TAHAPAN DI DALAM FASILITASI
21
www.kinerja.or.id
BUKU PEGANGAN
Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
i. Membangun pemahaman bersama. Pertemuan tim penetapan membahas substansi yang dijelaskan
dalam point 2 di atas. Jika peserta pertemuan yang menjadi tim penetapan belum memahami secara keseluruhan ada baiknya, fasilitator menyampaikan substansi inti dari UU No 14 Tahun 2008,
PP No 61 Tahun 2010, Permendagri No 35 tahun 2010 dan Perki No 1 Tahun 2010. Materi yang disampaikan antara lain: i Mengapa UU KIP diperlukan; ii Paradigma yang dibangun di dalam UU
KIP; iii Prasyarat menjalankan KIP; iv Struktur Organisasi PPID, Peran dan Wewenangnya; iv Kategori Informasi Publik, termasuk di dalamnya Uji Konsekuensi; v Standar Layanan Informasi;
vi Penyelesaian sengketa informasi dan peran Komisi Informasi. Jika pertemuan juga termasuk menyampaikan materi di atas, maka jumlah pertemuan menjadi lebih banyak dari seharusnya.
Fasilitator perlu mempertimbangkan materi yang disampaikan termasuk menyampaikan bahan-bahan pendukung lainnya. Targetnya adalah membangun pemahaman tim penetapan mengapa PPID perlu
ada di Pemerintah Daerah serta apa peran, fungsi dan wewenang PPID. Yang juga perlu dibahas adalah memutuskan pembagian peran antara PPID Utama dan PPID PembantuPelaksana.
ii. Identiikasi calon PPID. Pertemuan berikutnya adalah mengidentiikasi dan menyusun daftar siapa
saja yang akan menjadi PPID di wilayah KabupatenKota tersebut. Panduan siapa yang menjadi PPID ada di dalam Permendagri No 35 Tahun 2010. Daftar calon PPID untuk setiap KabupatenKota
meliputi seluruh SKPD, Kantor, Badan, Kecamatan, termasuk Rumah Sakit dan UPTD lainnya yang berada di bawah naungan Pemerintah Daerah. Dalam mengidentiikasi struktur PPID ini sebaiknya
mengidentiikasi pula tim teknis atau petugas yang akan bekerja mendukung kerja-kerja teknis PPID, misalnya Petugas Informasi di setiap SKPD, Petugas Meja Informasi, dan sebagainya sesuai dengan
kebutuhan. iii.
Mengidentiikasi Meja Informasi. Meja Informasi merupakan tempat layanan informasi baik secara proaktif maupun pasif berdasarkan permintaan. Setiap permohonan informasi diharapkan dapat
dilayani dan dikoordinasikan melalui Meja Informasi ini. Terkait dengan hal ini perlu diidentiikasi: 1 Bagaimana model layanan yang akan dikembangkan melalui Meja Informasi apakah terpusat satu
Pemda satu Meja Informasi dibawah PPID Utama ataukah akan dibentuk Meja Informasi Pendukung disetiap PPID Pembantu. Penetapan model Meja Informasi ini perlu mempertimbangkan kemudahan
akses bagi masyarakat dan eisiensi kerja petugas, misalnya beberapa Pemda telah mengatur kantornya dalam satu kawasan sehingga akan lebih mudah jika Meja Informasi dibuat terpusat atau
sebaliknya; 2 Siapa petugas harian yang akan bertanggungjawab mengelola Meja Informasi. iv. Penyusunan Rancangan SK PPID. Bagian Hukum menyusun draft SK dengan memasukkan substansi
yang telah dibahas. Sebelumnya, Bagian Hukum perlu menyusun berbagai konsideran Pertimbangan
22
www.kinerja.or.id
BUKU PEGANGAN
Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
dan sebagainya sebelum keputusan mengenai: i Penetapan PPID; ii peran dan fungsi; iii wewenang; iv tata cara kerja dan sebagainya. Rancangan SK PPID dibahas di dalam pertemuan
tim penetapan PPID. Untuk kemudian diajukan oleh Bagian HukumHumas kepada Sekda. Sekda kemudian menyampaikan kepada BupatiWalikota untuk disetujui. Proses penyampaikan dari tim
penetapan kepada Bag HukumHumasDiskominfo kepada Sekda perlu mempertimbangkan untuk memberi penjelasan awal kepada Sekda mengenai apa itu PPID dan seterusnya. Fasilitator perlu
memastikan bahwa Bag Hukum atau salah satu tim yang menghadap Sekda dapat menjelaskan substansi tersebut. Jika diperlukan, fasilitator dapat mendampingi tim untuk memberi penjelasan
kepada Sekda. Demikian juga penyampaian dari Sekda kepada BupatiWalikota. Setelah itu, tim penetapan menunggu tanda tangan pimpinan daerah sebagai tanda disahkannya keputusan tersebut.
v. Penjelasan kepada seluruh calon PPID. Adalah penting untuk menyampaikan kepada seluruh calon PPID yang telah ditetapkan di dalam rancangan SK PPID. Meskipun hal ini bukan tugas fasilitator
untuk mendampingi tim penetapan, namun ada baiknya tim penetapan diberi masukan bagaimana menyelenggarakan pertemuan yang melibatkan seluruh calon PPID. Pertemuan yang direncanakan
bertujuan untuk membangun pemahaman dasar mengenai KIP serta memberi pemahaman mengani peran, fungsi dan wewenang PPID. Sebelum pertemuan dilaksanakan ada baiknya disusun TOR
bersama. TOR berintikan apa tujuan pertemuan, apa target pertemuan, berapa orang yang dilibatkan, siapa yang akan memandumemimpin, siapa yang akan menjadi pemateri, materi disusun oleh siapa
dan kapan sudah harus siap dan dapat didistribusikan serta dokumen pendukung apa yang perlu dipersiapkan.
Perlu diperhatikan bahwa undangan yang disampaikan harus secara tegas menyebutkan posisi yang diundang, agenda spesiik pertemuan, sampai capaian yang ingin dihasilkan dalam pertemuan.
Undangan dibuat oleh Sekretariat dengan menyampaikan pula materi yang hendak dijelaskan di dalam pertemuan, yakni rancangan keputusan PPID, penjelasan mengenai UU KIP dan peran PPID.
Fasilitator dapat membantu memilihkan materi inti mengenai penjelasan KIP dan peran PPID yang akan didistribusikan di dalam undangan juga.
Alur pertemuan harus mendukung tujuan, sehingga perlu ada pihak yang ditetapkan untuk menyampaikan kedua materi tersebut. Untuk memudahkan peserta materi yang hendak disampaikan
disusun di dalam materi presentasi. Untuk memastikan pemahaman peserta meningkat setelah penjelasan mengenai materi KIPPPID dan diikuti oleh penjelasan rancangan SK PPID, maka di dalam
diskusi tanya jawab ada baiknya juga dilakukan inisiatif untuk menanyakan kepada peserta satu atau dua isu yang dijelaskan dalam presentasi.
23
www.kinerja.or.id
BUKU PEGANGAN
Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik