Publik
176
www.kinerja.or.id
BUKU PEGANGAN
Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
a. Dalam hal pelayanan informasi b. Dalam hal penyelesaian sengketa informasi
2. Menyelesaikan sengketa Informasi Komisi Informasi Pusat menjalankan fungsi 1 a dan b dan 2
Komisi Informasi Provinsi dan KabupatenKota menjalankan fungsi 1 a dan 2. Dalam menjalankan fungsi 1a Komisi Informasi Provinsi dan KabupatenKota tidak boleh membuat Petunjuk Pelaksana
atau Petunjuk Teknis yang bertentangan dengan yang dibuat oleh Komisi Informasi Pusat.
c. TAHAP PENYELESAIAN SENGKETA DI PENGADILAN
Penyelesaian sengketa informasi publik di pengadilan merupakan kelanjutan proses dari penyelesaian sengketa di Komisi Informasi. Apabila salah satu pihak tidak menerima putusan Komisi Informasi, maka ia
dapat mengajukan banding ke pengadilan. Syaratnya, pihak tersebut harus menyatakan secara tertulis bahwa ia tidak menerima putusan Komisi Informasi paling lambat 14 hari kerja setelah diterimanya putusan.
Prosedur penyelesaian sengketa informasi publik di pengadilan ini telah diatur dalam Mahkamah Agung RI telah mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung RI No. 02 Tahun 2011 tentang Tata-cara Penyelesaian
Sengketa Informasi Publik di Pengadilan.
Sesuai dengan Pasal 47 dan Pasal 48 Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik:
a. Pengadilan Negeri berwenang untuk mengadili sengketa yang diajukan oleh Badan Publik selain Badan Publik Negara danatau Pemohon Informasi yang meminta informasi kepada Badan Publik
selain Badan Publik Negara. b. Pengadilan Tata Usaha Negara berwenang mengadili sengketa yang diajukan oleh Badan Publik
Negara danatau Pemohon Informasi yang meminta informasi kepada Badan Publik Negara.
Sengketa Informasi Publik Kewenangan Pengadilan
Pasal 3 PerMA No. 02 Tahun 2011
1 7
7
w w
w .ki
nerj a.o
r.id
BUK U
PEG AN
G AN
Impl ementa
si Und
ang -Und
ang K
eterbuka an
Inf o
rma si
untuk M
end o
ro ng
P eni
ng ka
ta n
Pel aya
na n
Publ ik
Bagan Alur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik Di Pengadilan
SELESAI SELESAI
Para pihak Para pihak
Mahkamah Agung
KASASI Mahkamah
Agung KASASI
PUTUSAN PUTUSAN
Majelis Hakim Putusan
Dalam Sidang Terbuka Kecuali
Informasi Rahasia
Majelis Hakim Putusan
Dalam Sidang Terbuka Kecuali
Informasi Rahasia
Ketua Pengadilan
PENUNJUKAN MAJELIS
Ketua Pengadilan
PENUNJUKAN MAJELIS
Pengadilan di wilayah Hukum
Badan Publik REGISTRASI
Pengadilan di wilayah Hukum
Badan Publik REGISTRASI
KIRIM BERKAS Pengadilan di
wilayah Pemohon Informasi
KIRIM BERKAS Pengadilan di
wilayah Pemohon Informasi
Pihak yang tidak
menerima putusan
KEBERATAN Pihak
yang tidak menerima
putusan KEBERATAN
KI yang memutuskan
sengketa KI yang
memutuskan sengketa
Termohon Termohon
Mi n
ta sa
lin a
n p
u tu
sa n
1 4
h a
ri ke
rj a
Ki ri
m sa
lin a
n p
u tu
sa n
1 4
h a
ri ke
rj a
Ki ri
m sa
lin a
n p
u tu
sa n
1 4
h a
ri ke
rj a
Pe mb
e ri
ta h
u a
n
BELUM LENGKAP
TIDAK TERIMA
Publik
178
www.kinerja.or.id
BUKU PEGANGAN
Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
Keterbukaan informasi publik dan pelayanan publik adalah dua aspek yang memiliki keterkaitan
erat.Pelayanan publik yang baik mensyaratkan adanya keterbukaan informasi yang memadai agar
masyarakat mendapatkan layanan yang optimal. Oleh karena itu, salah satu informasi publik yang
harus dibuka oleh badan publik adalah informasi tentang penyelenggaraan layanan publik. Di sisi lain,
pelayanan informasi mensyaratkan pelaksanaan prinsip-prinsip layanan publik yang baik pula. Oleh
karena itu, memperkuat fungsi layanan informasi juga seharusnya dapat memperkuat fungsi layanan
publik, misalnya di bidang kesehatan, pendidikan, perizinan, dan sebagainya.
A. Peluang Optimalisasi Fungsi PPID
Penyelesaian sengketa informasi dapat dioptimalkan untuk memperkuat pengelolaan pengaduan atau
keluhan terhadap layanan publik melalu optimalisasi fungsi PPID. Beberapa alasan teknis yang
memungkinkan hal ini dilakukan adalah:
V.4. OPTIMALISASI FUNGSI PPID DALAM
PENGELOLAAN PENGADUAN ATAU
KELUHAN ATAS PELAYANAN PUBLIK
1. PPID memiliki saluran atau media yang lebih beragam yang dapat menghubungkan
dengan masyarakat secara luas. Dalam
berbagai regulasi yang ada, PPID seharusnya memiliki akses yang memadai terhadap media
yang memungkinkan untuk menghubungkannya dengan masyarakat. Hal ini merupakan salah
satu potensi penting yang memungkinkan masyarakat dapat dengan mudah mengetahui
kemana pengaduan atau keluhan tersebut disampaikan. Semakin banyak masyarakat
yang mengetahui saluran pengaduan atau keluhan dengan media yang beragam, maka
semakin baik bagi pengelolaan pengaduan layanan publik. Selain itu, optimalisasi fungsi
PPID untuk pengelolaan pengaduan akan meningkatkan pula eisiensi penggunaan media
oleh pemerintah daerah.
2. Rentang koordinasi PPID di dalam SKPD Unit Kerja. Rentang koordinasi yang dimiliki
oleh PPID cukup luas yakni mencakup seluruh unit dalam suatu badan publik sehingga
memudahkan dalam mengkoordinasikan pengelolaan pengaduan atau keluhan yang
muncul. PPID memiliki rentang koordinasi yang mencakup seluruh unit atau SKPD
dalam suatu pemerintah daerah dalam rangka mendukung layanan informasi, termasuk
unit atau SKPD yang melaksanakan layanan publik. Hal ini akan memudahkan PPID dalam
meneruskan pengaduan atau keluhan yang diterimanya kepada unit atau SKPD yang
terkait. Dari sisi kapasitas, masyarakat yang melakukan pengaduan akan lebih terbantu
karena pengaduan yang ada dapat diorganisir
179
www.kinerja.or.id
BUKU PEGANGAN
Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
oleh PPID untuk kemudian disampaikan atau diteruskan kepada satuan kerja yang
melaksanakan layanan publik untuk segera mendapatkan penanganan.
3. Fungsi Atasan PPID dalam keterbukaan informasi selaras dengan Atasan
Penyelenggara Pelayanan Publik dan dapat membawahi seluruh unit dalam suatu badan
publik untuk memastikan pelaksanaan tindak lanjut. Melihat fungsi dan tanggungjawab PPID,
Atasan PPID haruslah orang yang memiliki rentang koordinasi atau kendali terhadap
seluruh unit atau SKPD dalam suatu pemerintah daerah, misalnya Sekda. Hal ini tentu memiliki
manfaat yang baik untuk memastikan agar pengelolaan pengaduan atau keluhan dapat
ditangani dengan baik oleh unit atau SKPD yang menyelenggarakan layanan publik karena
sekaligus sebagai bawahan dari Atasan PPID tersebut.
B. Pengelolaan Pengaduan atau Keluhan Atas Pelayanan Publik
dengan Mengoptimalkan Fungsi PPID
Pada dasarnya fungsi PPID adalah untuk pengelolaan informasi, termasuk di dalamnya adalah
pelayanan informasi dan pengelolaan keberatan atas pelayanan informasi yang diteruskan kepada
unit atau SKPD yang bersangkutan dan Atasan PPID untuk mendapat respon atau tindak lanjut.
Namun seiring dengan optimalisasi peran kontrol terhadap kualitas pelayanan publik, Pemerintah
Daerah maupun SKPD dapat saja menjalankan fungsi kontrol melalui pengelolaan keluhan
masyarakat atas layanan publik baik di Pemerintah Daerah atau SKPD yang dimaksud. Apabila
pemerintah daerah bermaksud mengoptimalkan fungsi PPID sekaligus menjadi Unit Penanganan
Pengaduan Masyarakat, berikut ini pembagian tugas dan tanggungjawab yang dapat dilakukan:
1. PPID dan Petugas Meja Informasi bertangggungjawab atas pengelolaan
pengaduan yang masuk mulai dari registrasi, klariikasi dan investigasi, meneruskan
pengaduan kepada unit atau SKPD dan Atasan PPID, hingga mendiseminasikan hasilnya
kepada pengadu; 2. Unit atau SKPD Pelaksana Layanan Publik
melakukan analisa dan rencana penanganan yang hasilnya dilaporkan kepada PPID dan
Atasan PPID; 3. Atasan PPID melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan tindaklanjut serta menjalankan fungsi pemberian penghargaan dan sanksi jika
diperlukan reward and punishment.
C. Alur Proses Pencatatan dan Tindak Lanjut Penanganan
Keluhan
1. Alur InformasiLaporan
Setiap informasilaporan yang masuk melalui Meja Informasi PPID akan dicatat dan
didokumentasikan sesuai bagan alur berikut:
Publik
180
www.kinerja.or.id
BUKU PEGANGAN
Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
Bagan Alur Informasi Pengaduan Masyarakat
Penjelasan Bagan :
1. Pada prinsipnya informasilaporan dapat masuk pada jenjang manapun melalui media yang telah disediakan dan atau diatur dalam SOP ini.
2. Informasilaporan yang masuk pada level kabupatenkota atau dibawahnya SKPDUPTDUnit Layanan lainnya akan dikonsolidasikan oleh PPID.
a. Informasilaporan yang diperoleh oleh Pihak penerima keluhan meja informasi akan dilanjutkan kepada PPID yang juga difungsikan sebagai Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat.
b. Informasilaporan yang masuk melalui PPID Utama level KabupatenKota akan didisposisikan kepada Kepala SKPD terkait dan untuk selanjutnya diteruskan kepada PPID pelaksanapembantu yang difungsikan sebagai Unit
Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat pada SKPD. c. Informasilaporan yang masuk dalam berita surat kabar akan langsung dikonsolidasikan oleh PPID Pembantu
selaku Unit Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat pada SKPD. 3. Temuan hasil supervisi, monitoring maupun audit akan didapat PPID selaku Unit Pelayanan dan Penanganan
Pengaduan Masyarakat melalui tim monitoring dan evaluasi ME PPID 4. PPID Utama selaku Unit Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat kabupatenkota yang telah menerima
pengaduan selanjutnya akan memfasilitasi proses tindak lanjut dan secara paralel melakukan pelaporan pada jenjang diatasnya sesuai dengan mekanisme pelaporan.
Gerai Informasi Media
Gerai Informasi Media
Informasi: dapat berasal dari siapa saja dan bersumber dari apamana saja Informasi: dapat berasal dari siapa saja dan bersumber dari apamana saja
Meja Informasi KabKota Meja Informasi KabKota
Meja Informasi SKPD Meja Informasi SKPD
Meja Informasi Badan Publik lainnya
Meja Informasi Badan Publik lainnya
Informasi Tindak lanjut
Info progres Pelaporan
Akses publik