saja yang perlu disiapkan atau dilakukan oleh pemohon untuk melengkapi persyaratan permohonan sesuai dengan standar, misalnya bagaimana mengisi formulir permohonan, memastikan untuk mendapatkan tanda terima permohonan, dan bagaimana memonitor permohonan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. f. Tahap akhir di dalam sesi tersebut sebaiknya ada rencana konkrit untuk melakukan permintaan informasi oleh forum yang diwakili oleh kelompok tertentu didalam pertemuan tersebut kepada badan publik terkait dirumuskan. Rencana konkrit tersebut disusun secara sederhana saja, yakni siapa yang akan melakukannya, kemana permintaan informasi akan ditujukan badan publik, apa jenis informasi yang akan ditanyakan, dan kapan kegiatan tersebut akan dilakukankan. Fasilitator perlu menjelaskan dan menyiapkan hal-hal teknis terkait dimana kantor badan publikSKPD tersebut berada, kepada siapa mereka akan bertemu, apa yang harus dilakukan saat bertemu dengan petugas dan lain sebagainya. g. Fasilitator pada sesi berikutnya, juga dapat menjelaskan kepada forum Multistakeholder bagaimana seandainya permintaan informasi ditolak oleh PPID dan langkah-langkah apa yang harus dijalankan oleh pemohon informasi penjelasan alur dan langkah pelaksanaan sengeketa informasi dapat merujuk kepada PERKI No 2 Tahun 2010.