TAHAPAN DI DALAM FASILITASI PENYUSUNAN
27
www.kinerja.or.id
BUKU PEGANGAN
Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
b. Penetapan sekretariat. Di dalam tim penetapan sebaiknya ditetapkan juga sekretariat. Sekretariat akan berfungsi mengundang pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh tim, mendokumentasikan hasil-hasil
pembahasan, materi-materi yang dibutuhkan dan lain sebagainya. Biasanya tim penetapan dipimpin oleh calon PPID Utama yakni Kabag Humas atau Kepala Dishubkomintel atau dengan nama lain, dengan
demikian sekretariat dapat berada di Bagian Humas atau Kantor Dishubkomintel. Namun ada kalanya tim penetapan diketuai oleh Sekda atau Asisten Daerah Asda yang terkait, sehingga sekretariat yang
ditunjuk akan mengikuti dimana pimpinan tim penetapan berada. Di samping itu, fasilitator juga perlu mempertimbangkan keberadaan sekretariat terkait dengan Tim Teknis yang dibentuk untuk program
Kinerja, sehingga kegiatan pengadministrasian juga dapat terpusat di satu tempat. c. Melaksanakan serangkaian pertemuan. Kegiatan selanjutnya adalah melangsungkan berbagai pertemuan
secara kontinyu. Berbagai pertemuan diatur untuk membahas substansi sebagai berikut: i.
Membangun pemahaman bersama. Pertemuan tim penetapan membahas substansi yang dijelaskan dalam point 2 di atas. Jika peserta pertemuan yang menjadi tim penetapan belum memahami
secara keseluruhan ada baiknya, fasilitator menyampaikan substansi inti dari UU No 14 Tahun 2008, PP No 61 Tahun 2010, Permendagri No 35 tahun 2010 dan Perki No 1 Tahun 2010. Materi yang
disampaikan antara lain: i Mengapa UU KIP diperlukan; ii Paradigma yang dibangun di dalam UU KIP; iii Prasyarat menjalankan KIP; iv Struktur Organisasi PPID, Peran dan Wewenangnya; iv
Kategori Informasi Publik, termasuk di dalamnya Uji Konsekuensi; v Standar Layanan Informasi; vi Penyelesaian sengketa informasi dan peran Komisi Informasi. Jika pertemuan juga termasuk
menyampaikan materi di atas, maka jumlah pertemuan menjadi lebih banyak dari seharusnya. Fasilitator perlu mempertimbangkan materi yang disampaikan termasuk menyampaikan bahan-
bahan pendukung lainnya. Targetnya adalah membangun pemahaman tim mengapa SOP pelayanan informasi perlu ada di Pemerintah Daerah.
ii. Merumuskan kerangka isi SOP. Fasilitator mendorong peserta diskusi untuk tidak mengutamakan pembahasan pada bagian yang menjadi konsideran rancangan regulasi ini, namun difokuskan pada
substansi yang ada pada SOP itu sendiri. Substansi SOP itu sendiri sebenarnya sudah diatur di dalam UU KIP, PP No 10 Tahun 2010, PERKI No 1 Tahun 2010 dan Perki No 2 Tahun 2010. Panduan
substansinya sudah disampaikan pada bagian di atas. Dengan demikian, fasilitator perlu menjelaskan kerangka substansi di atas pada peserta dan rumusan isi berdasarkan substansi yang ada dalam
regulasi. Sebelum pertemuan dilakukan, fasilitator perlu mengidentiikasi bagian mana saja di dalam regulasi yang masuk ke dalam kerangka substansi di maksud. Hal ini akan memudahkan ketika diskusi
berlangsung.
28
www.kinerja.or.id
BUKU PEGANGAN
Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
iii. Penyusunan Rancangan Regulasi mengenai SOP. Untuk memudahkan hasil diskusi dapat diserahkan kepada Bagian Hukum untuk menyusun dan melengkapirancangan peraturan dengan memasukkan
substansi yang telah dibahas. Sebelumnya, Bagian Hukum perlu menyusun berbagai konsideran terlebih dahulu. Bersama tim yang ditentukan rancangan ini kemudian diajukan oleh Bagian Hukum
Humas kepada Sekda. Sekda kemudian menyampaikan kepada BupatiWalikota untuk disetujui. Proses penyampaikan dari tim penetapan kepada Bag HukumHumasDiskominfo kepada Sekda
perlu mempertimbangkan untuk memberi penjelasan awal kepada Sekda mengenai apa itu PPID dan seterusnya. Fasilitator perlu memastikan bahwa Bag Hukum atau salah satu tim yang menghadap
Sekda dapat menjelaskan substansi tersebut. Minimal hal yang perlu secara garis besar disampaikan adalah:
• Mengapa perlu ada penetapan standar pelayanan informasi publik • Struktur organisasi pelayanan informasi publik
• Penjelasan mengenai pembagian tugas, tanggungjawab dan wewenang • Penjelasan mengenai standar layanan informasi serta tata cara pengelolaannya, termasuk
pengelolaan sengketa informasi Jika diperlukan, fasilitator dapat mendampingi tim untuk memberi penjelasan kepada Sekda. Demikian
juga penyampaian dari Sekda kepada BupatiWalikota. Setelah itu, tim penetapan menunggu tanda tangan pimpinan daerah sebagai tanda disahkannya peraturan tersebut.
iv. Audiensi kepada DPRD. Untuk memperkuat penetapan regulasi ini fasilitator dapat mengusulkan kepada PPID Utama atau pimpinan tim menyampaikan rancangan ini kepada DPRD. Untuk itu,
fasilitator dengan pihak terkait perlu melakukan pendekatan awal kepada DPRD melalui komisi yang relevan. Di dalam pendekatan tersebut beberapa hal yang perlu disampaikan dan disepakati adalah:
• Maksud dan tujuan untuk menyampaikan rancangan ini kepada Komisi yang relevan sifatnya sebagai sosialisasi
• Meminta waktu untuk audiensi kepada Komisi yang relevan dan mengusulkan agenda pertemuan tersebut.
Saat disepakati dan dilakukan pertemuan dengan Komisi yang relevan, maka pimpinan rombongan diharapkan dapat memimpin sekaligus menjelaskan maksud dan tujuan. Tim Pemerintah Daerah
sudah menyiapkan materi yang hendak disampaikan dan juga staf yang akan menyampaikannya. Materi yang akan disampaikan hendaknya sudah dibagikan terlebih dahulu rancangan keputusan
kepala daerah soal SOP pelayanan Informasi dan saat staf menyampaikan ada baiknya
29
www.kinerja.or.id
BUKU PEGANGAN
Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
menggunakan materi yang sudah siap presentasi versi power point, misalnya. Untuk itu sudah harus dipastikan perangkat pendukungnya seperti ile, laptop dan LCD projector.
v. Penjelasan kepada seluruh calon PPID. Adalah penting untuk menyampaikan kepada seluruh calon PPID standar pelayanan informasi seperti apa yang telah dirumuskan. Meskipun hal ini bukan tugas
fasilitator untuk mendampingi tim penetapan, namun ada baiknya tim penetapan diberi masukan bagaimana menyelenggarakan pertemuan yang melibatkan seluruh calon PPID. Pertemuan yang
direncanakan bertujuan untuk membangun pemahaman dasar substansi SOP sehingga peserta pertemuan memahami apa peran dan fungsi mereka serta konsekuensi logis yang dihadapi di dalam
setiap tahapan pelaksanaan penyampaian informasi kepada publik. Termasuk di dalamnya adalah jika terjadi sengketa informasi dimana staf PPID harus pula berhubungan dengan pihak di luar Pemerintah
Daerah seperti Komisi Informasi dan juga PTUN Pengadilan Tata Usaha Negara. Sebelum pertemuan dilaksanakan ada baiknya disusun TOR bersama. TOR berintikan apa tujuan pertemuan,
apa target pertemuan, berapa orang yang dilibatkan, siapa yang akan memandumemimpin, siapa yang akan menjadi pemateri, materi disusun oleh siapa dan kapan sudah harus siap dan dapat
didistribusikan serta dokumen pendukung apa yang perlu dipersiapkan. Perlu diperhatikan bahwa undangan yang disampaikan harus secara tegas menyebutkan posisi
yang diundang, agenda spesiik pertemuan, sampai capaian yang ingin dihasilkan dalam pertemuan. Undangan dibuat oleh Sekretariat dengan menyampaikan pula materi yang hendak dijelaskan di
dalam pertemuan, yakni rancangan peraturan kepala daerah mengenai SOP ini, penjelasan mengenai substansi pokok di dalam rancangan ini antara lain organisasi yang terkait dengan implementasi SOP,
apa saja lingkup kerja implementasi SOP ini, Tahapan seperti apa yang harus dilalui dan peran seperti apa yang dikehendaki di setiap tahapan, serta pengelolaan sengketa informasi. Fasilitator dapat
membantu memilihkan materi inti yang akan didistribusikan di dalam undangan juga. Alur pertemuan harus mendukung tujuan, sehingga perlu ada pihak yang ditetapkan untuk
menyampaikan materi tersebut. Untuk memudahkan peserta materi yang hendak disampaikan disusun di dalam materi presentasi. Untuk memastikan pemahaman peserta meningkat setelah penjelasan
mengenai, maka di dalam diskusi tanya jawab ada baiknya juga dilakukan inisiatif untuk menanyakan kepada peserta satu atau dua isu yang dijelaskan dalam presentasi.
30
www.kinerja.or.id
BUKU PEGANGAN
Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
1. MENGAPA DIP DIPERLUKAN?
a. Untuk memudahkan publik mengidentiikasi informasi yang dicari di satu badan publik. b. Kewajiban setiap Badan Publik yang diamanatkan di dalam Undang-Undang dan Peraturan yang
membawahinya.
2. APA SAJA ISI DI DALAM DIP?
a. Daftar Informasi Publik adalah daftar informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, danatau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara
danatau penyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik serta informasi lain yang berkaitan dengan
kepentingan publik. b. Setiap informasi publik di dalam daftar informasi publik setidaknya mengandung hal-hal sebagai berikut:
i. nomor ii. ringkasan isi informasi
iii. pejabat atau unitsatuan kerja yang menguasai informasi iv. penanggungjawab pembuatan atau penerbitan informasi
v. waktu dan tempat pembuatan informasi vi. bentuk informasi yang tersedia.
vii. jangka waktu penyimpanan atau retensi arsip; c. Informasi publik yang dimasukkan di dalam daftar informasi publik adalah semua informasi yang termasuk
di dalam kategori yang telah disebutkan di atas yang meliputi BAB III yang terdiri dari Bagian Kesatu, Kedua dan Ketiga mulai dari Pasal 11, 12 sampai Pasal 13.
d. Di dalam bagian daftar informasi publik juga disebutkan kategori informasi yang dikecualikan. Daftar Informasi yang dikecualikan ini adalah informasi-informasi yang telah dilakukan uji konsekuensi dan