LAYANAN INFORMASI SEBAGAI Wajib diumumkan tanpa penundaan 2. Menyangkut ancaman terhadap hajat hidup orang banyak

145 www.kinerja.or.id BUKU PEGANGAN Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik dilakukan dengan membuat surat pernyataan kebenaran informasi yang ditandatangani oleh pejabat kepala unit kerja. d. Pemberian kode informasi. Tiap unit kerja membuat sistem pengkodean informasi code of information system untuk memudahkan pencarian informasi yang dibutuhkan. PPID utama dapat membuat sistem pengkodean yang seragam bagi tiap-tiap unit kerja untuk memudahkan pengelolaan data di Pusat Data Kabupaten Kota. e. Penataan dan penyimpanan informasi. Penataan dan penyimpanan hendaknya dilakukan secara sistematis terhadap dokumen soft copy maupun hard copy. Apabila memungkinkan, setiap unit kerja memiliki satu komputer yang difungsikan sebagai pusat penyimpanan informasi. f. Pemutakhiran up-date informasi. Petugas PPID Utama dan Pembantu melalui petugas yang ditetapkan diharapkan selalu melakukan pemutakhiran informasi secara regular. Agar tahapan kegiatan pengelolaan informasi di atas dapat dilaksanakan dengan baik, maka dibutuhkan beberapa komponen pendukung, antara lain: 1. Sistem pengelolaan informasi dan dokumen terintegrasi antar unit. 2. Sarana pra-sarana, antara lain: • Daftar informasi publik yang dikelola • Panduan pengklasiikasian informasi • Seperangkat komputer yang dilengkapi dengan sistem-sistem jaringan yang terhubung dengan LAN. Apabila memungkinkan, setiap unit pengelola informasi direkomendasikan untuk memiliki perangkat komputer. Apabila tidak, maka komputer dapat ditempatkan di unit pengelola informasi terpusat di institusi yang bersangkutan • Lemariruang penyimpanan dokumen yang tidak berbentuk soft copy. Dokumen- dokumen tersebut hendaknya diberi kode penomoran dan disusun sedemikian rupa agar mudah ditemukan oleh petugas informasi 3. Sumber Daya Manusia SDM SDM yang memiliki kemampuan pengelolaan informasi merupakan komponen kunci dalam pelayanan informasi. Untuk itu, ada beberapa kompetensi dasar yang sebaiknya dimiliki oleh SDM pengelola informasi PPID, antara lain: • Pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang nilai-nilai dasar UU KIP dan peraturan perundang-undangan yang terkait • Kompetensi manajerial, utamanya untuk mengkoordinasikan pengelolaan dan pelayanan informasi • Kompetensi fungsional, utamanya untuk pengelolaan dan informasi secara teknis seperti mengklasiikasikan informasi, mengelola database, pemahaman IT, dll. Layanan informasi terkait erat juga dengan kategorisasi informasi. Dari sudut pandang layanan informasi, pada dasarnya kategori informasi dapat dibagi menjadi 2 dua yaitu: 1 Informasi Proaktif; dan 2 Informasi Pasif. Informasi proaktif adalah informasi yang secara proaktif – tanpa harus diminta Informasi 146 www.kinerja.or.id BUKU PEGANGAN Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik – yaitu: a informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; dan 2 Informasi yang wajib diumumkan secara sera merta. Informasi pasif adalah informasi yang untuk mendapatkannya mensyaratkan adanya permohonan informasi, yaitu: 1 Informasi yang wajib disediakan setiap saat; dan 2 Informasi lainnya berdasarkan permohonan. Untuk informasi lainnya berdasarkan permohonan adalah informasi yang tidak tercantum dalam kategori informasi namun tetap dapat diminta karena berdasarkan UU KIP layaan informasi tidak dibatasi hanya pada kategori yang secara tegas diatur dalam kategori yang ada. Berdasarkan kategorisasi di atas, maka layanan informasi bagi informasi yang dalam kategori proaktif harus diberikan melalui pengumuman yang memungkinkan masyarakat dapat dengan mudah mengakses dan mendapatkan informasi tanpa harus meminta terlebih dahulu. Sedangkan untuk informasi yang dalam kategori pasif diberikan setelah ada permohonan melalui saluran media tertentu internet, kotak surat, pos dsbnya atau meja informasi yang digunakan sebagai saluran permohonan informasi oleh badan publik. Layanan informasi melalui pengumuman tidak banyak diatur secara teknis dalam UU KIP. UU KIP mengatur bahwa penyebarluasan informasi harus dilakukan dengan cara yang mudah dijangkau dan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat Ps. 9 Ayat 4 dan Ps. 10 Ayat 2. Bagaimana cara- cara yang mudah dijangkau masyarakat tersebut diserahkan kepada PPID Ps. 9 Ayat 5. Ketentuan lebih lanjut tentang ha ini diatur oleh Komisi Informasi. Berdasarkan PERKI 12010 tentang Standar Layanan Informasi Publik, badan publik Negara wajib mengumumkan informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala setidak- tidaknya melalui media website atau situs resmi dan papan pengumuman. Namun demikian penggunaan media tidak terbatas hanya kepada jenis media tersebut, PPID harus juga memastikan agar informasi tersebut dapat dijangkau secara mudah oleh masyarakat. PPID harus mempertimbangkan kemudahan akses publik kepada jenis media yang ada, artinya PPID harus juga mempertimbangkan jenis media-media lainnya yang mungkin dapat digunakan sesuai dengan karakteristik masyarakat dalam penggunaan media, misalnya radio lokal, radio komunitas, TV lokal, dan sebagainya. Dalam

IV.2. LAYANAN INFORMASI MELALUI

PENGUMUMAN INFORMASI 147 www.kinerja.or.id BUKU PEGANGAN Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik PERKI 12010 juga mengatur bahwa badan publik dimungkinkan untuk menggunakan bahasa lokal setempat dalam penyebarluasan informasi untuk memudahkan masyarakat dalam memahami informasi yang disebarluaskan. PERKI 12010 tidak mengatur secara teknis untuk penyebarluasan informasi yang wajib diumumkan serta merta. PERKI hanya mengatur bahwa informasi yang wajib diumukan secara serta merta tidak boleh ditunda dan harus diumumkan dengan menggunakan media yang tepat dan mudah dipahami. Hal ini dapat dimengerti karena informasi yang wajib diumumkan secara serta merta umumnya menyangkut dengan early warning atau kondisi darurat sehingga sangat tergantung dengan perkembangan teknologi informasi maupun kondisi masyarakat setempat, misalnya untuk daerah tertentu penggunaan kentongan atau sirine ataupun pengeras suara di masjid misalnya dianggap lebih efektif dalam menyebarluaskan informasi darurat. Dengan demikian PPID memiliki keleluasaan untuk memilih media yang efektif dalam penyebarluasan informasi yang wajib diumumkan secara serta merta. Layanan informasi berdasarkan permohonan informasi dilakukan oleh petugas meja informasi. Beberapa perangkat yang minimal harus disediakan dalam pelayanan informasi ini antara lain: 1. Meja informasi. Meja informasi sebaiknya ditempatkan di dalam ruangan yang mudah diakses oleh publik, terbuka dan memberi kesan nyaman bagi orang untuk datang meminta informasi. 2. Daftar informasi. Daftar informasi harus mudah dipahami oleh publik, termasuk istilah-istilah di dalamnya. 3. Formulir-formulir layanan: a. Formulir permohonan tanda terima. Lihat Lampiran III PERKI 12010 b. Register permohonan. Lihat Lampiran IV PERKI 12010 c. Surat pemberitahuan. Lihat Lampiran V PERKI 12010 d. Surat penolakan informasi rahasia. Lihat Lampiran VI PERKI 12010 e. Surat perpanjangan layanan jika diperpanjang. Format dapat dibuat sendiri yang menjelaskan tentang berapa lama perpanjangan pelayanan dan alasannya. 4. Maklumat Pelayanan Informasi. Maklumat pelayanan berisi tentang seluruh informasi

IV.3. LAYANAN INFORMASI MELALUI

PERMOHONAN INFORMASI Informasi 148 www.kinerja.or.id BUKU PEGANGAN Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik mengenai pelayanan yang memuat dasar hukum, standar pelayanan, tata cara mengajukan keberatan, dan nama pejabat atau petugas yang bertanggungjawab serta nomor kontak yang dapat dihubungi oleh pemohon. 5. Petugas informasi. Hendaknya pada saat sudah diumumkan waktu layanan informasi, maka selalu tersedia petugas yang berada di meja informasi yang siap melayani publik yang datang meminta informasi. Ketiadaan petugas pada waktu layanan yang sudah ditetapkan akan membuat publik kecewa dan memiliki dampak kurang baik pada citra pelayanan.

A. ALUR PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

Agar layanan informasi dapat dilaksanakan dengan baik, badan publik perlu memahami alur pelayanan informasi sesuai dengan standar layanan yang berlaku berdasarkan peraturan.Berikut inistandard an mekanisme pelayanan informasi tersebut: Maks. 10 hari kerja + Perpanjangan 7 hari kerja PPID Permohonan Mencatat: • Nama • Alamat • Subyek • Format • Cara penyampaian yang diminta Saat menerima permintaan langsungelektronik Saat pengiriman informasi surat • Info ada dibawah penguasaan. • Memberitahu keberadaan info yang diminta jika di BP lain dan tidak dibawah penguasaannya. • Menerimamenolak permintaan. • Jika diterima sebagianseluruhnya dicantumkan info yang diminta. • Penghitaman dokumen yang mengandung info dikecualikan. • Alat penyampaian dan format info. • Biaya dan cara pembayaran. • Pemberitahuan perpanjangan waktu dan alasannya jika tidak dapat dilakukan dalam 20 hari. Pemberitahuan tertulis Pemberitahuan informasi Memberi: • Tanda bukti penerimaan permintaan • Nomor pendaftaran Keterangan : Setelah Petugas PPID menerima permohonan informasi dari pemohon, maka: 1. Petugas PPID wajib mencatat dalam register permohonan informasi, sekurang-kurangnya: a. Nama dan alamat Pemohon b. Subyek atau materi informasi yang diminta Pemohon c. Format dan cara penyampaian informasi yang diminta Pemohon 2. Petugas PPID wajib mencatat permohonan dalam formulir permohonan dan register jika Pemohon tidak mengajukan permohonan secara tertulis. 149 www.kinerja.or.id BUKU PEGANGAN Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik 3. Petugas PPID wajib memberikan tanda bukti termasuk nomor pendaftaran tanda bukti dapat berupa copy dari formulir permohonan informasi a. Jika permohonan langsung atau melalui surat elektronik, maka tanda bukti diberikan pada saat menerima permohonan informasi b. Jika permohonan disampaikan melalui surat, maka tanda bukti dapat diberikan bersamaan dengan pengiriman informasi 4. Paling lambat 10 hari kerja, Petugas PPID menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Pemohon, berisi: a. Informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya atau tidak b. Badan Publik yang menguasai informasi tersebut jika informasi tidak di bawah penguasaannya sedangkan PPID tahu di mana informasi tersebut berada c. Alasan peneriman atau penolakan berdasarkan pasal 17 UU KIP d. Format dan alat penyampai informasi yang akan diberikan e. Biaya serta cara pembayaran untuk memperoleh informasi f. Penjelasan atas penghitaman atau pengaburan informasi apabila ada g. Penjelasan apabila informasi tidak dapat diberikan karena belum dikuasai atau belum didokumentasikan 5. Jika dalam 10 PPID belum dapat memenuhi permohonan informasi, PPID dapat memperpanjang hingga 7 hari kerja, dengan catatan PPID harus menyampaikan perpanjangan waktu kepada pemohon. 6. PPID wajib memberitahukan alasan perpanjangan secara tertulis kepada Pemohon. PPID dapat saja memberitahukan perpanjangan waktu secara lisan terlebih dahulu yang kemudian surat perpanjangan waktu tersebut disampaikan bersamaan dengan pemberian informasi atau surat penolakan jika akhirnya permohonan tersebut ditolak dengan alasan termasuk informasi yang dikecualikan. BIAYA DAN TATA CARA PEMBAYARAN 1. Biaya yang dapat dikenakan untuk mendapatkan informasi hanyalah: a. Biaya penyalinan informasi b. Biaya pengiriman informasi c. Biaya pengurusan izin untuk memberikan informasi publik yang mengandung informasi tentang pihak ketiga. 2. Badan publik harus menetapkan standar biaya perolehan informasi berdasarkan pertimbangan standar biaya yang berlaku umum di wilayah setempat. 3. Badan publik harus mengumumkan besaran biaya dan tata cara pembayaran perolehan informasi. • Pembayaran dapat dilakukan dengan: a. Pembayaran langsung b. Pembayaran melalui rekening resmi Badan Publik